Waspada Penyebab Asam Urat Tinggi

Sekarang, cukup banyak anak muda di bawah usia 30-an tahun menderita asam urat.

Bahkan, menurut beberapa penelitian, lebih banyak orang dewasa muda dibandingkan orang tua yang mengalami penyakit asam urat.

Secara umum, asam urat terjadi ketika kristal urat menumpuk di sendi, sehingga menyebabkan peradangan dan rasa nyeri luar biasa.

Namun, apa yang dapat memicu asam urat pada anak-anak muda?

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai penyebab dan cara mengatasi asam urat tinggi di usia muda.

5 Penyebab Asam Urat Tinggi di Usia Muda

Untuk Anda yang berusia 20 hingga 30-an tahun, wajib mewaspadai beberapa faktor berikut jika ingin menghindari penyakit asam urat.

1. Terlalu Banyak Makan Daging Merah

Untuk Anda yang gemar barbekuan, harus waspada dan mengurangi intensitasnya. Pasalnya, daging merah seperti kambing atau sapi yang biasa Anda panggang tersebut bisa meningkatkan risiko asam urat.

Menurut jurnal Nutrients, daging-daging tersebut mengandung purin. Purin adalah hasil dari metabolisme protein yang kemudian meningkatkan konsentrasi asam urat di sendi-sendi tubuh.

Makanya, orang yang terlalu sering makan daging merah bisa menderita asam urat.

Selain itu, efek yang sama juga akan dialami oleh orang yang terlalu sering mengonsumsi makanan laut, semisal udang, cumi, kepiting, dan lain-lain.

2. Kelebihan Berat Badan

Memiliki berat badan yang berlebih juga membuka peluang lebih besar untuk terserang penyakit asam urat, lo!

Soalnya, melansir jurnal Diabetes, Metabolic Syndrome, and Obesity: Targets and Therapy, dengan bobot yang berlebih, tubuh kita akan mudah terkena berbagai gangguan, semisal tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan penyakit jantung. Penyakit-penyakit inilah yang kemudian menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah asam urat.

3. Terlalu Banyak Minum yang Manis-Manis

Buat Anda yang sering minum boba, es kopi susu yang ditambah gula, dan es teh manis, harus berhati-hati, ya!

Solanya, menurut berbagai data penelitian, minuman yang mengandung gula tinggi dapat menjadi faktor penting peningkatan kadar asam urat.

Efek serupa juga terjadi pada makanan yang mengandung gula tinggi. Misalnya es krim yang ditambah berbagai topping atau pisang keju yang diselimuti topping meses dan susu kental manis dalam jumlah banyak.

4. Makanan Berkolesterol Tinggi

Makan gorengan sambil minum kopi di sore hari memang terasa nikmat. Namun, Anda harus membatasinya mulai dari sekarang.

Hal ini dikarenakan gorengan mengandung kolesterol yang cukup tinggi. Apa hubungannya dengan asam urat?

Menurut studi yang dipublikasikan PLoS One, peningkatan kolesterol dalam tubuh dapat meningkatkan konsentrasi asam urat di persendian.

Selain gorengan, makanan berkolesterol tinggi lainnya yang harus dihindari adalah makanan cepat saji, sea food, dan jeroan.

5. Jarang Berolahraga

Apakah Sahabat MIKA kerap lupa olahraga karena jam kerja yang sangat sibuk? Nah, mulai sekarang, coba sempatkanlah waktu untuk berolahraga, setidaknya satu hingga tiga kali seminggu.

Pasalnya, fisik yang tidak dilatih, dapat memperbesar risiko peningkatan kadar asam urat.

Sebaliknya, dengan berolahraga, misalnya latihan aerobik secara rutin, dapat mengurangi konsentrasi asam urat di persendian. Selain itu, menurut penelitian yang dimuat Frontiers in Endocrinology, olahraga juga dapat membantu Anda mengurangi berbagai risiko komplikasi, mulai dari darah tinggi, obesitas, dan resistensi insulin.

 

Cara Mengatasi Asam Urat

Jika sudah terlanjur menderita asam urat, Sahabat MIKA tidak perlu panik, karena ini bukanlah akhir dunia.

Anda masih bisa mengendalikan penyakit ini agar tidak sering kambuh dan mencegah kadar asam urat semakin tinggi.

Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Berkonsultasi dengan dokter
  • Memeriksa kadar asam urat di laboratorium
  • Rutin berolahraga
  • Mengonsumsi obat asam urat bila diperlukan dan sesuai anjuran dokter
  • Menghindari makanan dan minuman yang memicu naiknya kadar asam urat

Periksakan Diri ke Dokter

Asam urat tidak hanya membatasi aktivitas sehari-hari, tetapi juga akan berakibat pada komplikasi. Beberapa komplikasi tersebut di antaranya adalah gangguan pada sendi, penyakit batu ginjal, pengeroposan tulang, dan kristal asam urat yang membengkak.

Sumber:

  • Hisashi Yamanaka. 2011. Gout and hyperuricemia in young people. Current Opinion in Rheumatology, 23(2):156-60
  • Sumiya Aihemaitijiang, et al. 2020. The Association between Purine-Rich Food Intake and Hyperuricemia: A Cross-Sectional Study in Chinese Adult Residents. Nutrients, 12(12): 3835
  • Min Gong, et al. 2020. Converging Relationships of Obesity and Hyperuricemia with Special Reference to Metabolic Disorders and Plausible Therapeutic Implications. Diabetes, Metabolic Syndrome, and Obesity: Targets and Therapy, 13: 943–962
  • Martin Underwood. 2008. Sugary drinks, fruit, and increased risk of gout. BMJ, 336(7639): 285–286
  • Minkook Son, Jeongkuk Seo, dan Sung Yang. (2020). Association between dyslipidemia and serum uric acid levels in Korean adults: Korea National Health and Nutrition Examination Survey 2016-2017. PLoS One, 15(2): e0228684