Penyebab Kejang dan Cara Menanganinya

Kejang adalah suatu kondisi di mana otot tubuh berkontraksi dan relaksasi secara cepat dan berulang. Perubahan aktivitas listrik di otak ini akan menyebabkan perubahan kesadaran, perilaku, maupun gerakan abnormal.

Biasanya aktivitas ini berlangsung dalam beberapa detik sampai menit. Beberapa kejang dimulai pada masa kanak-kanak. Namun, ada juga orang yang mulai mengalami kejang  pada masa dewasa.

Tipe kejang yang paling umum ditemukan dapat berupa kejang tonik-klonik, di mana tubuh menjadi kaku diikuti dengan gerakan kelojotan. Selama periode ini, lidah dapat tergigit sehingga menyebabkan perdarahan di mulut.

Selain itu, dapat pula berupa gerakan-gerakan abnormal pada salah satu sisi tubuh, mata terlihat menatap dengan pandangan kosong, gerakan-gerakan mengunyah, atau kegiatan motorik tanpa tujuan lainnya.

Gejala ini dapat disertai adanya gangguan kesadaran, biasanya memiliki karakteristik yang sama jika berulang. Hal inilah yang membedakan dengan kondisi medis lain seperti misalnya sinkop (pingsan), serangan iskemik sepintas, atau psikogenik (psikis).

 

Penyebab kejang pada usia dewasa

Penyebab kejang saat dewasa berbeda dengan kejang yang muncul pada masa kanak-kanak, yang biasanya disebabkan oleh epilepsi idiopatik, atau terkait dengan penyebab yang tidak diketahui.

Secara medis, kejang merupakan abnormalitas yang bersifat sementara dari aktivitas elektrik di otak yang disebabkan kelainan intrakranial (nilai tekanan di dalam rongga kepala), ekstrakranial (di luar rongga tengkorak), atau metabolik (kelainan dalam proses metabolisme tubuh).

Kejang pada usia dewasa atau yang berusia 18 tahun keatas dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kondisi tertentu atau peristiwa traumatis.

Berikut ini beberapa penyebab kejang pada usia dewasa:

1. Infeksi sistem saraf pusat

Infeksi sistem saraf pusat (SSP) yang parah yang disebabkan oleh bakteri, parasit, atau virus dapat menjadi penyebab kejang berulang pada orang dewasa.

Saat terinfeksi patogen pada jaringan otak dapat memicu respons imun atau peradangan yang mengarah pada perubahan abnormal pada aktivitas listrik otak. Sejumlah kondisi medis infeksi SSP yang dapat menyebabkan kejang meliputi:

  • Infeksi tuberkulosis yang mengenai SSP
  • Neurosistiserkosis: penyakit infeksi pada sistem saraf pusat akibat bentuk larva dari parasit cacing pita Taenia solium (T. solium).
  • Meningitis atau ensefalitis
  • Abses otak
  • Malaria serebral
  • Onchocerciasis yaitu infeksi cacing gelang Onchocerca volvulus.
  • Toxoplasmosis cerebri, yaitu infeksi oportunistik pada SSP yang paling sering dijumpai pada pasien HIV.

2. Tumor otak

Kejang pada usia dewasa seringkali merupakan tanda pertama tumor atau bahkan kanker otak. Jika kejang berulang atau memburuk, maka menandakan tumor telah tumbuh dan menyebabkan pendarahan atau pembengkakan.

Berbagai jenis tumor menyebabkan kejang dengan cara yang berbeda, biasanya karena tekanan atau pendarahan di otak. Sejumlah jenis tumor otak yang dapat memicu kejang antara lain:

  • Neuroglioma
  • Astrositoma
  • Ganglioglioma
  • Oligodendroglioma
  • Glioblastoma
  • Meningioma

3. Cedera kepala 

Kemungkinan penyebab lain dari kejang pertama kali adalah cedera kepala. Kejang pada orang yang mengalami cedera otak traumatis dapat terjadi segera hingga beberapa jam, hari, atau minggu  pascacedera.

Cedera yang lebih parah lebih mungkin menyebabkan kejang. Bergantung pada cederanya yang dapat memicu kejang dengan menyebabkan peradangan atau merusak jaringan otak.

Hal inilah dapat menyebabkan kejang dengan mengganggu cara otak melepaskan neurotransmitter. Faktor lain yang meningkatkan risiko kejang setelah mengalami cedera meliputi:

  • Lebih tua dari 65 tahun
  • Gangguan akibat kecanduan alkohol kronis
  • Cedera yang menembus tengkorak
  • Memar yang mengenai otak
  • Pendarahan di otak

4. Penyakit kardiovaskular 

Kejang dapat terjadi ketika ada ledakan aktivitas listrik yang tidak terkontrol di sel saraf otak yang menyebabkan otot berkontraksi dan rileks berulang kali sampai memicu perubahan fisik.

Pada orang yang memiliki penyakit kardiovaskular yang dapat menyerang jantung dan pembuluh darah. Sejumlah penyakit kardiovaskular yang dapat memicu kejang pada usia dewasa, terutama darah tinggi dan stroke.

