Apa itu Tromboflebitis? Penyebab, Gejala, & Cara Mengobatinya

Tromboflebitis adalah salah satu gangguan pada pembuluh darah yang terjadi ketika pembuluh darah balik (vena) mengalami peradangan. Kondisi ini sering kali menyerang area kaki, namun bisa juga terjadi pada pembuluh vena di lengan. Meski umumnya terjadi pada satu area tubuh, namun kondisi ini bisa memengaruhi dan membahayakan aliran darah ke seluruh tubuh.

 

Mari ketahui penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan tromboflebitis dalam ulasan di bawah ini.

 

Apa itu Tromboflebitis?

 

Tromboflebitis adalah inflamasi atau peradangan pada pembuluh darah vena yang mengakibatkan aliran darah menjadi terhambat. Umumnya, kondisi ini menyerang bagian tungkai kaki, namun bisa juga terjadi pada bagian lain, seperti lengan.

 

Tromboflebitis biasanya dimulai dengan adanya bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah vena (trombosis).  Umumnya, hal ini terjadi setelah seseorang mengalami cedera pada pembuluh darah vena.

 

Jenis-Jenis Tromboflebitis

 

Berdasarkan lokasi terjadinya, tromboflebitis terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 

  • Superficial thrombophlebitis, yaitu jenis tromboflebitis yang terjadi pada pembuluh darah vena yang berada di dekat permukaan kulit.
  • Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis), terjadi pada otot bagian dalam sebagai akibat dari trombosis.

 

Secara umum, superficial thrombophlebitis bukanlah kondisi yang serius. Pada kondisi ini, biasanya gumpalan darah akan menghilang dan peradangan berkurang dalam beberapa hari hingga beberapa minggu. Setelahnya, penderita akan kembali sehat.

 

Namun, deep vein thrombosis atau DVT adalah suatu kondisi yang bisa membahayakan kesehatan. Karenanya, seseorang dengan DVT perlu mendapatkan penanganan medis sesegera mungkin.

 

Penyebab Tromboflebitis

 

Penyebab utama tromboflebitis adalah gumpalan darah yang terbentuk di dalam pembuluh darah vena sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan, peradangan, hingga menghambat sirkulasi atau aliran darah. Adapun beberapa kondisi lain yang dapat memicu timbulnya gumpalan darah adalah sebagai berikut:

 

  • Memiliki keluarga dengan riwayat gangguan pembekuan darah.
  • Cedera pada pembuluh darah vena, misalnya karena operasi atau patah tulang tungkai.
  • Gangguan pada vena karena pemasangan kateter pembuluh darah.
  • Tidak bergerak aktif dalam waktu yang lama dan dengan posisi sama, misalnya pasca perjalanan jauh, terbaring dalam posisi yang sama terus-menerus saat dirawat di rumah sakit, dan lain-lain.

 

Faktor Risiko Tromboflebitis

 

Beberapa risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tromboflebitis adalah sebagai berikut:

 

  • Berusia di atas 60 tahun.
  • Sedang hamil atau baru saja melahirkan.
  • Riwayat varises di tungkai bawah.
  • Perubahan hormon, misalnya karena penggunaan terapi pengganti hormon atau konsumsi obat-obatan kontrasepsi hormonal.
  • Merokok.
  • Obesitas atau berat badan berlebih.
  • Memiliki riwayat stroke.
  • Menderita penyakit kanker.
  • Memiliki riwayat tromboflebitis.
  • Menggunakan kateter atau alat pacu jantung di vena sentral.
  • Menggunakan selang infus di pembuluh darah vena.

 

Gejala Tromboflebitis

 

Gejala utama tromboflebitis adalah adanya peradangan yang ditandai dengan kemerahan, nyeri, dan pembengkakan. Bagian tubuh yang mengalami tromboflebitis juga akan terasa hangat dan lembut ketika disentuh.

