Pankreas adalah organ penting dalam tubuh manusia yang terletak di bagian atas rongga perut, tepatnya di belakang lambung. Pankreas memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi endokrin dan fungsi eksokrin. Karena fungsinya yang vital, kerusakan pada pankreas dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, salah satunya adalah penyakit kista pankreas.
Sayangnya, sebagian besar penyakit ini tidak disadari penderitanya karena tidak menunjukkan gejala. Padahal, beberapa kista pankreas bisa menjadi ganas dan akhirnya berkembang menjadi kanker.
Untuk itu, penting diketahui apa itu kista pankreas, penyebab, gejala, serta langkah penanganannya. Mari simak selengkapnya dalam artikel berikut.
Apa itu Kista Pankreas?
Kista pankreas adalah kondisi terbentuknya kantung berisi cairan di dalam pankreas. Gangguan pada pankreas ini sering kali tidak disadari dan baru terdeteksi ketika seseorang melakukan pemeriksaan untuk masalah kesehatan lain.
Tanda atau gejala kista pankreas biasanya meliputi sakit perut terus menerus yang terasa sampai ke punggung, mual, muntah, penurunan berat badan, dan merasa cepat kenyang segera setelah makan.
Sebagian besar penyakit kista pankreas tidak berpotensi menjadi kanker, namun ada kemungkinan bahwa kista dapat berkembang menjadi kanker pankreas jika bersifat ganas. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan medis secara rutin jika Anda memiliki faktor risiko atau gejala yang terkait dengan kista pankreas.
Jenis-Jenis Kista Pankreas
Kista pankreas dapat dibagi menjadi dua, yakni kista nonneoplastik dan neoplastik yang terdiri dari beberapa subtipe. Berikut penjelasannya.
1. Pseudokista
Pseudocysts atau pseudokista adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di dalam atau di sekitar pankreas. Pseudokista merupakan jenis penyakit kista pankreas yang banyak ditemukan dan tidak ganas (bersifat jinak).
Pseudokista pankreas biasanya disebabkan oleh pankreatitis dan karena trauma. Gejala yang timbul tergantung pada ukuran dan lokasi kantung cairan tersebut. Beberapa gejala di antaranya seperti rasa nyeri perut yang berat, mual, muntah, dan kembung.
2. Serous Cystadenomas
Serous Cystadenomas merupakan kista jinak yang lebih umum terjadi pada wanita di usia 50–60 tahun. Meskipun jarang berkembang menjadi kanker, kista ini masih dapat membesar dan menekan organ di sekitarnya, seperti usus, pankreas, atau duodenum.
3. Mucinous Cystic Neoplasms
Mucinous cystic neoplasms (MCN) pada umumnya jarang terjadi dan biasanya berlokasi di badan atau ekor pankreas. Jenis kista pankreas ini dapat berpotensi menjadi kanker jika dibiarkan tanpa penanganan. MCN lebih umum terjadi pada wanita dan biasanya ditemukan pada usia 40–60 tahun.
4. Intraductal Papillary Mucinous Neoplasm
Intraductal papillary mucinous neoplasm (IPMN) termasuk jenis kista yang jarang terjadi dan berpotensi menjadi suatu keganasan. IPMN biasanya berkembang di saluran pankreas atau di salah satu cabang salurannya. IPMN dapat terjadi pada pria dan wanita yang berusia di atas 50 tahun. Berdasarkan lokasi dan faktor-faktor lain, operasi pengangkatan IPMN mungkin direkomendasikan.
5. Solid Pseudopapillary Neoplasms
Solid pseudopapillary neoplasm (SPN) biasanya terletak di badan atau ekor pankreas. SPN termasuk langka dan biasanya ditemukan pada wanita berusia muda yakni di bawah 35 tahun. SPN dapat bersifat kanker dan tumbuh cukup besar sehingga menekan organ di sekitarnya.
6. Cystic Neuroendocrine Tumor
Cystic neuroendocrine tumor (NET) adalah jenis kista pankreas langka yang berasal dari sel neuroendokrin dan biasanya dikaitkan dengan multiple endocrine neoplasia type 1 (MEN-1). Meskipun sangat jarang terjadi, NET dapat bersifat ganas dan memerlukan pengangkatan sesegera mungkin.
Gejala Kista Pankreas
Pada umumnya kista pankreas tidak menimbulkan gejala dan hanya ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan medis atau tes pencitraan. Namun, beberapa gejala berikut ini dapat membantu mendiagnosis awal dari adanya kista pankreas.
- Nyeri perut berkepanjangan, yang biasanya bisa menjalar hingga ke punggung.
- Mual dan muntah.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Merasa kenyang segera saat baru mulai makan.
- Jaundice (kulit dan mata kuning).
- Demam.
Penyebab dan Faktor Risiko Kista Pankreas
Penyebab penyakit kista pankreas belum diketahui dengan pasti. Namun, beberapa faktor yang diduga berkontribusi pada perkembangan kista pankreas antara lain:
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker pankreas.
- Memiliki riwayat penyakit pankreas kronis, seperti pankreatitis kronis yang biasanya disebabkan oleh penyakit batu empedu dan konsumsi minuman beralkohol berlebihan.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Menderita diabetes.
- Memiliki papilla Vater yang membesar.
- Pernah menjalani operasi pada organ perut, seperti lambung dan duodenum.
- Terpapar bahan kimia tertentu, seperti pestisida.
Pemeriksaan Kista Pankreas
Untuk mendeteksi kista pankreas, dokter akan melakukan tanya jawab riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik. Kemudian, dokter akan merekomendasikan tes pencitraan untuk membantu mengonfirmasi diagnosis dan menentukan perencanaan perawatan. Tes tersebut melibatkan beberapa metode pemeriksaan medis, seperti:
- Tes darah.
- Ultrasonografi (USG) transabdominal.
- CT Scan.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI).
- Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP).
- Endoskopik Ultrasonografi (EUS).
- Pemeriksaan biopsi.
Pengobatan Kista Pankreas
Jika kista pankreas terdeteksi pada tahap awal dan tidak menyebabkan gejala, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk melakukan pemantauan teratur dengan pemeriksaan medis dan pencitraan saja.
Namun, jika kista pankreas tumbuh lebih besar atau menimbulkan gejala, dokter dapat merekomendasikan beberapa cara menghilangkan kista di pankreas sesuai dengan jenis dan ukuran kista.
Pengobatan kista di pankreas meliputi:
1. Pemantauan Teratur
Pemantauan teratur dengan pemeriksaan medis dan tes pencitraan dapat membantu dokter memantau pertumbuhan kista dan mengambil tindakan jika diperlukan.
2. Aspirasi atau Pengosongan Kista
Prosedur aspirasi atau pengosongan kista dilakukan dengan mengambil cairan dari dalam kista menggunakan bantuan endoscopic ultrasound. Yakni tabung fleksibel kecil (endoskop) yang dimasukkan melewati mulut, turun ke perut dan usus kecil, dan dilengkapi dengan probe ultrasonografi.
Prosedur ini dapat membantu meredakan gejala dan memastikan bahwa kista tidak terisi cairan lagi. Selain itu, cairan kista yang dikumpulkan dapat dikirim ke laboratorium untuk dianalisis apakah ada kemungkinan kanker.
3. Operasi Pengangkatan Kista
Jika kista pankreas berukuran besar dan menimbulkan gejala, dokter dapat merekomendasikan operasi untuk mengangkat kista.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk mencegah timbulnya kista pankreas, Anda disarankan untuk menjalani pola makan yang sehat, menghentikan kebiasaan merokok, menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.