Apa itu Polip Hidung? Gejala, Penyebab dan Pengobatan

Polip hidung adalah kondisi ketika terdapat jaringan atau massa lunak bertangkai yang tumbuh di bagian dalam saluran hidung (satu atau kedua sisi hidung). Jaringan yang tumbuh di dalam hidung tersebut memiliki bentuk bulat seperti buah anggur.

 

Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih sering dialami oleh orang dewasa berusia 40 tahun ke atas. Meski pada sebagian besar kasus, penderita tidak menunjukkan gejala apapun, terdapat beberapa kasus di mana polip hidung berpotensi menyumbat saluran pernapasan.

 

Mari ketahui lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, dan cara mengobati polip hidung di sini.

 

Apa itu Polip Hidung?

 

Polip hidung adalah kondisi kelainan pada mukosa hidung, yaitu ketika terdapat jaringan atau massa lunak bertangkai yang tumbuh pada bagian sinus menuju rongga hidung. Jaringan tersebut bisa berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih bening ke abu-abuan, serta memiliki permukaan licin.

 

Jaringan tersebut umumnya tidak menyebabkan rasa nyeri, tidak berbahaya, serta tidak berpotensi berkembang menjadi kanker. Ukurannya juga berbeda-beda, mulai dari sekecil biji jagung hingga sebesar anggur.

 

Polip berukuran kecil biasanya tidak menunjukkan gejala yang signifikan, sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, jika polip berukuran besar dan berpotensi menyumbat saluran pernapasan hingga pembuangan lendir, maka perlu dilakukan tindakan medis.

 

Penyebab Polip Hidung

 

Belum diketahui secara pasti apa penyebab terbentuknya polip hidung. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini dapat dipicu oleh peradangan dan pembengkakan di hidung, sehingga menyebabkan cairan lendir menumpuk di rongga hidung serta sinus. Seiring waktu, tumpukan lendir tersebut akan menurun akibat gravitasi dan menimbulkan polip.

 

Adanya alergi, infeksi virus dan bakteri, serta respon imun terhadap jamur juga diyakini dapat memicu terjadinya polip hidung. Selain itu, beberapa masalah kesehatan lainnya yang juga berpengaruh terhadap munculnya polip hidung adalah sebagai berikut:

 

  • Rhinitis alergi (umumnya dikenal sebagai alergi musiman atau pilek alergi).
  • Rhinitis nonalergi dengan sindrom eosinofilia (NARES).
  • Cystic fibrosis.
  • Sindrom Churg-Strauss.
  • Sinusitis kronis.
  • Sinusitis alergi jamur.
  • Asma (sebanyak 20–50% penderita asma diketahui mengalami polip).

 

Faktor Risiko Polip Hidung

 

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena polip hidung adalah sebagai berikut:

 

  • Berusia 20–40 tahun ke atas.
  • Berjenis kelamin wanita.
  • Menderita asma.
  • Kekurangan vitamin D.
  • Intoleransi alkohol.
  • Menderita penyakit sinusitis.
  • Sensitif terhadap obat-obatan NSAID (antiinflamasi nonsteroid).

 

Gejala Polip Hidung

 

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, polip hidung yang berukuran kecil cenderung tidak menimbulkan gejala. Biasanya, gejala baru dirasakan ketika polip membesar atau berjumlah banyak dan mengganggu saluran pernapasan.

 

Pada kondisi tersebut, beberapa gejala polip hidung adalah sebagai berikut:

 

  • Hidung berlendir atau berair.
  • Hidung terus-menerus terasa seperti tersumbat.
  • Kesulitan bernapas akibat hidung tersumbat.
  • Nyeri kepala.
  • Gatal di sekitar mata.
  • Menurunnya kemampuan indra penciuman.
  • Gangguan tidur dan mendengkur.
  • Rasa nyeri atau tertekan pada kening.
  • Nyeri gigi bagian atas.
  • Mimisan.
  • Cairan hidung terasa mengalir ke tenggorokan (post-nasal drip).