 

Pada kondisi superficial thrombophlebitis, peradangan pada vena di bagian bawah kulit akan menimbulkan benjolan keras yang berwarna kemerahan dan menyakitkan. Gejala ini biasanya terjadi pada tromboflebitis yang menyerang tungkai kaki dan bisa juga memengaruhi pembuluh darah di lengan, payudara, dan penis.

 

Sementara itu pada kondisi DVT, penderita biasanya akan merasakan nyeri, kram, dan bengkak pada satu sisi kaki yang terdampak, terutama pada paha dan betis. Selain itu, akan muncul kemerahan pada area kulit yang terkena dan akan terasa hangat saat disentuh.

 

Diagnosis Tromboflebitis

 

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis terkait gejala, riwayat penyakit, serta riwayat kesehatan keluarga pasien. Kemudian, dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk melihat kondisi pembuluh vena yang terdampak.

 

Setelah itu, biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani serangkaian pemeriksaan untuk membantu menegakkan diagnosis, meliputi:

 

  • Tes darah, untuk mengukur kadar D-dimer, protein yang terbentuk saat gumpalan darah terurai.
  • USG, untuk memastikan bahwa gejala yang dialami pasien didasari oleh tromboflebitis.
  • USG Duplex, untuk membantu penegakan diagnosis DVT.
  • Venografi, untuk mengetahui kondisi aliran darah di pembuluh vena.
  • CT Scan, dilakukan apabila terdapat kecurigaan yang mengarah pada emboli paru.
  • MR angiografi, untuk melihat kondisi pembuluh darah secara lebih jelas.

 

Komplikasi Tromboflebitis

 

Sebetulnya, komplikasi yang disebabkan oleh superficial thrombophlebitis cukup jarang terjadi. Risiko komplikasi akan meningkat jika pasien mengalami DVT. Adapun beberapa komplikasi akibat tromboflebitis adalah:

 

  • Emboli paru, gumpalan darah yang berpindah ke paru-paru sehingga bisa menghambat aliran darah ke organ tersebut. Biasanya, gumpalan darah berasal dari tromboflebitis atau DVT di tungkai yang terlepas. Kondisi ini dapat mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.
  • Sindrom Postphlebitic, kondisi ini merupakan komplikasi jangka panjang dari tromboflebitis dan DVT yang bisa menyebabkan nyeri berkepanjangan, pembengkakan, hingga kaki terasa berat.

 

Cara Mengobati Tromboflebitis

 

Pengobatan tromboflebitis disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakitnya. Biasanya, superficial thrombophlebitis dapat diobati dengan perawatan mandiri di rumah, seperti:

 

  • Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
  • Mengompres area yang terasa nyeri dengan air hangat.
  • Menempatkan tungkai yang nyeri pada posisi lebih tinggi ketika tidur atau duduk.
  • Menggunakan stoking kompresi untuk meredakan pembengkakan dan melancarkan aliran darah.

 

Akan tetapi, apabila kondisi ini tak kunjung membaik dalam satu minggu, biasanya dokter akan menyarankan sejumlah metode pengobatan lain, seperti:

 

  • Memberikan obat pengencer darah.
  • Memberikan obat penghancur gumpalan darah.
  • Memasang filter di vena besar (vena cava) di dalam perut untuk mencegah terjadinya emboli paru.
  • Melakukan operasi untuk mengangkat vena yang mengalami varises, mengurangi nyeri, dan mencegah tromboflebitis datang kembali.

 

Cara Mencegah Tromboflebitis

 

Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tromboflebitis adalah sebagai berikut:

 

  • Perbanyak aktivitas fisik seperti berjalan, jogging, berenang, dan lain-lain.
  • Hindari mengenakan pakaian ketat.
  • Lakukan peregangan setiap 1–2 jam sekali setelah duduk dalam jangka waktu lama.
  • Hindari melipat kaki dan tungkai saat duduk dalam jangka waktu yang lama.
  • Mengonsumsi air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi.