Apa Itu Radang Usus Buntu

Radang usus buntu, atau disebut sebagai apendisitis, adalah gangguan pencernaan berupa peradangan pada appendix (usus buntu). Organ usus buntu merupakan sebuah usus kecil yang tidak memiliki fungsi, berbentuk jari yang melekat pada usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut.

Walaupun tidak memiliki fungsi, tetapi ketika tersumbat akan berbahaya. Jika tidak segera ditangani, usus buntu yang sudah meradang, bisa pecah. Akibatnya, bakteri, feses atau tinja, dapat tumpah ke rongga perut.

Hal ini sangatlah berbahaya dan terkadang berakibat fatal. Untuk itulah, penyakit radang usus buntu menjadi kondisi gawat yang harus mendapatkan penanganan medis.

Fakta tentang penyakit radang usus buntu

 

 

Mengingat apendisitis adalah kondisi yang membutuhkan penanganan segera, maka penting untuk mengenalnya lebih dalam. Jika radang usus buntu sudah diketahui lebih dini, tentu tingkat penyembuhannya lebih tinggi.

Berikut ini fakta-fakta penting seputar radang usus buntu yang dapat Sahabat MIKA ketahui.

1. Menyerang berbagai usia

Peradangan usus buntu menjadi kondisi umum yang dapat terjadi pada semua usia, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Namun, penyakit ini paling umum terjadi pada pasien berusia 8-25 tahun.

Radang usus buntu juga ditemukan pada anak di bawah 2 tahun. Bahkan, kemungkinan seorang anak berusia di bawah 8 tahun menderita penyakit usus buntu, dua kali lebih tinggi, dibanding anak berusia lebih dari 8 tahun

2. Lebih sering menyerang perempuan 

Dilihat dari jenis kelaminnya, perempuan lebih besar kemungkinannya menderita penyakit usus buntu dibanding lelaki dengan persentase 50%.

Risiko radang usus buntu juga bisa menyerang ibu hamil. Pada ibu hamil, rasa sakit mungkin tampak berasal dari perut bagian atas. Ketika peradangan pada usus buntu dibiarkan tanpa pengobatan, maka dapat berisiko kelahiran prematur hingga kematian janin.

3. 98.000 kasus tidak tertangani setiap tahunnya

Angka pasien penyakit usus buntu di Indonesia terbilang tinggi. Bahkan, setiap tahun sekitar 700.000 pasien masuk ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan pengobatan usus buntu.

Ada 98.000 kasus penyakit usus buntu yang tidak tertangani setiap tahunnya.

30% dari keseluruhan pasien penyakit usus buntu adalah perforated appendix atau usus buntu yang berlubang. Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi dari radang usus buntu akut, di mana 5%-nya berpotensi tidak tertolong.

 

4. Tanda awal sering kali tidak diketahui

Usus buntu adalah penyakit akut dan sering tidak diketahui oleh pasiennya. Baru pada umur 40 keluhan penyakit ini dirasakan.

Namun, kondisi ini sebenarnya dapat dikenali dengan gejala atau tanda-tanda radang usus buntu berikut:

  • Nyeri tiba-tiba yang dimulai di sisi kanan perut bagian bawah
  • Nyeri tiba-tiba yang dimulai di sekitar pusar dan sering berpindah ke perut kanan bawah
  • Nyeri yang memburuk jika batuk, berjalan atau melakukan gerakan menggelegar lainnya
  • Mual dan muntah
  • Kehilangan selera makan
  • Demam ringan yang dapat memburuk seiring perkembangan penyakit
  • Sembelit atau diare
  • Perut kembung

5. Terjadi ketika usus buntu tersumbat

Penyebab utama radang usus buntu adalah saat adanya benda kecil atau keras (fecaliths) yang menyumbat organ usus buntu (appendix) dan tidak bisa keluar.

Benda yang menyumbat usus buntu bervariasi mulai dari kotoran, benda asing (sesuatu di dalam tubuh yang tidak seharusnya ada), atau sel kanker. Kemudian, penyumbatan juga dapat disebabkan oleh infeksi sehingga usus buntu dapat membengkak sebagai respons terhadap infeksi yang berada dalam tubuh tersebut.

6. Sebagian besar kasus ditangani dengan operasi usus buntu

Radang usus buntu merupakan keadaan darurat medis yang hampir selalu membutuhkan operasi sesegera mungkin untuk mengangkat usus buntu. Kabar baiknya, walaupun usus buntu Anda diangkat, Sahabat MIKA tetap bisa baik-baik saja.

Mengeluarkan usus buntu merupakan prosedur utama yang dilakukan oleh dokter untuk menghindari risiko pecahnya usus buntu tersebut.

Namun, jika pasien memiliki abses berupa nanah maupun cairan, maka bisa mengeringkan abses tersebut baru kemudian prosedur mengeluarkan usus buntu dilakukan.

Adapun jika radang usus buntu tergolong akut, maka memerlukan antibiotik sehingga penyakit ini dapat membaik tanpa operasi.

 

Cara mengenali radang usus buntu

Tak semua sakit perut adalah radang usus buntu. Tetapi sakit perut juga bisa menjadi tanda Anda menderita penyakit ini.

Untuk mengenalinya, ada beberapa hal yang bisa Sahabat MIKA perhatikan, yaitu:

  • Tanda yang utama adalah keluhan nyeri yang menetap pada perut dan semakin lama semakin memburuk
  • Tekanlah pelan-pelan dinding perut yang letaknya di atas lipat paha kiri sampai terasa sedikit sakit.
  • Kemudian angkatlah tangan Anda dengan cepat. Jika timbul rasa sakit yang menusuk ketika tangan dilepas, maka kemungkinan penyakitnya adalah radang usus buntu atau peradangan selaput perut.
  • Jika tidak terasa sakit ketika tangan dilepas, cobalah ulangi hal yang sama tetapi letaknya di atas lipat paha kanan.
  • Biasanya, sakit perut yang disebabkan oleh radang usus buntu akan disertai gejala lain seperti selera makan menghilang, muntah, sembelit atau terdapat panas yang ringan.

 

Tanda usus buntu memerlukan tindakan medis

Setelah Sahabat MIKA melakukan cara-cara di atas kemudian terasa sakit, maka sebaiknya segera menghubungi dokter untuk mendapatkan pertolongan.

Kalau keluarga atau orang terdekat Anda mengalami gejalanya, jangan berikan apapun melalui mulut dan jangan berikan larutan perangsang buang air besar pada dubur (enema).

Pemberian beberapa teguk air atau minuman rehidrasi hanya kalau penderita memperlihatkan tanda-tanda kehabisan cairan (dehidrasi). Ingat, jangan diberi makanan atau minuman lainnya.

Sebagai bentuk pertolongan, penderita harus berbaring setengah duduk dengan tenang. Jika peradangan selaput perut sudah lanjut, dinding perut menjadi keras seperti papan.

Penderita merasa sakit hebat ketika perutnya disentuh meskipun secara ringan merupakan tanda kondisi ini sudah berbahaya.