Kenapa Anak Menyakiti Diri Sendiri dan Cara Mengatasinya

Self-harm adalah perilaku atau tindakan berupa menyakiti hingga melukai diri sendiri. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, tidak terkecuali pada anak-anak. Lantas, apa penyebab anak suka menyakiti diri sendiri dan bagaimana cara mengatasinya?

 

Mari pahami lebih lanjut mengenai penyebab serta cara mengatasi anak suka menyakiti diri sendiri melalui ulasan di bawah ini.

 

Penyebab Anak Menyakiti Diri Sendiri

 

Terdapat sejumlah kondisi yang bisa memicu terjadinya self-harm pada anak, mulai dari faktor emosional, kondisi fisik, hingga tekanan eksternal. Berikut penjelasan lengkapnya.

 

1. Faktor Emosional

 

Dalam proses perkembangannya, anak balita akan mulai mengeksplorasi lingkungan serta belajar mengomunikasikan keinginan dan kebutuhannya secara bertahap. Namun, perlu diketahui bahwa kemampuan anak untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya ini masih sangat terbatas. Karena itu, kondisi tersebut sering kali membuat anak tantrum hingga menyakiti dirinya sendiri sebagai cara untuk mengekspresikan perasaan serta keinginannya.

 

Selain itu, anak juga bisa merasa frustrasi hingga menyakiti diri sendiri saat mengalami keterlambatan bicara (speech delay). Oleh karena itu, diperlukan pendampingan dan dukungan orang tua selama anak menjalani terapi wicara maupun terapi perkembangan lainnya.

 

2. Merasa Tidak Nyaman dengan Kondisi Fisiknya

 

Salah satu penyebab anak suka menyakiti diri sendiri yang umum terjadi adalah karena merasa tidak nyaman dengan kondisi fisiknya. Misalnya, anak mungkin akan membenturkan salah satu sisi kepalanya saat mengalami otitis media (infeksi telinga tengah) atau menggigit tangannya secara agresif untuk mengurangi rasa nyeri pada gusi akibat pertumbuhan gigi.

 

3. Gangguan Autisme

 

Apabila anak suka menyakiti diri sendiri, seperti memukul, menggaruk secara agresif, atau menggigit diri sendiri tanpa penyebab yang jelas, hal tersebut bisa menjadi indikasi dari gejala autisme, yaitu kelainan fungsi otak dan saraf yang dapat memengaruhi perkembangan anak, seperti terganggunya kemampuan sosial, komunikasi, dan perilaku. Anak dengan gangguan perkembangan ini biasanya akan menganggap bahwa tindakan self-harm tersebut dapat membantu menenangkan diri mereka.

 

4. Tekanan Eksternal

 

Pada anak remaja, self-harm juga bisa disebabkan oleh tekanan eksternal ataupun trauma, seperti bullying atau pelecehan seksual yang dapat memicu stres berat hingga depresi. Penting untuk sering mengajak anak bertukar cerita dan saling terbuka sehingga dapat segera mengambil tindakan yang tepat apabila anak mengalami tekanan eksternal.

 

Cara Mengatasi Anak Suka Menyakiti Diri Sendiri

 

Pada dasarnya, cara mengatasi anak suka menyakiti diri sendiri perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Namun, secara umum, berikut adalah sejumlah upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengatasi kebiasaan buruk tersebut.

 

1. Memberikan Bantuan

 

Bila anak sering menyakiti diri sendiri ketika sedang emosi, seperti menjambak rambut atau memukul diri sendiri, segera hentikan kelakuan tersebut dengan menahan atau menghalangi tangan si kecil. Jika perlu, berikan pelukan pada anak untuk membuat ia merasa lebih tenang sekaligus meredakan rasa frustrasinya.

 

2. Menciptakan Suasana yang Aman dan Nyaman untuk Anak

 

Salah satu cara mengatasi anak suka menyakiti diri sendiri saat marah yang penting untuk dilakukan adalah menciptakan suasana yang aman dan nyaman. Misalnya, gunakanlah wallpaper yang empuk sehingga bisa meminimalkan risiko cedera pada anak saat membenturkan kepalanya pada dinding. Sebisa mungkin, jauhkan barang-barang yang berpotensi digunakan anak untuk menyakiti dirinya sendiri.

 

3. Menjalin Komunikasi dengan Anak

 

Cara mengatasi anak marah dan menyakiti diri sendiri berikutnya adalah dengan menjalin komunikasi sebaik mungkin. Penting bagi orang tua untuk selalu menemani dan memberikan afirmasi positif sebagai upaya mengalihkan perasaan frustrasi yang dirasakan si kecil.

 

Selain itu, saat sedang tantrum, orang tua bisa memberikan barang atau mainan yang tidak membahayakan untuk anak, seperti boneka dan bantal.

 

Penting pula bagi orang tua untuk tidak menyalahkan anak atas tindakannya tersebut. Alih-alih menyalahkan, sebaiknya berikan edukasi pada anak mengenai cara untuk mengontrol dan mengekspresikan emosi dengan tepat.

 

4. Mengajak Anak Bercerita

 

Bila self-harm terjadi pada anak remaja, upaya yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengajak anak bercerita. Namun, pastikan untuk tidak memaksa dan dengarkan cerita anak tanpa menghakimi sehingga anak merasa nyaman dengan kehadiran orang tua.

 

Hal ini bertujuan untuk mencari tahu penyebab anak suka menyakiti diri sendiri serta membantu menemukan solusi yang tepat sebagai upaya mengatasi kondisi tersebut.

 

5. Menemui Dokter atau Psikolog

 

Pada dasarnya, mengatasi anak suka menyakiti diri sendiri akan membutuhkan proses yang tidak singkat. Namun, sebagai upaya mengoptimalkannya, orang tua dapat mengajak anak untuk berkonsultasi dengan dokter ataupun psikolog guna mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyebab yang mendasari kebiasaan buruk tersebut.