Cara Mencegah Kanker Serviks

Sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh adanya infeksi dari virus Human Papilloma Virus (HPV) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Kanker ini menjadi kanker ke-4 paling banyak diderita perempuan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat lebih dari 36.000 wanita menderita kanker serviks. Tingginya angka perempuan yang menderita kanker serviks di Indonesia disebabkan oleh rendahnya kesadaran akan bahaya penyakit tersebut.

Selain itu, kanker serviks memiliki minim gejala dan terkadang tidak menunjukkan gejala tahap awal sama sekali. Meski begitu, kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang dapat dicegah.

Seperti apa pencegahan kanker serviks? Sahabat MIKA, yuk simak penjelasannya di artikel berikut ini!

 

Langkah pencegahan kanker serviks

 

Kanker serviks atau nama lainnya kanker leher rahim, adalah suatu keganasan yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, penyakit ini tidak memiliki gejala yang khas pada gejala awal sehingga sering kali diabaikan.

Adapun gejala kanker serviks yang lebih dari stadium 1 ditandai oleh beberapa ciri, seperti:

a. Keputihan dalam jumlah yang banyak dan berbau.

b. Perdarahan vagina ketika melakukan hubungan seksual (Contact bleeding).

c. Perdarahan tidak wajar dari vagina padahal sedang tidak haid.

d. Siklus menstruasi tidak teratur dan cenderung menjadi lebih panjang.

e. Rasa sakit pada panggul (di perut bagian bawah), pinggang (punggung bawah) atau kaki.

f. Hilangnya nafsu makan sehingga menyebabkan berat badan menurun.

g. Badan terasa lemas dan mudah lelah.

Tetapi Sahabat MIKA dapat melakukan berbagai cara untuk mencegah kanker serviks, yang meliputi:

1. Dapatkan vaksinasi HPV

 

Cara primer untuk mencegah kanker serviks adalah dengan vaksinasi HPV. Penting untuk dicatat bahwa vaksin HPV merupakan upaya pencegahan dan bukan untuk mengobati.

Jadwal pemberian yaitu 3 dosis (bulan ke-0, ke-2 dan ke-6). Berikut rekomendasi untuk vaksinasi HPV, menurut CDC:

a. Remaja wanita berusia 10–13 tahun,

b. Wanita berusia 13-26 tahun yang belum divaksin dan belum pernah menderita kanker serviks.

c. Anak laki-laki, mulai usia 11 tahun, serta laki-laki usia 13-21 tahun yang belum pernah divaksinasi.

d. Biseksual dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki; transgender; dan orang dengan gangguan kekebalan (termasuk terinfeksi HIV) yang belum pernah divaksinasi secara memadai sebelumnya, hingga usia 26 tahun.

2. Rutin deteksi dini kanker serviks dengan pap smear

 

Cara mencegah kanker serviks yaitu melalui prosedur medis yang dilakukan untuk mendeteksinya melalui pap smear atau pemeriksaan IVA secara berkala. Langkah ini dilakukan untuk memantau kondisi serviks selalu terpantau dan agar penanganan bisa lebih cepat dilakukan jika terdapat kanker

Jika Anda berusia 21 tahun, sudah menikah ataupun melakukan hubungan seksual, pap smear sebaiknya dilakukan secara teratur. Tes ini digunakan untuk mencari perubahan prakanker pada sel-sel di serviks.

Lakukan pap smear setidaknya 3 tahun sekali sampai usia 65 tahun.

Selain pap smear, deteksi dini juga bisa dilakukan dengan inspection with acetic acid  atau IVA. Tes skrining IVA dilakukan dengan mencari kelainan pada leher rahim dengan memakai cuka putih yang dioleskan ke serviks. Cuka akan berubah menjadi putih saat terkena cuka.

Skrining untuk kanker serviks dapat dilakukan selama janji dengan dokter spesialis ginekologi.

Sahabat MIKA, simak video dr. Henny M.A.R.Putri Sp.OG K.Onk MSc dari Mitra Keluarga Kemayoran yang juga membahas mengenai langkah untuk mencegah kanker serviks pada video berikut:

 

3. Lakukan hubungan seks yang aman

Seperti yang diketahui, virus HPV menyebar melalui kontak seksual, terutama yang berisiko. Misalnya tidak memakai kondom sebagai pengamanan dan berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.

