Apa Itu Sibling Rivalry

Anak bukanlah miniatur orang dewasa karena anak mempunyai ciri khas yang berbeda dengan orang dewasa, selain itu anak memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembang anak. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang. Di Indonesia mempunyai anak lebih dari satu merupakan hal yang umum. Masyarakat Indonesia menganggap bahwa anak merupakan sumber kebahagiaan, bahkan di beberapa daerah ada anggapan “banyak anak banyak rejeki”. Ketika orang tua memutuskan untuk memiliki lebih dari satu anak, maka ada kehadiran sibling dalam kehidupan anak pertama. Faktor keluarga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak, apabila hubungan antar sibling baik maka hubungan keluargapun akan cenderung baik pula. Sebaliknya bila hubungan antar sibling kurang baik, itu akan mengganggu hubungan sosial dan pribadi anggota keluarga lainnya.

Sibling dalam konsep psikologi diartikan sebagai saudara laki-laki atau perempuan yang tinggal bersama dalam satu pengasuhan orangtua yang sama. Sibling dapat merupakan saudara kandung, saudara tiri atau saudara adopsi. Kehadiran adik bagi anak pertama atau anak sulung dapat memunculkan berbagai macam kecemburuan atau persaingan yang berbeda satu sama lainnya. Cemburu pertama kali terlihat ketika kakak mempunyai adik baru. Sebelum adiknya lahir, kakaknya merasa orang tua menjadi milik sepenuhnya. Kakaknya tidak perlu bersaing dengan orang lain untuk mendapatkan kasih sayang atau perhatian. Lahirnya saudara kandung membuat kakak merasa waktu dan perhatian ibu kurang. Selain itu, kakak takut tidak lagi disayang oleh orang tuanya. Dalam sebuah tulisan disampaikan bahwa kecemburuan atau persaingan yang terjadi antara saudara kandung disebut dengan istilah sibling rivalry. Sebuah tulisan yang sama menyampaikan sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertempuran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan, masalah sering dimulai tepat setelah kelahiran anak kedua.

Persaingan umumnya terjadi ketika anak masih kecil dan persaingan akan menurun ketika anak semakin dewasa. Hal ini juga terjadi karena jarak usia antar anak sangat dekat. Sibling rivalry menjadi sumber masalah jika rasa permusuhan antar individu semakin dalam. Pertengkaran akan semakin membahayakan masing-masing individu, salah satunya anak merasa rendah diri dan mungkin akan melakukan tindakan yang menyakiti saudaranya.

Dampak sibling rivalry pada anak yaitu adanya tingkah laku regresi. Regresi yang dimaksud adalah kembali pada taraf perkembangan yang lebih dahulu. Tingkah laku anak ini biasanya terjadi supaya anak mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya. Bentuk regresi yang biasa ditunjukkan yaitu gangguan terhadap pengendalian buang air besar dan buang air kecil serta tendensi perilaku seperti bayi seperti memasukkan jari ke dalam mulut. Sedangkan dampak pada saudaranya yaitu agresi. Agresi adalah setiap usaha yang disengaja untuk menyakiti saudaranya, baik secara fisik atau verbal. Agresi fisik tersebut seperti memukul, menendang, meludah, mencakar terhadap adiknya. Sedangkan agresi verbal yaitu menyalahkan adiknya saat tidak nyaman terhadap sesuatu.

Pola asuh orang tua sangat penting dalam menghadapi masalah pada anak, pola asuh orang tua pada kehidupan anak tidak hanya mempengaruhi kehidupan salah satu anak, tetapi juga hubungan antar sibling. Dalam sibling rivalry anak tidak hanya membandingkan dirinya dengan saudara kandungnya yang lain melainkan ia juga menilai bagaimana orangtuanya membandingkan dengan saudaranya yang lain. Sibling rivalry bisa menghasilkan manfaat, tetapi biasanya anak merasa direndahkan oleh orang tuanya yang lebih suka pada anak lain. Banyak permasalahan yang timbul karena pola asuh yang kurang tepat misalnya memberikan perhatian yang lebih pada anak yang lain sehingga akan menimbulkan reaksi sibling rivalry.

Permasalahan yang sering terjadi dalam sibling rivalry adalah kurangnya waktu dan perhatian yang dimiliki oleh suatu keluarga. Seorang kakak yang iri terhadap adiknya menganggap adik sebagai penyebab hilangnya kasih sayang dan perhatian yang selama ini menjadi miliknya seorang. Bagi anak-anak yang menjadi bahan yang diperebutkan adalah waktu, perhatian, cinta, dan penerimaan yang diberikan orang tua kepada setiap anak. Dengan demikian tentunya pola asuh yang benar dari orangtua, mempunyai peranan yang penting dalam sibling rivalry. Oleh karenanya, pengetahuan ibu tentang sibling rivalry merupakan hal yang sangat penting terutama dalam hal pencegahan dan cara penanganan yang tepat. Secara teori sibling rivalry merupakan hal yang biasa yang terjadi di dalam keluarga namun sibling rivalry harus mendapatkan perhatian orang tua karena penanganan yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah yang berkelanjutan. Bila pertengkaran yang terus menerus dipupuk sejak kecil akan terus meruncing saat anak-anak beranjak dewasa, anak-anak akan terus bersaing dan saling mendengki dan perselisihan saudara kandung (sibling rivalry) bisa berkelanjutan sepanjang hidup anak. Bahkan ada kejadian saudara kandung saling membunuh karena memperebutkan warisan. Namun, jika masih berada dalam taraf yang wajar dan diatasi dengan cara yang tepat, maka sibling rivalry masih memiliki efek yang positif. Anak dapat berlatih mengatasi masalah, mengontrol emosi, belajar etika meminta maaf, serta bisa lebih jernih dalam menilai serta mencari solusi masalah.

 

Referensi :  

Agustin, Nur. 2013. Hubungan Pola Asuh Dominan Orang Tua dengan Sibling Rivalry Anak Usia Prasekolah. https://www.digilib.umpo.ac.id.

Anayanti. 2013. Sibling Rivalry pada Anak Usia Dini. https://www.prepository.uksw.edu.

Boyse, Kyla. 2011. What is Sibling Rivalry. https:// www.med.umich.edu.