Penyebab dan Cara Mengatasi Bahu Sakit

Bahu merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering digunakan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Mulai dari membawa ransel ke tempat kerja hingga mencuci baju, bahu memiliki peran krusial untuk menuntaskan berbagai macam aktivitas. Lantas, apa jadinya jika bahu sakit? Tentunya kegiatan sehari-hari akan terkendala.

 

Istilah bahu umumnya merujuk pada bagian dari tubuh yang kuat dan fleksibel yang menghubungkan lengan ke batang tubuh. Bahu terdiri dari tiga tulang, yaitu tulang lengan atas, belikat, dan selangka. Struktur tersebut memungkinkan terjadinya berbagai gerakan pada lengan atas, mulai dari menggaruk punggung hingga mengangkat gayung.

 

Kemampuan mobilitas pada bahu akan terganggu apabila muncul masalah seperti cedera atau gangguan pada jaringan lunak atau struktur tulang di area bahu. Jika hal tersebut terjadi, maka bahu akan terasa sakit ketika melakukan gerakan tertentu. Apabila terjadi berkepanjangan, maka dibutuhkan diagnosis dan penanganan medis yang tepat dan cepat untuk mengembalikan mobilitasnya.

 

Mari simak informasi seputar bahu sakit selengkapnya, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya di sini.

 

Penyebab Bahu Sakit

 

Nyeri pada bahu umumnya disebabkan karena adanya gangguan pada sendi, tulang, maupun tendon. Berikut adalah beberapa penyebab bahu sakit yang perlu diketahui:

 

1. Bursitis

 

Bursitis bisa terjadi karena adanya peradangan pada jaringan yang bernama bursae. Jaringan ini berbentuk kantong kecil yang berisi cairan pelumas. Lokasinya ada di setiap persendian bahu dan berfungsi untuk menjadi bantalan dan pelumas antara tulang dan tendon. Dengan begitu, pergesekan antara tulang, tendon, dan otot saat bergerak pun akan berkurang.

 

Perlu diketahui, terlalu banyak menggerakkan bahu atau melakukan gerakan yang sama secara berulang-ulang bisa menyebabkan terjadinya peradangan atau pembengkakan pada bursae yang berada di antara rotator cuff (sekumpulan otot dan tendon yang mengelilingi sendi bahu) dan bagian tulang belikat yang disebut sebagai acromion. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan bahu terasa sakit.

 

2. Tendon Robek

 

Nyeri pada bahu juga bisa terjadi karena tendon robek. Tendon adalah jaringan ikat berserat yang menghubungkan tulang dan otot. Robeknya tendon bisa disebabkan oleh cedera akut atau perubahan degeneratif pada bahu akibat pertambahan usia.

 

Penggunaan bahu yang berlebihan dalam berbagai aktivitas juga bisa membuat tendon robek dan bahkan lepas dari tulang. Selain itu, cedera pada rotator cuff dan tendon bisep juga bisa menyebabkan tendon robek.

 

3. Tendinitis

 

Tendinitis adalah kondisi di mana terjadi peradangan pada tendon. Bagian tendon yang sering mengalami peradangan adalah empat rotator cuff dan satu tendon bisep. Tendinitis sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

 

  • Tendinitis Akut: Jenis tendinitis yang terjadi dalam waktu singkat akibat gerakan mengangkat bahu di atas kepala secara berlebihan, seperti melempar bola secara berlebihan.
  • Tendinitis Kronis: Jenis tendinitis yang terjadi dalam waktu lama dan disebabkan oleh penyakit degeneratif seperti radang sendi atau faktor usia.

 

4. Impingement

 

Bahu juga dapat terasa sakit apabila terjadi impingement atau tekanan dari bagian atas tulang belikat (acromion) pada jaringan lunak di bawahnya. Penderita akan merasa sakit ketika lengan diangkat ke atas menjauh dari tubuh. Ketika lengan diangkat, acromion akan bergesekan atau menekan (impinge) tendon rotator cuff dan bursa. Akibatnya, muncul rasa sakit dan gerakan bahu menjadi terbatas.