Hal ini kemungkinan dipicu oleh sirkulasi darah yang tidak stabil di dalam tubuh.

5. Faktor gaya hidup

Pola hidup yang tidak sehat dapat memicu kejang secara tiba-tiba. Efek gaya hidup yang sehat dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit/ion tubuh, atau kondisi metabolik seperti gangguan ginjal, hati, dan sebagainya, yang pada akhirnya menyebabkan kejang.

Berikut beberapa penyebab perubahan gaya hidup yang menyebabkan kejang:

  • Keracunan alkohol, atau overdosis alkohol karena minum alkohol dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Hal ini menyebabkan perubahan kadar cairan dan elektrolit, yang mengakibatkan kejang.
  • Berhenti konsumsi alkohol secara tiba-tiba. Penggunaan alkohol berat dapat menekan sistem saraf pusat sehingga jika tiba-tiba mengurangi konsumsi alkohol akan mempengaruhi sistem saraf dan dapat menyebabkan kejang.
  • Kebiasaan merokok dalam konsumsi yang banyak, yang bisa bertahan hingga berjam-jam di dalam tubuh, lalu terbawa darah menuju berbagai organ penting termasuk otak.
  • Konsumsi kafein berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas di otak dan mengubah sinyal listrik sehinggamemicu kejang.
  • Penyalahgunaan obat-obatan dapat meningkatkan risiko kejang dengan cara menstimulasi otak agar melepaskan hormon atau senyawa tertentu.

6. Stress dan depresi

Gangguan suasana hati, seperti stress dan depresi dikenal sebagai ‘akar’ dari berbagai penyakit. Bahkan, stres berkepanjangan bisa menyebabkan kejang.  Jenis kejang yang dipicu oleh stress tergolong tidak berkaitan dengan epilepsi (non-epiletik) yang dikenal dengan nama pseudoseizure.

Berbeda dengan kejang yang terkait penyakit epilepsi, penyebab kejang pseudoseizure tidak berhubungan dengan gangguan aktivitas listrik dalam otak melainkan merupakan kondisi psikologis berat.

Gangguan ini umumnya merupakan kondisi sekunder akibat gangguan kesehatan mental tertentu. Artinya, saat seseorang mengalami kejang secara tiba-tiba namun tidak memberikan respon terhadap obat epilepsi, maka bisa jadi karena pseudoseizure karena gangguan kesehatan mental tertentu.

 

Penanganan kejang saat dewasa 

Apabila Anda merasa mengalami kejang untuk pertama kalinya, cobalah untuk tetap tenang. Cara mengatasi kejang-kejang pada orang dewasa adalah fokus untuk tetap aman dan menghindari cedera.

Usahakan untuk menjauh dari furnitur dan benda-benda besar lainnya. Berbaringlah di lantai dan sandarkan kepala di atas jaket atau bantal yang dilipat. Jika Anda sedang mengemudi atau mengoperasikan peralatan, berhentilah dan cari area yang aman.

Selanjutnya, Anda bisa menemui Dokter Spesialis Saraf agar mendapatkan diagnosis yang tepat, yang meliputi:

  • Pemeriksaan riwayat kesehaan untuk menentukan manifestasi klinis tersebut benar suatu kejang atau bukan.
  • Pemeriksaan fisik untuk melihat apakah ada kelainan neurologis atau tidak seperti kelumpuhan tubuh atau gangguan saraf otak.
  • Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium yang ditujukan untuk mengetahui secara pasti kondisi metabolik yang dapat menimbulkan serangan kejang, seperti pemeriksaan EEG (Electro Encephalo Grafi), serta pencitraan berupa CT scan kepala atau MRI.

Adapun pengobatan kejang pada usia dewasa tergantung dari jenis kejang, usia penderita, jenis kelamin, serta penyebabnya. Kejang karena kondisi metabolik yang terpenting adalah penanggulangan kondisi metaboliknya.

Sedangkan kejang yang berhubungan dengan kemungkinan adanya kelainan struktural atau aktivitas abnormal otak akan dilakukan pengobatan dengan pemilihan obat sesuai dengan jenis kejang, usia, dan jenis kelaminnya.

Jenis kejang tergantung pada penyebabnya. Jika Anda mengalami kejang untuk pertama kalinya, dapatkan bantuan medis sesegera mungkin. Seorang profesional kesehatan dapat membantu menentukan penyebab yang mendasari dan memberikan rencana perawatan, jika diperlukan.

 

Sumber rujukan: 

Adult onset seizures: Clinical, etiological, and radiological profile (2018), from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5958567/ 

What Can Cause a Seizure in Adults Without a History of Epilepsy? (2021), from: https://www.healthline.com/health/what-causes-seizures-in-adults-for-the-first-time 

Langkah Diagnostik Pada Kejang Pertama Usia Dewasa, from: https://www.alomedika.com/langkah-diagnostik-pada-kejang-pertama-usia-dewasa 

Langkah Diagnostik Pada Kejang Pertama Usia Dewasa (2018), from: https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/pseudoseizure-gejala-kejang-gangguan-jiwa/