Apa itu Osteosarkoma? Gejala, Penyebab dan Pengobatan

Osteosarkoma adalah jenis kanker tulang yang ditandai dengan terjadinya pertumbuhan  sel abnormal yang bermula pada sel-sel pembentuk tulang. Umumnya, osteosarkoma terjadi pada bagian ujung tulang panjang, seperti tulang lengan atas, tulang paha, dan tulang kering.

 

Osteosarkoma adalah salah satu jenis kanker tulang yang paling umum terjadi. Meski demikian, kondisi ini perlu ditangani dengan tepat agar sel kanker tidak menyebar dan menimbulkan komplikasi serius.

 

Simak informasi lengkap mengenai penyebab, faktor risiko, gejala, hingga pengobatan osteosarkoma melalui ulasan di bawah ini.

 

Apa itu Osteosarkoma?

 

Osteosarkoma adalah salah satu jenis kanker tulang yang bermula pada sel-sel pembentuk tulang. Kondisi ini dapat dialami oleh berbagai kalangan usia, namun lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa muda.

 

Penyakit osteosarkoma dapat menyebabkan penderitanya kesulitan bergerak, terasa nyeri pada bagian yang terdampak, hingga patah tulang tanpa penyebab yang jelas. Oleh karenanya, penting untuk menangani osteosarkoma dengan tepat agar tidak menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius.

 

Penyebab dan Faktor Risiko Osteosarkoma

 

Penyebab osteosarkoma adalah mutasi atau perubahan gen yang terjadi pada sel-sel pembentuk tulang (osteoblas). Kondisi tersebut menyebabkan sel-sel pembentuk tulang terus membangun tulang baru walaupun tidak dibutuhkan. Tulang baru inilah yang akan berkembang menjadi tumor ganas dan menghancurkan jaringan sehat tubuh, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya.

 

Belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya mutasi gen sel pembentuk tulang yang memicu penyakit osteosarkoma. Namun, terdapat beberapa faktor yang turut meningkatkan risiko seseorang mengalami osteosarkoma, di antaranya:

  • Pernah menjalani perawatan radioterapi atau kemoterapi.
  • Pernah mengidap penyakit kanker jenis lain, seperti sarkoma ewing atau retinoblastoma.
  • Mengidap penyakit tulang lain, seperti displasia fibrosa atau penyakit Paget.
  • Memiliki kelainan genetik, seperti sindrom Bloom, sindrom Werner, atau sindrom Li-Fraumeni.
  • Pernah menjalani operasi tulang yang mengharuskan pemasangan protesis.
  • Biasanya terjadi pada masa-masa percepatan pertumbuhan antara usia 8–15 tahun.

 

Gejala Osteosarkoma

 

Gejala osteosarkoma cenderung beragam tergantung pada bagian tulang yang terdampak. Namun, sejumlah gejala yang umum dialami oleh penderita osteosarkoma adalah sebagai berikut:

  • Kesulitan menggerakkan bagian tubuh yang terdampak.
  • Pincang apabila sel kanker tumbuh pada tulang kaki.
  • Nyeri, bengkak, dan kulit kemerahan pada bagian tubuh yang terdampak.
  • Sering mengalami cedera atau patah tulang tanpa penyebab yang jelas.
  • Nyeri saat mengangkat sesuatu jika tumor terdapat di tangan.

 

Komplikasi Osteosarkoma

 

Komplikasi osteosarkoma dapat terjadi karena tidak terkendalinya pertumbuhan sel kanker ataupun efek samping dari pengobatan, seperti:

  • Metastasis, yaitu kondisi ketika sel kanker telah menyebar ke paru-paru dan bagian tulang lainnya.
  • Efek samping osteosarkoma yang dibiarkan hingga pecah, seperti infeksi atau perdarahan.
  • Kemungkinan komplikasi operasi, seperti infeksi, penggumpalan darah, proses penyembuhan yang lambat, atau perdarahan.
  • Efek samping kemoterapi, seperti gangguan pencernaan, mual, dan rambut rontok.

 

Diagnosis Osteosarkoma

 

Sebelum mendiagnosis osteosarkoma, dokter akan melakukan anamnesis atau wawancara medis untuk menanyakan keluhan serta riwayat penyakit yang dialami pasien. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan di area yang diduga terkena kanker. Selain itu, sejumlah tindakan medis yang dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis osteosarkoma adalah sebagai berikut:

  • Biopsi, yaitu prosedur pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan dari bagian tubuh yang terdampak untuk dianalisis di laboratorium.
  • Prosedur pencitraan, seperti CT ScanMRI, rontgen, atau USG, untuk mendeteksi lokasi serta ukuran sel kanker.
  • Tes darah, seperti mengukur kadar laktat dehidrogenase (LDH) dan alkaline fosfatase (AFP) untuk menilai derajat keparahan osteosarkoma.

 

Pengobatan Osteosarkoma

 

Pengobatan osteosarkoma bertujuan untuk mengendalikan gejala serta mencegah timbulnya komplikasi yang lebih serius. Adapun sejumlah tindakan yang umum dilakukan untuk menangani osteosarkoma adalah sebagai berikut:

 

1. Prosedur Pembedahan

 

Pembedahan dilakukan untuk mengangkat seluruh sel kanker yang menjangkiti tubuh. Namun, proses pembedahan ini perlu disesuaikan dengan ukuran dan lokasi tumor ganas pada tubuh pasien.

 

Pada kasus yang serius, dokter dapat memilih untuk melakukan amputasi pada bagian tubuh yang terdampak dan diberikan prosthesis untuk mengganti fungsi bagian tubuh yang diamputasi.

 

2. Kemoterapi

 

Perawatan kemoterapi merupakan tindakan medis dengan memberikan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat dilakukan sebelum maupun sesudah tindakan operasi untuk mengoptimalkan pengobatan kanker.

 

Durasi perawatan kemoterapi yang perlu dijalani oleh pasien bergantung pada tingkat keparahan osteosarkoma.

 

3. Radioterapi

 

Radioterapi adalah perawatan medis yang menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Perawatan ini sering kali dilakukan untuk menangani pasien osteosarkoma yang tidak dapat menjalani operasi atau jika masih ada sel kanker yang tersisa.