Apa itu Terapi Wicara? Solusi untuk Menangani Gangguan Bicara

Terapi wicara adalah metode perawatan untuk pasien dengan gangguan komunikasi yang tidak sesuai dengan usianya. Umumnya, terapi ini digunakan untuk mengatasi gangguan bicara pada anak-anak ataupun pasien dewasa dengan stroke.

 

Mari kenali pentingnya terapi wicara bagi anak-anak ataupun penderita stroke selengkapnya melalui artikel berikut.

 

Apa itu Terapi Wicara?

 

Speech therapy atau terapi wicara adalah prosedur terapi yang dilakukan untuk menangani gangguan bicara dan komunikasi. Adapun tujuan terapi wicara adalah untuk meningkatkan kemampuan bicara dan cara mengekspresikan bahasa dengan melatih koordinasi mulut dan otot-otot di sekitarnya.

 

Selain melatih bahasa verbal, terapi ini juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi secara nonverbal, seperti kontak mata, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh.

 

Pentingnya Terapi Wicara untuk Menangani Gangguan Bicara pada Anak-Anak

 

Seperti yang telah dijelaskan, terapi wicara adalah metode perawatan yang dapat dilakukan untuk menangani berbagai gangguan bicara, salah satunya adalah speech delay pada anak. Di samping itu, beberapa jenis gangguan komunikasi pada anak yang memerlukan penanganan terapi wicara adalah sebagai berikut:

 

1. Gangguan Kelancaran Bicara

 

Salah satu gangguan komunikasi yang membutuhkan speech therapy adalah gangguan kelancaran bicara atau gagap. Kondisi ini membuat anak kerap mengulangi ucapan atau mengalami penghentian saat hendak mengucapkan huruf-huruf tertentu dari suku kata.

 

2. Ketidakjelasan Resonansi atau Suara

 

Ketidakjelasan resonansi atau suara merupakan kondisi yang dapat menimbulkan rasa sakit atau sensasi tidak nyaman saat sedang berbicara. Kondisi ini biasanya ditandai dengan ketidakjelasan saat berbicara atau gangguan volume dari suara yang keluar sehingga dapat membuat lawan bicara tidak dapat memahami perkataan si kecil dengan jelas.

 

3. Gangguan Artikulasi

 

Gangguan artikulasi merupakan kondisi yang membuat anak kesulitan untuk mengucapkan suku kata tertentu atau menghasilkan suara dengan jelas. Hal tersebut dapat membuat lawan bicara tidak bisa memahami apa yang dikatakan anak dengan baik.

 

4. Gangguan Fungsi Kognitif

 

Selain gangguan pengucapan, terapi bicara juga dapat dilakukan untuk menangani gangguan fungsi kognitif pada anak yang kerap membuat ia kesulitan untuk memahami perkataan lawan bicara, mengalami gangguan daya pikir, ataupun tidak mampu mengekspresikan pikirannya dalam bahasa dengan baik. Oleh karena itu, kondisi ini juga dapat membuat anak kesulitan untuk membedakan, mengatur, ataupun memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi.

 

5. Gangguan Kosakata

 

Salah satu manfaat terapi wicara untuk anak adalah dapat menangani gangguan kosakata yang membuat anak kesulitan dalam membentuk kalimat atau menempatkan kata-kata dengan tepat pada suatu pembicaraan. Hal ini dapat membuat anak kesulitan dalam mengekspresikan dirinya dan lawan bicara pun kesulitan untuk memahami maksud anak. Umumnya, kondisi ini terjadi akibat rendahnya jumlah kosakata yang diketahui dan dipahami oleh anak.

 

6. Mutisme

 

Mutisme adalah kondisi ketika anak enggan untuk berbicara saat berada di tempat umum, meskipun ia mampu berbicara dengan normal saat berada di lingkungan rumah. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh gangguan cemas, malu, dan cenderung tidak suka bersosialisasi dengan orang lain.

 

Untuk menangani kondisi tersebut, orang tua dapat mengajak anak untuk melakukan psikoterapi serta terapi bicara.

 

7. Autisme

 

Manfaat terapi wicara berikutnya adalah untuk menangani anak dengan gangguan spektrum autisme. Pasalnya, autisme merupakan kondisi yang dapat membuat penderitanya mengalami gangguan bicara serta berkomunikasi secara nonverbal.

 

Pentingnya Terapi Wicara Bagi Penderita Stroke

 

Selain menangani gangguan komunikasi pada anak, terapi bicara juga dapat dilakukan untuk membantu mengembalikan kemampuan bicara dan berkomunikasi bagi penderita stroke. Stroke sendiri merupakan kondisi yang disebabkan oleh terganggunya pasokan darah ke otak akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya (stroke hemoragik) pembuluh darah otak .

 

Kondisi tersebut dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf yang mengendalikan kerja otot untuk berbicara (disartria). Adapun sejumlah gejala umum dari disartria adalah:

  • Suara serak.

  • Nada bicara yang monoton.

  • Berbicara terlalu lambat ataupun terlalu cepat.

  • Berbicara cadel.

  • Tidak dapat berbicara dengan suara yang keras.

  • Irama berbicara yang tidak biasa.

  • Kesulitan menelan (disfagia).

  • Kesulitan untuk menggerakkan lidah atau otot-otot wajah.

 

Oleh karenanya, terapi wicara termasuk sebagai salah satu metode perawatan yang dianjurkan untuk penderita stroke. Selain itu, terapi ini juga dapat dilakukan untuk menangani gangguan bicara yang bisa dialami oleh penderita gangguan otak dan sistem saraf lainnya, seperti infeksi otak, tumor otak, penyakit ParkinsonGuillain-Barré syndromeamyotrophic lateral sclerosisbell’s palsy, dan lain-lain.