Untuk itulah, sebagai cara mencegah kanker serviks berikutnya adalah dengan melakukan hubungan seksyang aman. Kondom membantu menurunkan risiko tertular HPV dan mengembangkan penyakit terkait HPV, termasuk kanker serviks.

Namun, meskipun kondom membantu menurunkan risiko terkena penyakit terkait HPV, termasuk kanker serviks, perlu diketahui bahwa HPV dapat menginfeksi area yang tidak tercakup oleh kondom, jadi kondom mungkin tidak sepenuhnya melindungi dari HPV.

 

Baca juga: Ciri Keputihan yang Normal dan Abnormal Serta Tips Mengatasinya

 

4. Konsumsi makanan pencegah kanker serviks

Ada sejumlah makanan yang dapat dikonsumsi untuk mencegah kanker serviks, seperti:

a. Makanan dengan kandungan vitamin A, C, dan E, serta mineral (kalsium dan asam folat), seperti tuna, hati, telur, jeruk, wortel, dan produk susu.

b. Makanan yang akan kaya vitamin B dan folat seperti kubis, brokoli, kembang kol, dan sebagainya.

c. Alpukat, dikenal sebagai buah kaya lemak tak jenuh yang dapat berperan sebagai pembunuh sel kanker, serta kandungannya serupa dengan agen kemoterapi seperti siklofosfamid.

d. Salmon, cerry, blueberry, dan lemak karena kaya antioksidan yang diperlukan untuk mencegah kanker serviks.

e. Polifenol dan flavonoid, melalui minyak zaitun, teh hijau, cokelat, anggur merah, raspberry hitam, blackberry, kenari, paprika hijau, dan tomat.

5. Pola hidup sehat 

Selain mengonsumsi makanan pencegah kanker serviks, kebiasaan hidup sehat juga sangat penting untuk dilakukan. Perubahan pola hidup sehat terdiri dari rajin berolahraga dan rutin beraktivitas.

Hindari juga paparan polusi dan paparan asap rokok. Faktor ini dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker serviks. Zat beracun dalam asap tembakau dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat tubuh lebih sulit untuk membunuh sel kanker.

Selain itu, racun ini dapat merusak atau mengubah DNA sel, menyebabkan tumor. Tak hanya pada perokok aktif, perokok pasif dan memiliki pasangan seksual yang merokok dapat berkontribusi pada risiko kanker serviks.

Nikotin dan zat lain dalam tembakau dapat masuk ke leher rahim melalui air mani, mengganggu sistem kekebalan dan kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri melawan kanker.

Waktu yang tepat untuk melakukan pencegahan

Pencegahan kanker serviks tentu harus dilakukan lebih cepat sebelum muncul gejalanya. Apalagi kebanyakan infeksi HPV berlangsung tanpa gejala.

Jika sudah aktif secara seksual, maka Sahabat MIKA sebaiknya segera melakukan tindakan pencegahan.

Setiap wanita yang aktif secara seksual berisiko terkena HPV. Infeksi HPV dapat ditularkan melalui sexual intercouseskin-to-skin genital contactmanual to genital, oral to genital. Penetrasi seksual tidak selalu diperlukan untuk terjadinya infeksi.

Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko infeksi, namun tidak memberikan proteksi penuh dari infeksi HPV.

Bagi ibu hamil, HPV dapat ditularkan pada bayi baru lahir saat proses persalinan.  Upaya pencegahan kanker serviks dilakukan untuk menurunkan angka kematian wanita di Indonesia.

Ketika muncul gejalanya, lakukan konsultasi dengan dokter. Agar memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi tanpa antri terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga bagi pasien dengan BPJS. Anda juga bisa memanfaatkan booking dokter dengan MIKA Mobile Apps di smartphone Android atau iOS.

 

Sumber:

Sehat Negeriku. 2023. HPV DNA Jadi Metode Baru Deteksi Dini kanker Leher Rahim. [daring]. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230202/1842328/hpv-dna-jadi-metode-baru-deteksi-dini-kanker-leher-rahim/

MDLinx. 2022. The avocado-cancer link: Is this fruit cancer-protective?. [daring]. https://www.mdlinx.com/article/the-avocado-cancer-link-is-this-fruit-cancer-protective/

Cervical Cancer: Screening and Prevention, from: https://www.cancer.net/cancer-types/cervical-cancer/screening-and-prevention 

What Can I Do to Reduce My Risk of Cervical Cancer?, from: https://www.cdc.gov/caCervical Cancer: Screening and Preventionncer/cervical/basic_info/prevention.htm