Apa itu Test Pack? Cara Menggunakan dan Kapan Waktu yang Tepat

Test pack adalah alat tes kehamilan yang cukup sering digunakan untuk mendeteksi kehamilan. Selain penggunaannya yang praktis, alat ini juga cukup mudah ditemukan di apotek dan swalayan. Meski terlihat sederhana, penting untuk memperhatikan waktu serta cara menggunakan test pack secara tepat agar hasilnya akurat.

 

Lantas, kapan sebaiknya test pack dilakukan dan bagaimana cara menggunakan test pack yang tepat? Mari simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

 

Apa itu Test Pack?

 

Test pack adalah alat tes kehamilan yang saat ini sudah umum digunakan untuk mendeteksi kehamilan secara mandiri. Adapun cara kerja test pack yakni mendeteksi hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang terdapat di dalam urine.

 

Hormon hCG adalah hormon kehamilan yang dihasilkan dari sel-sel yang terbentuk dalam plasenta setelah sel telur berhasil dibuahi dan menempel di dinding rahim. Dalam kondisi hamil, kadar hormon hCG dapat mencapai 20 mIU/hCG pada 7–10 hari pascaovulasi dan bisa meningkat 2–3 kali lipat setiap dua atau tiga hari selama kehamilan.

 

Jenis-Jenis Test Pack

 

Bentuk test pack cukup bervariasi dan setiap produk tersebut memiliki instruksi penggunaan yang berbeda-beda. Berikut adalah tiga jenis alat tes kehamilan yang umum digunakan:

 

  • Test pack strip: Alat uji kehamilan berupa strip plastik yang digunakan dengan cara mencelupkan strip ke dalam urine.
  • Pregnancy cassette test: Alat uji kehamilan berbentuk stick yang digunakan dengan cara meneteskan urine ke tempat tetesan urine yang ada di alat tersebut.
  • Test pack digital: Cara kerja alat uji kehamilan ini sama dengan jenis strip, hanya saja lebih modern karena memiliki layar digital yang menunjukkan hasil tes, yaitu dengan keterangan “hamil” atau “tidak hamil”.

 

Cara Menggunakan Test Pack

 

Penggunaan test pack yang tidak tepat dapat memengaruhi keakuratan hasilnya. Maka dari itu, sebelum menggunakannya, pastikan untuk mengecek tanggal kedaluwarsa dan petunjuk cara pemakaian yang tertera pada kemasan. Pasalnya, setiap alat bisa saja memiliki cara yang berbeda dalam penggunaannya.

 

Pertama-tama, kumpulkan sampel urine ke dalam wadah. Perlu diingat bahwa sampel urine yang digunakan sebaiknya adalah dari pancaran urine tengah (midstream urine). Jadi buang terlebih dahulu pancaran awal urine, kemudian tampung urine tengah dan buang pancaran urine terakhir.

 

Secara umum, alat uji tes kehamilan ini dilakukan dengan cara mencelupkan alat tes ke dalam urine selama 5–10 detik. Hasil test pack biasanya akan langsung muncul dalam beberapa menit, tergantung dari merek alat tes yang digunakan.

 

Waktu yang Tepat untuk Test Pack

 

Apabila sudah merasakan adanya tanda-tanda kehamilan, seperti telat menstruasi, kram, mual-mual (morning sickness), perubahan pada payudara, dan sebagainya, segera lakukan pemeriksaan menggunakan alat tes kehamilan.

 

Penggunaan alat tes kehamilan ini tidak disarankan untuk dilakukan beberapa hari setelah berhubungan intim, karena hasilnya bisa saja negatif. Hal ini bisa terjadi karena hormon hCG belum terbentuk atau kadarnya masih sangat rendah.

 

Sebaiknya, gunakan alat tes kehamilan minimal di hari pertama terlambat haid atau sekitar dua minggu setelah melakukan hubungan intim. Jika ingin mendapatkan hasil lebih akurat, lakukan tes setelah terlambat haid selama 1–2 minggu.

 

Kemudian, usahakan untuk melakukan tes ini di pagi hari setelah bangun tidur. Pasalnya, urine pertama di pagi hari masih pekat, sehingga hasil tesnya bisa lebih akurat. Sebaliknya, melakukan tes di siang hari dapat memengaruhi hasil tes karena konsistensi urine cenderung lebih encer, sehingga hormon hCG sulit terdeteksi.

 

Cara Membaca Hasil Test Pack

 

Apabila positif hamil, alat tes akan menunjukkan hasil garis dua (pada jenis strip) atau keterangan “hamil” (pada jenis digital). Sebaliknya, jika hasil tes menunjukkan garis satu atau keterangan “tidak hamil” maka artinya negatif/belum hamil.

 

Lantas, bagaimana jika hasil tes garis dua namun satunya samar? Kondisi ini bisa saja menunjukkan kehamilan namun kadar hormon hCG belum cukup tinggi. Hal ini bisa terjadi ketika menggunakan alat uji kehamilan terlalu dini atau urine dalam keadaan tidak baik.

 

Meski alat uji kehamilan ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi, alat ini bisa saja menunjukkan hasil yang salah. Test pack bisa saja menunjukkan hasil positif padahal tidak dalam kondisi hamil (positif palsu) ataupun menampilkan hasil negatif padahal sedang hamil (negatif palsu).

 

Hasil positif palsu bisa terjadi pada wanita yang menjalani terapi kesuburan atau mengalami keguguran di awal kehamilan. Sementara itu, hasil negatif palsu biasanya disebabkan oleh tes yang dilakukan terlalu dini, sehingga hormon hCG belum bisa terdeteksi.

 

Faktor yang Memengaruhi Tingkat Akurasi Test Pack

 

Tingkat akurasi alat uji kehamilan ini diklaim mencapai 99%. Namun, sebaiknya tetap lakukan pemeriksaan ke dokter setelah mendapatkan hasil positif untuk memastikan kehamilan. Adapun beberapa faktor yang dapat memengaruhi akurasi tes ini adalah:

 

  • Kecermatan dalam mengikuti instruksi penggunaan alat tes.
  • Sensitivitas alat tes.
  • Kecepatan proses implantasi.
  • Waktu penggunaan alat uji kehamilan.