Kopi dan Hubungan Dengan Penyakit Jantung Koroner

Di zaman modern ini kita pasti sudah tidak asing lagi dengan kopi yang menjadi sumber kafein utama bagi orang dewasa. Kopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak di konsumsi di seluruh dunia. Bagi sebagian orang, kopi bahkan sudah menjadi minuman yang biasa dikonsumsi setiap hari. Namun tidak semua orang tahu bahwa kopi juga memiliki efek jangka pendek maupun jangka panjang yang dapat mempengaruhi sistem kardiovasular. Karena itu, banyak dilakukan penelitian mengenai hubungan konsumsi kopi dengan penyakit jantung terutama penyakit jantung koroner. Walaupun sudah banyak terdapat studi mengenai hubungan antara konsumsi kopi dengan risiko penyakit jantung koroner dalam puluhan tahun terakhir, namun hubungan tersebut belum terjawab dengan pasti karena terdapat perbedaan hasil dari studi-studi tersebut.

Kopi memiliki efek akut pada kardiovaskular termasuk efek pada tekanan darah, konsentrasi katekolamin dalam darah, dan tonus pembuluh darah. Dari beberapa studi pada subjek yang sehat diketahui bahwa meminum dua cangkir kopi per hari (sekitar 150 ml per cangkir yang mengandung 120 mg kafein) dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Kafein juga memiliki efek antagonis terhadap reseptor adenosin A1 dan A2A sehingga dapat menyebabkan konstriksi pembuluh darah. Selain itu, konsumsi kopi atau kafein dapat meningkatkan konsentrasi epinefrin dalam darah. Studi eksperimental juga menunjukkan bahwa kopi dapat mempengaruhi fenomena yang disebut ischemic preconditioning. Mekanisme ini bersifat kardioprotektif dimana serangan iskemia ringan membuat jantung lebih resisten terhadap serangan iskemia atau infark selanjutnya. Kafein dapat menghambat efek kardioprotektif dari penggunaan obat kolesterol golongan statin dan juga ischemic preconditioning. Konsumsi kopi setiap hari dapat menyebabkan toleransi atau ketahanan terhadap efek kardiovaskular akut dari kopi pada sebagian orang.

Rutin konsumsi kopi juga diperkirakan dapat menyebabkan efek kardiovaskular jangka panjang seperti pada tekanan darah, kolesterol darah, dan diabetes melitus. Konsumsi kopi memang dapat menyebabkan sedikit peningkatan tekanan darah secara akut, namun dari 4 studi kohort tidak ditemukan hubungan signifikan antara konsumsi kopi jangka panjang dengan insiden hipertensi. Efek jangka panjang lain dari konsumsi kopi menurut beberapa studi observasi adalah peningkatan kolesterol total, walaupun efek tersebut tidak ditemukan pada beberapa studi lain. Diketahui bahwa efek kopi pada kolesterol tersebut sangat ditentukan oleh proses pembuatan kopi dimana peningkatan kolesterol ditemukan pada konsumsi kopi yang tidak disaring dengan filter, sedangkan tidak ditemukan pada konsumsi kopi yang disaring. Berbeda dengan efek terhadap tekanan darah dan kolesterol darah, konsumsi kopi jangka panjang dapat menurunkan risiko diabetes melitus berdasarkan suatu systematic review dari 9 studi prospektif dan 7 studi kohort cross-sectional.

Dilihat dari efek jangka pendek dan jangka panjang dari konsumsi kopi terhadap sistem kardiovaskular, apakah ada hubungan antara konsumsi kopi dengan insiden penyakit jantung koroner ? Studi meta analisis yang melibatkan studi kohort prospektif menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi kopi dengan penyakit jantung koroner. Sebaliknya, meta analisis yang melibatkan studi case control menemukan adanya asosiasi antara konsumsi kopi dengan penyakit jantung koroner. Dari ini diketahui bahwa studi prospektif tidak menunjukan hubungan positif yang konsisten antara konsumsi kopi dengan penyakit jantung koroner sedangkan studi retrospektif umumnya melaporkan hubungan tersebut. Namun perlu diingat bahwa studi retrospektif lebih berisiko untuk bias.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa konsumsi kopi lebih memiliki efek jangka pendek terhadap sistem kardiovaskular daripada jangka panjang. Namun karena efek jangka pendek tersebut, kopi diperkirakan dapat menjadi pemicu serangan jantung pada orang yang berisiko. Hipotesis ini didukung oleh studi retrospektif yang menemukan peningkatan risiko serangan jantung pada orang dengan 3 atau lebih faktor risiko penyakit jantung koroner dalam 1 jam pertama setelah konsumsi kopi.

 

Referensi:

<!–[if supportFields]>ADDIN Mendeley Bibliography CSL_BIBLIOGRAPHY <![endif]–>Riksen NP, Rongen GA, Smits P. Acute and long-term cardiovascular effects of coffee: Implications for coronary heart disease. Pharmacol Ther. 2009;121(2):185-191. doi:10.1016/j.pharmthera.2008.10.006

Greenberg JA, Dunbar CC, Schnoll R, Kokolis R, Kokolis S, Kassotis J. Caffeinated beverage intake and the risk of heart disease mortality in the elderly: A prospective analysis. Am J Clin Nutr. 2007;85(2):392-398. doi:10.1093/ajcn/85.2.392

Turnbull D, Rodricks J V., Mariano GF, Chowdhury F. Caffeine and cardiovascular health. Regul Toxicol Pharmacol. 2017;89:165-185. doi:10.1016/j.yrtph.2017.07.025

Lopez-Garcia E, Van Dam RM, Willett WC, et al. Coffee consumption and coronary heart disease in men and women: A prospective cohort study. Circulation. 2006;113(17):2045-2053. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.105.598664

Sofi F, Conti AA, Gori AM, et al. Coffee consumption and risk of coronary heart disease: A meta-analysis. Nutr Metab Cardiovasc Dis. 2007;17(3):209-223. doi:10.1016/j.numecd.2006.07.013

Cornelis MC, El-sohemy A. Coffee , caffeine , and coronary heart disease. 2007:13-19.

Adebayo JO, Akinyinka AO, Odewole GA, Okwusidi JI. Effect of caffeine on the risk of coronary heart disease – A re-evaluation. Indian J Clin Biochem. 2007;22(1):29-32. doi:10.1007/BF02912877