Apa Itu Tanaman Tempuyung dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Meskipun tidak sepopuler jahe, kunyit, serai atau tanaman obat lainnya, tempuyung memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.  Telah banyak bukti empiris dan ilmiah yang mendukung manfaat tempuyung untuk mengatasi berbagai penyakit. Selain itu, fakta menyatakan bahwa tanaman ini memiliki banyak kandungan nutrisi yang baik bagi kesehatan. Tanaman yang memiliki nama ilmiah Sonchus arvensis ini kurang dikenal masyarakat karena jarang dibudidayakan dan diperdagangkan secara luas. Bahkan, banyak yang mengira tanaman ini tergolong gulma yang harus diberantas karena dianggap mengganggu tanaman budidaya.

Tempuyung merupakan terna semusim yang berperawakan tegak, tinggi mencapai 2 m, batang lunak, berlubang dan berwarna hijau. Tanaman ini memiliki daun tunggal, berkerumun, dengan tepi bergerigi dan bertoreh. Bunga tempuyung berbentuk malai dengan helaian mahkota halus, berlepasan dan berwarna kuniing.

Ketika belum berbunga, tanaman ini sekilas mirip dengan tapak liman (Elephantopus scaber) karena kemiripan bentuk daunnya. Daun tempuyung berwarna hijau muda, lebih tipis dan bergerigi rapat, sedangkan daun tapak liman berwarna hijau tua, lebih tebal, dan tepinya bergelombang lebar. Keduanya lebih mudah dibedakan apabila telah berbunga, bunga tempuyung berwarna kuning, sedangkan tapak liman berbunga ungu.

Tanaman lain yang menyerupai tempuyung adalah jombang atau dandelion (Taraxacum officinalle). Tempuyung dan jombang sama-sama memiliki bunga berwarna kuning cerah, serta mempunyai bentuk daun yang hampir mirip, dengan tepi daun bergerigi dan bertoreh. Yang membedakan tempuyung dengan jombang adalah permukaan daun dan tata letak daun pada batang. Jombang memiliki permukaan daun halus dan mengkilat, sementara tempuyung cenderung agak kasar dan tidak mengkilat, seperti ada lapisan lilin pada daunnya. Jombang tidak berdaun pada tangkai bunga dan hanya tumbuh di bonggolnya, sementara tempuyung bisa berdaun pada tangkai bunga. Selain itu, daun tempuyung juga memiliki aroma yang lebih kuat dibandingkan daun jombang. Tempuyung, tapak liman dan jombang termasuk dalam satu keluarga Asteraceae.

Manfaat tempuyung untuk kesehatan

Sebuah reviu ilmiah tentang penggunaan tempuyung melaporkan bahwa tanaman ini mengandung senyawa flavonoid dan turunannya, seperti kaempferol dan quersetin. Selain itu, tempuyung juga mengandung mineral seperti kalium, natrium, silika dan magnesium. Tanaman ini dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri dan antivirus, diuretik, batu ginjal, antihistamin, antihipertensi, dan antihiperurisemia. Berikut ini beberapa tentang manfaat tempuyung bagi kesehatan:

1.    Diuretik (peluruh air kencing)

Diuretik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan kelebihan garam dan air dari tubuh melalui urin. Tanaman tempuyung sebagai diuretik, digunakan untuk mengatasi gangguan yang berhubungan dengan organ ginjal.

2.    Peluruh batu ginjal

Batu ginjal terbentuk karena akumulasi kristal kalsium pada saluran kemih dan biasanya menyebabkan nyeri, penyumbatan urin, dan kerusakan ginjal. Kandungan kalium yang tinggi pada tempuyung disebut sebagai senyawa yang bertanggung jawab meluruhkan kristal kalsium dalam batu ginjal. Endapan batu ginjal tersebut akhirnya keluar dan larut bersama urin. Kalium juga dapat menjaga keseimbangan elektrolit dalam ginjal. Selain itu, ekstrak daun tempuyung dapat menghambat pembentukan batu kandung kemih.

3.    Antioksidan

Antioksidan memiliki aktivitas yang dapat mencegah kerusakan sel karena radikal bebas, dan menjaga tubuh tetap sehat dan bugar. Radikal bebas telah diteliti terbukti menyebabkan berbagai penyakit, antara lain kanker, aterosklerosis, penyakit kardiovaskuler, serta penuaan. Penggunaan antioksidan menjadi salah satu alternatif terapi untuk mengurangi radikal bebas yang ada di dalam tubuh. Ekstrak etanol daun tempuyung memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas.

4.    Antihiperurisemia

Hiperurisemia adalah kelebihan kadar asam urat dalam darah. Daun tempuyung dapt dimanfaatkan untuk menurunkan kadar asam urat. Daun tempuyung mengandung senyawa aktif flavonoid yang merupakan antioksidan alami. Senyawa tersebut dapat menghambat produksi enzim xantin oksidase sehingga berpotensi sebagai antihiperurisemia.

5.    Antihipertensi

Kandungan flavonoid dan kalium dalam tempuyung bermanfaat untuk mengontrol dan menurunkan tekanan darah tinggi.

Budidaya

Tempuyung mudah tumbuh di tempat yang lembab. Bijinya yang kecil, halus dan ringan mudah diterbangkan angin, sehingga persebaraan tempat tumbuhnya cukup luas. Benih tempuyung yang telah disimpan lebih dari satu bulan tidak disarankan untuk digunakan karena daya kecambahnya cepat menurun. Tanaman yang masih muda tidak tahan dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi, sehingga disarankan diletakkan di tempat yang teduh hingga 1-2 minggu. Tempuyung dapat dipanen kurang lebih 2 bulan setelah tanam, dan selanjutnya dilakukan dalam interval 2-4 minggu.

Daun tempuyung segar lebih mudah ditemukan di marketplace dari pada pasar tradisional. Beberapa e-market ternama menjual tempuyung segar dengan harga yang cukup bervariasi. Kelebihan menggunakan daun tempuyung segar adalah kepastian bahan yang benar. Sediaan tempuyung siap pakai, baik dalam bentuk simplisia (bahan kering), kapsul dan lainnya lebih praktis dan mudah diperoleh.  Namun kita harus hati-hati karena rawan pemalsuan bahan baku. Cara memilih obat tradisional yang tepat menurut BPOM adalah dengan mengecek kemasan, label, produk dan ijin edar. Ijin edar dapat dicek secara online melalui BPOM Public Warning Obat Tradisional atau CekKlik BPOM mobile yang dapat diunduh melalui playstore.

 

Referensi:

Li, X.-M., & Yang, P.-L. (2018). Research progress of Sonchus species. International Journal of Food Properties, 21(1), 147–157. https://doi.org/10.1080/10942912.2017.1415931

Wulandari, T. M., Chandra, B., Zulharmita, Z., & Rivai, H. (2021). An Overview of the Traditional Uses, Phytochemicals, and Pharmacological Activities of Tempuyung (Sonchus arvensis L.). International Journal of Pharmaceutical Sciences and Medicine, 6(6), 34–41. https://doi.org/10.47760/ijpsm.2021.v06i06.004