 

Diagnosis Polip Hidung

 

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis terkait gejala yang dirasakan pasien. Apabila terdapat kecurigaan yang mengarah ke  polip hidung, maka biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

 

  • Endoskopi hidung, untuk melihat bagian dalam saluran pernapasan, terutama sinus secara lebih jelas.
  • Tes pencitraan atau pengambilan gambar, seperti CT Scan atau MRI Scan, untuk melihat gambaran detail dari bagian dalam hidung. Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter untuk menentukan letak dan ukuran polip, serta jenis jaringan yang tumbuh.
  • Tes alergi, untuk mengetahui pemicu munculnya radang yang mungkin menyebabkan polip. Tes ini dilakukan dengan menusukkan alergen ke lengan atau punggung untuk melihat reaksi alergi yang muncul pada kulit.
  • Tes cystic fibrosis, dilakukan dengan cara mengambil sampel keringat untuk diperiksa di laboratorium patologi.
  • Tes darah, untuk mengetahui apakah tubuh kekurangan vitamin D dengan mengambil sampel darah.

 

Komplikasi Polip Hidung

 

Jika dibiarkan dalam waktu yang lama, polip hidung berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya atau komplikasi. Adapun beberapa komplikasi yang bisa muncul akibat polip hidung adalah sebagai berikut:

 

  • Gejala asma yang memburuk.
  • Infeksi sinus, tumbuhnya jaringan atau massa di dalam hidung akan membuat hidung semakin rentan mengalami infeksi.
  • Gangguan tidur, seperti sleep apnea (penderita berhenti bernapas sementara selama beberapa kali saat sedang tidur) yang dapat menyebabkan kelelahan kronis.

 

Cara Mengobati Polip Hidung

 

Apakah polip hidung bisa sembuh sendiri? Sebetulnya, penyembuhan kondisi ini akan lebih optimal melalui pemberian obat-obatan. Di mana tujuan pengobatan polip hidung adalah untuk mengecilkan ukurannya.

 

Adapun beberapa obat yang biasanya diberikan dokter kepada penderita polip hidung adalah:

 

  • Kortikosteroid hidung.
  • Kortikosteroid oral dan suntik.
  • Obat sinusitis kronis.
  • Pengobatan lainnya, seperti antibiotik dan antihistamin.

 

Apabila pemberian obat-obatan tersebut belum cukup efektif untuk mengobati polip hidung, maka dokter biasanya merekomendasikan operasi. Terdapat beberapa jenis operasi yang ditentukan berdasarkan ukuran polip, yaitu:

 

  • Polipektomi (operasi pengangkatan polip).
  • Operasi endoskopi sinus.

 

Perawatan Polip Hidung di Rumah

 

Setelah mendapatkan pengobatan dari dokter, penderita polip hidung disarankan untuk melakukan perawatan secara mandiri di rumah dengan menerapkan kebiasaan berikut:

 

  • Menghindari pemicu iritasi hidung, seperti asap rokok, asap kendaraan, debu, atau alergen lainnya. Sebaiknya, gunakan masker saat keluar rumah.
  • Mengatasi alergi dan asma.
  • Menjaga kebersihan tubuh, seperti rajin mencuci tangan dan mandi dengan bersih untuk menghindari infeksi bakteri atau virus.
  • Menjaga kelembapan udara untuk membantu melancarkan saluran pernapasan dan aliran lendir di sinus. Bila perlu, gunakan air humidifier untuk mencegah bakteri dan virus berkembang di dalam rumah.

 

Demikian penjelasan mengenai penyebab, gejala, dan cara mengatasi polip hidung. Pada beberapa kasus, polip hidung perlu mendapatkan penanganan dengan segera agar tidak menimbulkan komplikasi yang membahayakan penderitanya, seperti sleep apnea.