Macam-Macam Program Hamil (Promil) dan Prosedurnya

Program hamil adalah program layanan kesehatan khusus bagi pasangan suami istri yang sedang mendambakan kehadiran buah hati, tapi belum kunjung hamil walau telah berhubungan seksual selama 1 tahun tanpa kontrasepsi, untuk merencanakan kehamilan lebih awal terutama pada wanita yang pernah mengalami keguguran, dan untuk wanita maupun pria dengan riwayat medis tertentu.

 

Melalui layanan kesehatan ini, dokter dapat melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh agar pasien mampu menjalani masa kehamilan yang sehat dan aman.

 

Untuk mengetahui  jenis program hamil selengkapnya, Anda dapat menyimak artikel berikut ini sampai habis.

 

Kondisi yang Disarankan untuk Menjalani Program Hamil

 

Program hamil merupakan serangkaian tindakan medis yang dibantu oleh dokter spesialis kandungan untuk merencanakan kehamilan pada pasangan suami istri. Program ini kerap dilakukan oleh pasangan yang memiliki gangguan kesuburan (infertilitas).

 

Pemeriksaan dan konsultasi program kehamilan idealnya dilakukan minimal 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan guna mengantisipasi gangguan kesuburan. Selain itu, pasangan suami istri juga disarankan untuk melakukan konsultasi program hamil apabila mengalami sejumlah kondisi berikut ini:

  • Wanita berusia di atas 30 tahun. Kualitas sel telur wanita dapat menurun seiring dengan pertambahan usia.
  • Obesitas. Obesitas dapat memengaruhi produksi hormon reproduksi pada pria maupun wanita.
  • Mengidap diabetes tipe 2.
  • Memiliki riwayat penyakit infeksi menular seksual, seperti HIV/AIDSsifilis, dan lain-lain.
  • Memiliki kelainan genetik, seperti sindrom antifosfolipid atau fenilketonuria.
  • Masalah ejakulasi.
  • Kelainan genetik yang memengaruhi produksi dan kualitas sperma pada pria.
  • Gangguan hormonal.
  • Penyakit PCOS.
  • Kelainan pada rahim.
  • Gangguan rongga panggul
  • Peradangan pada tuba falopi.
  • Endometriosis.

 

Prosedur Konsultasi Program Hamil

 

Umumnya, program hamil dapat dilakukan secara khusus melalui klinik fertilitas. Pada klinik fertilitas, dokter spesialis kandungan akan menganjurkan pasangan suami istri untuk melakukan konsultasi serta tindakan medis tertentu selama menjalani program hamil. Berikut penjelasan lengkapnya.

 

1. Wawancara Medis

 

Wawancara medis merupakan tindakan yang dilakukan dokter dengan menanyakan riwayat siklus menstruasi wanita, jenis alat kontrasepsi yang pernah digunakan, obat-obatan yang dikonsumsi termasuk vitamin, herbal, dan mineral, catatan vaksinasi, gaya hidup, riwayat kesehatan (apakah ada riwayat penyakit asma, diabetes, dan hipertensi), riwayat hubungan seksual, serta tindakan medis yang pernah dijalani oleh pasien.

 

2. Pemeriksaan Fisik

 

Melalui prosedur ini, dokter akan memeriksa panggul dan payudara wanita, tanda-tanda vital, tinggi, serta berat badan masing-masing pasangan untuk memastikan kondisi tubuh pasien.

 

3. Pemeriksaan Lanjutan

 

Pada program kehamilan, pemeriksaan lanjutan dilakukan untuk mengetahui gangguan kesuburan pada suami maupun istri. Skrining kesuburan yang dilakukan untuk pria adalah analisis sperma, USG skrotum, vasografi, dan biopsi testis. Sementara itu, tindakan medis yang dilakukan untuk memeriksa kesuburan wanita adalah USG kandungan dan histerosalpingografi.

 

Selain metode pemeriksaan di atas, terdapat pemeriksaan penunjang lainnya yang perlu dilakukan seperti pemeriksaan TORCH untuk mendiagnosis penyakit-penyakit seperti toksoplasmosis, rubella, hepatitis B, dan herpes. Selain itu terdapat tes darah lengkap, cek golongan darah untuk mengantisipasi inkompatibilitas ABO atau rhesus, tes urine, dan pap smear.

 

Beragam Pilihan Program Hamil

 

Setelah melakukan konsultasi dan skrining kesuburan, program hamil dapat dilanjutkan dengan teknologi reproduksi berbantu (TRB) untuk meningkatkan peluang kehamilan. Jenis terapi tersebut dapat dipilih oleh pasien sesuai dengan kondisi tubuh. Adapun beberapa pilihan program kehamilan tersebut di antaranya adalah:

 

1. Induksi Ovulasi

 

Induksi ovulasi adalah prosedur medis untuk menstimulasi perkembangan serta ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) di dalam organ reproduksi wanita. Umumnya, induksi ovulasi disarankan bagi wanita yang kerap mengalami siklus haid tidak teratur (gangguan ovulasi).

 

Induksi ovulasi dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan untuk merangsang pelepasan sel telur pada wanita yang mengalami gangguan ovulasi, serta meningkatkan jumlah sel telur yang matang pada setiap siklus haid agar kemungkinan terjadinya konsepsi (pembuahan) juga meningkat.

 

Jenis obat-obatan yang kerap digunakan untuk induksi ovulasi adalah sebagai berikut:

  • Clomiphene citrate untuk menghambat reseptor hormon estrogen guna merangsang produksi hormon FSH. Hormon FSH tersebut dapat menstimulasi pelepasan sel telur.
  • Follicle stimulating hormone (FSH).
  • Human menopausal gonadotropin (hMG).
  • Human chorionic gonadotropin (hCG).
  • Leuprolide dan gonadotropin sintetik inhibitor.

 

2. In Vitro Fertilization atau Program Bayi Tabung

 

Program bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) merupakan tindakan medis dengan melakukan proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di laboratorium.

 

Melalui prosedur ini, dokter akan mengumpulkan sel telur yang matang dari pasien wanita dan mengambil sel sperma dari pasien pria, kemudian proses pembuahan dilakukan di laboratorium. Apabila pembuahan berhasil, dokter dapat mengembalikan embrio tersebut ke dalam rahim pasien wanita.

 

3. Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI)

 

Intracytoplasmic sperm injection atau ICSI merupakan salah satu jenis program hamil yang dilakukan dengan menyuntikkan sperma ke dalam sel telur di laboratorium. ICSI dilakukan ketika jumlah sel sperma pria terlalu sedikit atau pergerakan sperma tidak baik. ICSI dapat dilakukan untuk meningkatkan peluang keberhasilan program bayi tabung (IVF).

 

4. Inseminasi Buatan

 

Inseminasi buatan merupakan prosedur medis yang menggunakan selang khusus (kateter) untuk memasukkan sperma langsung ke dalam rahim saat terjadi ovulasi. Jenis program hamil ini diperuntukkan bagi pria dengan jumlah sperma sedikit atau pergerakan sperma kurang baik.

 

Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah sperma yang mencapai tuba falopi sehingga dapat memperbesar peluang terjadinya pembuahan.

 

5. Pembedahan Tuba Falopi

 

Apabila kesulitan untuk hamil disebabkan oleh tuba falopi yang tersumbat, maka dokter dapat menganjurkan pasien untuk menjalani prosedur pembedahan untuk membersihkan tuba falopi sehingga sel telur dapat turun ke rahim. Umumnya, kondisi ini terjadi pada wanita yang mengalami endometriosis atau pernah menderita infeksi panggul sebelumnya.