Perubahan Iklim dan Risiko Diabetes

Sudah tahukah Anda, bahwa perubahan iklim disebut dan terbukti meningkatkan risiko terkena diabetes? Bahkan perubahan iklim tersebut bisa mengancam orang dengan riwayat penyakit jantung atau kardiovaskular.

Dalam bahasa Inggris, fenomena ini dikenal dengan sebutan Climate Change, yaitu kondisi dimana perubahan cuaca di suatu daerah yang bertahan dalam waktu lama. Seperti kenaikan suhu permukaan bumi atau pemanasan global.

Seperti yang dilaporkan oleh US EPA tahun 2016 dalam Climate Change and the Health of People with Existing Medical Conditions mencatat perubahan iklim akan mempengaruhi makanan yang kita konsumsi, udara yang kita hirup, air yang kita minum, serta kondisi cuaca ekstrim (seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan). Semua faktor ini pada akhirnya dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan kita, salah satunya diabetes.

Proses Diabetes akibat perubahan iklim

Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi risiko diabetes? Pertama, akibat kenaikan suhu iklim diketahui dapat mempengaruhi peran dari brown adipose tissue, yaitu sebuah jaringan lemak yang teraktivasi pada kondisi dingin dan berperan dalam pembakaran lemak untuk menjaga keseimbangan gula darah.

Kedua, Studi yang diterbitkan Senin di jurnal BMJ Open Diabetes Research & Care, menganalisis data mengenai jumlah diagnosis diabetes yang dikeluarkan antara 1996 dan 2013 dan menemukan jumlah penderita diabetes naik 3,1 per 10.000 orang karena suhu rata-rata naik 1 derajat Celcius atau lebih. 1,6 derajat Fahrenheit.

Ketiga, Global warming atau pemanasan global akan berdampak pada perubahan masa panen ataupun makanan segar lainnya. Jika masa panen berubah hingga mengganggu kestabilan pangan, maka orang cenderung memilih makanan instan atau makanan olahan yang mudah dan cenderung lebih murah.

Studi yang dilakukan oleh US National Library of Medicine National Institute of Health pada 2020, mengatakan bahwa diabetes dan perubahan iklim memiliki keterkaitan. Peristiwa cuaca ekstrim dan peningkatan suhu dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien diabetes.

Orang yang hidup dengan diabetes lebih rentan terhadap dehidrasi dan mengalami gangguan jantung selama musim panas. Sehingga cuaca panas ekstrim bisa berpengaruh pada kondisi kesehatan penderita diabetes secara menyeluruh.

Perubahan iklim juga diduga mengubah komposisi lemak dalam tubuh. Cuaca yang panas disebut bisa mengurangi lemak brown fat yang berfungsi untuk merangsang sensitivitas insulin.

Meski demikian, belum ada penelitian mendalam yang menjelaskan pengaruh sebab akibat perubahan iklim pada bagian tubuh manusia, serta bagaimana cara pencegahannya.

 

Referensi:

https://www.newsweek.com/diabetes-global-warming-climate-change-type-1-type-2-571602

https://www.suara.com/health/2021/04/07/165500/perubahan-iklim-tingkatkan-risiko-kematian-pasien-diabetes-kok-bisa

https://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/d-5515928/terbukti-perubahan-iklim-memengaruhi-risiko-diabetes

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210406203646-260-626753/perubahan-iklim-disebut-meningkatkan-risiko-diabetes