Apa Itu Penyakit kardiovaskuler

Penyakit kardiovaskuler (PKV) merupakan penyakit yang paling prevalen dan menjadi pembunuh utama dibanding dengan penyakit lainnya dinegara-negara industri dan Indonesia. Aterosklerosis merupakan masalah yang paling rumit, bersifat multifaktorial, sehingga menanggapinya harus secara holistik. Endotel merupakan titik temu bagian darah yang aktif mengubah dan bagian dinding yang akan diubah, untuk mengalami remodelling. Secara teoritis banyak hal yang dapat dikerjakan namun belum semua dapat praktis dilaksanakan, dan hanya beberapa saja yang mungkin antara lain : lipid-lowering drugs. Terbukti dari data epidemiologist bahwa menurunkan lipid akan diikuti dengan penurunan angka kesakitan maupun angka kematian kardiovaskuler.

PKV merupakan penyakit dengan etiologi multifaktorial sehingga semua faktor resiko perlu dipertimbangkan dalam upaya pencegahan, baik primer maupun sekunder. Faktor resiko tersebut ada yang bisa dimodifikasi seperti: dislipidemia, hipertensi, merokok, obesitas dan diabetes melitus, serta yang tidak hiss dimodifikasi seperti: usia jenis kelamin laki-laki, riwayat keluarga serta riwayat PKV sebelumnya. Agar pencegahan dapat lebih berhasil maka semua faktor resiko yang dapat dimodifikasi harus dikendalikan secara serentak.

Sehubungan dengan strategi pengelolaan dislipidemia berdasarkan agar kol. LDL faktor resiko lain yang perlu diperhatikan meliputi

a)  Faktor resiko positif

Umur Lk > 45 thn

Pr > 55 thn Riwayat keluarga PKV Merokok

Hipertensi Diabetes Melitus Kegemukan

Kol. HDL < 35>

b)  Faktor resiko negatif

Kol. HDL > 60 mg/dl

 

Deteksi Dini dan Evaluasi

Pemeriksaan penyaring untuk profil lipid dilakukan pada semua orang dewasa berusia diatas 30 tahun atas anjuran petugas kesehatan atau atas permintaan sendiri. Pemeriksaan selektif harus dilakukan pada mereka yang beresiko tinggi untuk terjadinya PKV yaitu: 1).Bukti adanya PJK dan atau manifestasi aterosklerosis yang lain,2). Riwayat keluarga PJK prematur. 3) Riwayat keluarga dengan dislipidemia 4). Bukti adanya faktor resiko PJK yang lain seperti diabetes, hipertensi, merokok, oebsitas.

Pengelolaan Dislipidemia

I.  Umum

Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah upaya nonfarmakologist yang meliputi modiflkasi diet, latihan jasmani serta pengelolaan berat badan. Tujuan utama terapi diet disini adalah menurunkan resiko PKV dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol serta mengembalikan kesimbangan kalori, sekaligus memperbaiki nutrisi. Perbaikan keseimbangan kalori biasanya memerlukan peningkatan penggunaan energi melalui kegiatan jasmani serta pembatasan asupan kalori

II.  Upaya Non Farmakologist

II.1Terapi diet

Terapi diet dimulai dengan menilai pola makan pasien, mengidentifikasi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol serta berapa sering keduanya dimakan. Jika diperlukan ketepatan yang lebih tinggi untuk menilai asupan gizi, perlu dilakukan penilaian yang lebih rinci, yang biasanya membutuhkan bantuan ahli gizi.Penilaian pola makan penting untuk menentukan apakah harus dimulai dengan diet tahap I atau langsung ke diet tahap ke II. Hasil diet ini terhadap kolesterol serum dinilai setelah 4-6 minggu dan kemudian setelah 3 bulan.

 

II.2 Latihan jasmani

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kadar HDL dan Apo AI, menurunkan resistensi insulin, meningkatkan sensitivitas dan meningkatkan keseragaman fisik, menurunkan trigliserida dan LDL, dan menurunkan berat badan.

Setiap melakukan latihan jasmani perlu diikuti 3 tahap :

1)      Pemanasan dengan peregangan selama 5-10 menit

2)      Aerobik sampai denyut jantung sasaran yaitu 70-85 ?ri denyut jantung maximal ( 220 – umur ) selama 20-30 menit .

3)      Pendinginan dengan menurunkan intensitas secara perlahan – lahan, selama 5-10 menit. Frekwensi latihan sebaiknya 4-5 x/minggu dengan lama latihan seperti

diutarakan diatas. Dapat juga dilakukan 2-3x/ minggu dengan lama latihan 45-60 menit dalam tahap aerobik.

Bila terapi Non Farmakologi tidak berhasil maka kita dapat memberikan bermacam-macam obat normolipidemia tergantung dari jenis dislipidemia yang kita dapat. Beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan adalah kemampuan dari pada obat obat tersebut dalam mempengaruhi KHDL, Trigliserida, Fibrinogen, KLDL, dan juga diperhatikan pengaruh atau efek samping dari pada obat-obat tersebut .

Saat ini didapat beberapa golongan obat :

1)      Golongan resin ( sequestrants )

2)      Asam nikotinat dan Acipimox

3)      Golongan Statin (HMG-CoA Reductase Inhibitor)

4)      Derivat Asam Fibrat

5)      Probutol

Demikian penjelasan dari pentingnya mengenali gejala awal dislipidemia, melakukan deteksi dini, dan memeriksakan diri ke dokter bila para sobat sehat memiliki gangguan atau kelainan terkait kadar lipid/lemak. Salam Sehat.

 

Referensi :

Alwi, Idrus, Dislipidemia dan Penyakit Kardiovaskular. PIP Interna. 2022.

Ruparella N, Chai JT, Fisher EA, Choudhury RP. Inflammatory process in cardiovascular disease: a route to targeted theraphies. Nat Rev Cardiol. 2017;14(3):133-44.

Orekhov AN, Ivanova EA. Introduction of the special issue: atherosclerosis and related disease. Vessel Plus. 2017;1: 163-5.

Malekmohammad K, Sewell RDE, Rafieian-Kopaei M. Antioxidants and atherosclerosis: mechanistic aspects. Biomolecules. 2019;9(8).

T.Bahri Anwar. Dislipidemia dan Penyakit Kardiovaskular. Dalam : e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara