Apa Itu Toilet training Anak

Toilet training ialah salah satu tugas perkembangan anak usia dini yang wajib diperhatikan. Anak yang umurnya telah mulai memasuki fase kemandirian secara umum sudah bisa melaksanakan toilet training. Salah satu permasalahan anak yang sering dijumpai adalah anak masih menggunakan popok atau diapers karna anak masih mengompol di usia yang seharusnya sudah memasuki fase kemandirian. Selain itu terdapat permasalahan lainnya yaitu anak secara tidak sengaja buang air besar dan buang air kecil di celana. Kurang lebih 30% anak yang berumur di atas 3 tahun dan 10% anak yang berumur di atas 5 tahun masih mengompol serta mengalami keterlambatan toilet training.

Peristiwa yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut adalah masih banyak anak usia dini yang masih mengompol, buang air besar serta buang air kecil di sembarang tempat, apalagi hingga anak memasuki usia sekolah diakibatkan kegagalan toilet training di usia dini yang akan memberikan dampak kurang baik untuk perkembangan anak di masa depan. Dampak- dampak yang ditimbulkan akibat keterlambatan anak dalam melaksanakan toilet training ialah anak jadi keras kepala serta sulit diatur. Tidak hanya itu anak jadi manja, tidak mandiri serta masih membawa kebiasaan mengompol sampai besar. Bila toilet training tidak diterapkan kepada anak sejak dini akan lebih sulit untuk mengarahkan anak pada saat anak bertambah usianya.

Sikap mandiri merupakan salah satu perkembangan anak usia dini yang perlu dimiliki anak guna anak terbiasa melakukan segala sesuatunya sendiri, baik yang terpaut dengan kegiatan diri ataupun kegiatan dalam kesehariannya, tanpa menggantungkan diri pada orang lain namun tetap dengan sedikit bimbingan orangtua sesuai dengan tahapan perkembangan serta kapasitasnya. Sikap mandiri anak perlu diterapkan sejak usia dini, seandainya sikap mandiri anak diterapkan ketika anak sudah besar, kemandirian itu menjadi tidak utuh. Secara natural anak telah memiliki dorongan untuk mandiri atas dirinya sendiri. Karena pada dasarnya anakanak lebih senang melakukan segala sesuatunya dengan inisiatif sendiri daripada dilayani atau di perintah oleh orang lain. Tetapi sayangnya orang tua sering menghambat keinginan anak dan tidak memberikan dorongan kepada anak untuk mandiri sehingga anak menjadi lebih manja dan selalu bergantung pada orang lain. Anak sangat membutuhkan seseorang yang percaya pada kemampuannya dengan memberikan cara belajar yang terbaik untuk anak. Maka, ketika anak sudah mandiri, dengan mudah anak dapat menyerap pengetahuan disekelilingnya lewat kemandirian. Sikap mandiri adalah salah satu aspek perkembangan anak yang ingin dicapai dan tidak akan muncul secara tiba-tiba, perlu dilatih dan membutuhkan proses yang panjang.

Apabila pada usia tersebut kebutuhan anak untuk meningkatkan sikap mandirinya tidak terpenuhi, maka akan memberikan dampak yang kurang baik di masa depan serta mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan kemandirian yang optimal. Kebutuhan untuk mengembangkan kemandirian yang tidak terpenuhi pada usia sekitar 2-3 tahun akan menimbulkan terhambatnya perkembangan kemandirian yang maksimal.

Efektifnya toilet training dapat diajarkan pada anak mulai dari umur 24 bulan hingga dengan 3 tahun, sebab anak umur 24 bulan telah mempunyai kecakapan bahasa untuk mengerti serta berinteraksi. Memerlukan persiapan secara fisik, psikologis, ataupun secara intelektual dalam melaksanakan toilet training serta diharapkan anak sanggup mengendalikan buang air besar serta buang air kecil.

Toilet training mengajarkan anak untuk tidak lagi menggunakan popok atau diapers, anak bisa mengontrol diri ketika anak megalami rasa ingin buang air besar atau buang air kecil, sehingga pada usia tertentu diharapkan sudah tidak ada lagi anak yang mengompol dan mampu melakukan buang air kecil dan buang air besar di kamar mandi secara mandiri dengan baik. Ada beberapa kesiapan anak yang perlu diketahui sebelum anak mulai melakukan toilet training baik kesiapan fisiologis maupun kesiapan psikologis. Di antaranya adalah : kesiapan fisik, kesiapan mental, kesiapan psikologis, kesiapan orangtua.

Terdapat beberapa keuntungan bagi anak yang berhasil melaksanakan toilet training sejak dini yakni sebagai berikut :

1.      Anak mempunyai keterampilan mengontrol buang air besar serta buang air kecil.

2.      Anak mempunyai keterampilan memakai toilet secara mandiri pada saat ingin BAK ataupun BAB.

3.      Toilet training sebagai awal terbentuknya sikap mandiri anak secara nyata karena anak telah mampu melaksanakan sendiri hal-hal seperti BAB ataupun BAK.

4.      Toilet training mengarahkan anak untuk mengenali bagian- bagian tubuh dan fungsinya.

Dengan demikian pengaruh toilet training tentunya mempunyai pengaruh yang besar dalam kemandirian anak, Sikap mandiri menjadi salah satu perkembangan anak yang harus diterapkan sejak dini, agar anak menjadi terbiasa dan tidak selalu bergantung kepada oranglain. Untuk menumbuhkan sikap mandiri anak perlu banyak persiapan dan kesiapan dalam melakukan apapun termasuk toilet training. adanya dukungan dan motivasi dari orangtua dan lingkungan sangat penting dalam proses pembentukan sikap mandiri pada anak. Melakukan toilet training menjadi salah satu kegiatan yang dapat menstimulasi terjadinya pembentukan sikap mandiri pada anak.

Dalam sebuah ulasan disampaikan beberapa ciri-ciri sikap mandiri anak yakni sebagai berikut :

1.      Anak memiliki keyakinan diri yang besar.

2.      Anak memiliki motivasi besar.

3.      Anak berani memutuskan pilihannya sendiri.

4.      Anak menjadi kreatif serta inovatif.

5.      Anak bertanggung jawab menerima konsekuensi atas apa yang sudah dilakukan.

6.      Anak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya; serta

7.      Anak tidak menggantungkan diri kepada orang lain.

Sikap mandiri merupakan sikap yang membentuk anak untuk melakukan segala sesuatunya dengan sendiri, tanpa menggantungkan diri kepada orang lain. Walaupun anak melakukan segala sesuatu dengan sendiri, namun tetap dengan pantauan dan pengawasan dari orang tua ataupun guru. Sikap mandiri akan diperoleh sesuai dengan tingkatan pertumbuhan anak, sehingga anak bisa melaksanakan kegiatannya sehari-hari dengan usaha serta kemampuannya sendiri. Dengan demikian kemandirian pada anak tentunya menjadi hal yang sangat penting bagi perkembangan anak kedepannya tanpa harus menggantungkan diri dengan orang lain.

 

Referensi :

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Dhamayanti, A. A. & Yuniarti, K. W. 2006. Kemandirian Anak Usia 2,5 – 4 Tahun Ditinjau dari Tipe Keluarga dan Tipe Sekolah. Sosiosains, 17-30.

Shinta Febria, Kristiana Maryani. Pengaruh Toilet training Terhadap Pembentukan Sikap Mandiri Anak Usia 2-3 Tahun. Jurnal Ilmiah PESONA PAUD Vol 8, No. 2 (2021) p-ISSN 2337-8301; e- ISSN 2656-1271 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/index.