Apa itu Sakit Kepala Cluster? Penyebab, Gejala, & Cara Mengobatinya

Terdapat beberapa jenis sakit kepala, salah satunya yakni sakit kepala cluster atau cluster headache. Sakit kepala cluster adalah kondisi nyeri pada satu sisi kepala dan sering kali terasa sampai ke belakang atau sekitar mata. Kondisi ini biasanya muncul secara tiba-tiba dan menimbulkan rasa nyeri yang hebat. Lantas, apa penyebab sakit kepala cluster? Mari pahami selengkapnya di sini.

 

Apa itu Sakit Kepala Cluster (Cluster Headache)?

 

Sakit kepala cluster atau cluster headache adalah jenis sakit kepala yang serangannya cenderung singkat, namun bisa sangat hebat dan menyakitkan. Bahkan, rasa nyeri akibat kondisi ini juga disertai dengan sensasi panas, dan rasa sakitnya jauh di dalam kepala atau di salah satu sisi kepala hingga menjalar ke bagian belakang atau sekitar mata.

 

Kondisi ini dapat terjadi pada semua kalangan usia, namun paling sering terjadi pada pria berusia 30–40 tahun. Berdasarkan rentang terjadinya, sakit kepala cluster terbagi menjadi dua jenis, di antaranya:

 

  • Sakit kepala cluster episodik, biasanya terjadi dalam satu minggu hingga satu tahun, diikuti dengan periode remisi bebas rasa sakit (pain-free remission) yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih sebelum sakit kepala cluster berikutnya datang.
  • Sakit kepala cluster kronis, serangannya datang lebih sering daripada jenis cluster headache episodik yang dapat berlangsung selama lebih dari satu tahun atau periode bebas rasa sakit (pain-free periods) yang mungkin kurang dari satu bulan.

 

Penyebab Sakit Kepala Cluster

 

Belum diketahui secara pasti apa penyebab cluster headache, namun terdapat beberapa dugaan bahwa kondisi ini berkaitan dengan gangguan pada bagian hipotalamus atau bagian otak yang berfungsi menjaga ritme atau siklus sirkadian (pola alamiah tubuh manusia yang berulang setiap 24 jam).

 

Di samping itu, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya jenis sakit kepala ini adalah sebagai berikut:

 

  • Memiliki keluarga dengan riwayat cluster headache.
  • Berjenis kelamin pria.
  • Berusia 20–50 tahun.
  • Mempunyai kebiasaan merokok.
  • Mengonsumsi obat nitrogliserin.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Memiliki riwayat operasi otak atau cedera otak.

 

Gejala Sakit Kepala Cluster

 

Gejala cluster headache sering kali muncul secara tiba-tiba, tanpa adanya peringatan. Namun, pada beberapa kasus juga dapat diawali dengan mual dan peningkatan sensitivitas terhadap suara dan cahaya. Kondisi ini sering terjadi di malam hari, namun bisa juga di waktu lain karena polanya bisa berbeda-beda pada setiap penderita.

 

Nyeri akibat cluster headache umumnya muncul di sekitar mata, seperti belakang mata atau terjadi di salah satu sisi kepala, bisa di sisi kanan atau sisi kiri kepala. Nyeri tersebut dapat menyebar hingga ke wajah, dahi, rahang, kepala bagian atas dan belakang, serta leher. Nyeri yang ditimbulkan cukup hebat, bahkan dapat menyebabkan penderitanya cemas dan pucat.

 

Adapun beberapa karakteristik nyeri kepala yang diakibatkan oleh kondisi ini adalah:

 

  • Nyeri biasanya terjadi setiap hari, bahkan bisa terjadi beberapa kali dalam sehari.
  • Nyeri meningkat secara signifikan, dan puncaknya terjadi dalam 5–10 menit. Kondisi ini bisa terjadi selama 15 menit hingga 3 jam.
  • Nyeri biasanya bersifat konsisten seperti datang di waktu yang sama, paling umum adalah 1–2 jam sebelum tidur malam.
  • Serangan nyeri terjadi beberapa kali sehari selama satu minggu hingga beberapa bulan, umumnya 4–12 minggu dan diikuti periode remisi sebelum kondisi ini muncul kembali.

 

Ada beberapa gejala lain yang dapat menyertai kondisi ini, di antaranya:

 

  • Bengkak di area mata.
  • Mata merah.
  • Hidung tersumbat.
  • Kelopak mata melemas.

 

Diagnosis Sakit Kepala Cluster

 

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis terkait karakteristik nyeri, lokasi, tingkat keparahan, frekuensi, serta gejala lain yang muncul bersamaan dengan sakit kepala. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik neurologis, yang meliputi pemeriksaan kemampuan indra, fungsi otak, dan refleks.

 

Pada penderita cluster headache, hasil pemeriksaan sistem saraf umumnya akan normal. Namun, jika hasil pemeriksaan saraf menunjukkan adanya kelainan dan sakit kepala yang tidak biasa, maka dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang dengan CT Scan atau MRI untuk mencari tahu penyebabnya, misalnya karena tumor atau aneurisma.

 

Komplikasi Sakit Kepala Cluster

 

Pada dasarnya, kondisi ini tidak berbahaya dan tidak berpotensi mengakibatkan kerusakan otak. Namun, jika terjadi secara berulang dan terus-menerus, maka akan berdampak pada kualitas hidup penderitanya, bahkan memengaruhi kesehatan mental seperti memicu depresi. Maka dari itu, sebaiknya penderita cluster headache tetap perlu mendapatkan penanganan sesegera mungkin.

 

Pengobatan Sakit Kepala Cluster

 

Apakah sakit kepala cluster bisa disembuhkan? Bisa, melalui pengobatan. Sejumlah pengobatan yang biasanya diberikan dokter untuk mengatasi serangan cluster headache adalah sebagai berikut:

 

  • Oksigen murni, nyeri kepala biasanya akan membaik setelah 15 menit.
  • Anestesi lokal, yang dapat diberikan melalui hidung (intranasal).
  • Dihydroergotamine.
  • Obat sumatriptan.
  • Octreotide.
  • Blok saraf, sebagian besar dilakukan untuk memperbaiki gejala sakit kepala cluster episodik.
  • Non-invasive vagus nerve stimulation (VNS), mengirimkan stimulasi listrik ke saraf vagus melalui kulit. Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut, VNS ditemukan efektif untuk mengurangi frekuensi sakit kepala cluster.

 

Cara Mencegah Sakit Kepala Cluster Kambuh

 

Sementara itu, beberapa pengobatan yang biasa dilakukan untuk mencegah serangan sakit kepala ini kambuh kembali, di antaranya:

 

  • Obat kortikosteroid.
  • Obat calcium channel blockers.
  • Antidepresan.
  • Lithium.
  • Relaksan otot.