 

5. Arthritis

 

Kondisi lain yang dapat memicu rasa sakit pada bahu adalah radang sendi (arthritis). Terdapat banyak jenis radang sendi, namun yang paling umum terjadi di bahu adalah osteoarthritis. Adapun gejala bahu sakit yang bisa dirasakan di sini adalah bahu terasa kaku, bengkak, hingga nyeri yang biasanya mulai terjadi pada usia paruh baya. Biasanya radang sendi ini terjadi akibat cedera saat berolahraga atau pekerjaan yang menggunakan bahu secara berlebihan. Perkembangan osteoarthritis lambat dan nyeri biasanya memburuk seiring waktu.

 

6. Fraktur (Patah Tulang)

 

Fraktur atau patah tulang di bahu umumnya melibatkan tulang selangka, tulang lengan atas, dan tulang belikat. Pada pasien berusia lanjut, patah tulang bahu sering kali terjadi akibat terjatuh pada posisi berdiri. Adapun pada pasien muda, fraktur di bahu umumnya disebabkan oleh cedera dari aktivitas energetik seperti cedera olahraga arung jeram atau kecelakaan saat berkendara.

 

7. Dislokasi Bahu

 

Dislokasi bahu merupakan penyebab nyeri bahu yang cukup sering ditemukan. Hal ini terjadi akibat cedera mendadak atau penggunaan bahu yang berlebihan. Akibatnya, bonggol tulang lengan bagian atas (humerus) terlepas dari sendi bahu. Jika rasa sakit tak kunjung hilang dan tidak segera dilakukan pengobatan, kondisi tersebut pun berisiko menyebabkan ketidakstabilan bahu dan kerusakan pada struktur di sekitar sendi bahu yang dislokasi.

 

8. Frozen Shoulder

 

Frozen shoulder atau disebut juga adhesive capsulitis adalah kondisi di mana bahu menjadi kaku dan nyeri saat digerakkan. Kondisi ini disebabkan oleh penebalan pada jaringan ikat yang disebut kapsul yang melapisi sendi bahu, sehingga bahu menjadi tegang dan nyeri saat digerakkan. Adapun faktor risiko kondisi ini antara lain wanita yang berusia di atas 40 tahun dengan riwayat bahu yang tidak digerakkan dalam waktu lama.

 

Cara Mengatasi Bahu Sakit

 

Nyeri pada bahu sebelah kiri atau kanan perlu diatasi dengan segera untuk mencegah terjadinya komplikasi. Sebagai upaya untuk menghilangkan atau meringankan rasa sakit di bahu yang berkepanjangan, lakukan beberapa cara berikut:

 

1. Mengubah Rutinitas

 

Langkah penyembuhan bisa dimulai dengan melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kondisi badan. Jika memungkinkan, ubah jadwal kegiatan sehari-hari dan kurangi aktivitas yang melibatkan gerakan bahu secara berlebihan. Agar proses penyembuhan bisa optimal, lakukan pula terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot bahu.

 

2. Berobat ke Dokter

 

Apabila rasa nyeri pada bahu tak kunjung mereda, segera periksakan kondisi tersebut ke dokter. Dokter akan melakukan beberapa tahap pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis, seperti:

 

  • Pengecekan riwayat penyakit: Memastikan kapan nyeri bahu dirasakan dan apakah terdapat riwayat penyakit atau trauma.
  • Pemeriksaan fisik: Mengidentifikasi penyebab nyeri bahu dan menilai derajat keparahan penyakit.
  • Prosedur diagnostik: Mengidentifikasi masalah bahu lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan x-rayarthrogramarthroscopy, dan metode lainnya.

 

Selanjutnya, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan nyeri pada bahu. Apabila dibutuhkan, dokter juga dapat merekomendasikan pasien untuk mendapat suntikan penghilang rasa sakit atau steroid guna mengatasi nyeri pada bahu.

 

3. Menjalani Prosedur Operasi

 

Operasi merupakan salah satu cara mengatasi nyeri kronis pada bahu. Tindakan ini akan dilakukan apabila nyeri bahu tidak dapat disembuhkan dengan istirahat cukup, berolahraga ringan, menghindari aktivitas berat, atau mengonsumsi obat-obatan sesuai resep dokter.

 

Penderita dislokasi bahu atau cedera tendon juga mungkin perlu menjalani operasi untuk menyembuhkan jaringan atau struktur yang robek, atau bahkan melakukan prosedur rekonstruksi bahu.