Apa Itu Moluskum Kontagiosum

Istilah moluskum kontagiosum mungkin cukup asing didengar di kalangan masyarakat umum, namun ternyata penyakit ini sering terjadi. Moluskum kontagiosum merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus Molluscum contagiosum. Penyakit ini terjadi di seluruh dunia dengan prevalensi 2-10%, terutama paling tinggi pada kelompok anak berusia 1-4 tahun. Virus ini mudah menular melalui kontak langsung dengan penderita dan kontak tidak langsung melalui benda mati yang terkontaminasi virus. Penggunaan benda-benda seperti handuk dan pakaian bersama-sama dengan penderita moluskum kontagiosum dapat menularkan virus ini. Berdasarkan studi, penularan virus Molluscum contagiosum bahkan dapat terjadi melalui air kolam renang.

Apabila terapapar virus ini, tidak langsung akan menimbulkan gejala, biasanya akan mulai muncul setelah 2 minggu hingga 6 bulan kemudian. Gejala yang dapat timbul pada kulit dapat berupa bintil yang sewarna kulit, berbentuk bulat seperti kubah, terkadang permukaanya tampak mengkilap seperti mutiara, dan pada area tengahnya terdapat cekungan. Bintil-bintil dapat terjadi pada semua area tubuh, namun lebih sering ditemukan pada area kulit yang rentan terhadap gesekan pakaian atau lembab. Ukurannya biasanya kecil, berkisar antara 1-10 mm (Gambar 1), namun pada kondisi sistem imun menurun (misalnya pada penderita human immunodeficiency virus [HIV]) jumlah bintil dan ukurannya bisa sangat banyak dan besar. Setelah 6-9 bulan bintil muncul, bintil dapat sembuh sendiri melalui proses peradangan, terbentuknya bisul, dan menjadi keropeng yang akan mengelupas. Jika isi dari bintil tersebut dikeluarkan, isinya tampak seperti gumpalan putih yang mengandung virus dan dapat menularkan. Pada bekas bintil, biasanya terdapat bekas berupa jaringan parut yang mencekung ke dalam.

<!–[if gte vml 1]> <![endif]–>

Pada anak yang sudah terinfeksi moluskum kontagiosum, tatalaksana bergantung pada kondisi. Pada infeksi yang jumlahnya sedikit, dapat disarankan untuk menunggu bintil sembuh sendiri. Hal ini bertujuan untuk tidak menimbulkan trauma terhadap anak-anak karena prinsip pengobatan moluskum kontagiosum dengan mengeluarkan isi dari bintil seringkali menyakitkan. Pengobatan moluskum kontagiosum umumnya dapat menggunakan metode untuk menghancurkan bintil, seperti bedah beku, kuretase, bedah listrik, laser, dan obat-obatan yang sifatnya iritatif.

Untuk mencegah penularan dari area kulit yang sakit ke kulit yang sehat, hindari menggaruk bintil. Pada saat mandi, penderita disarankan menggunakan 2 buah handuk yang terpisah untuk mengeringkan kulit yang sehat dan kulit dengan bintil. Penggunaan handuk dan pakaian disarankan untuk tidak digunakan bersama-sama, termasuk antar anggota keluarga.

Jika anak hobi berenang, orangtua dapat memilih kolam renang dengan protokol kebersihan yang baik, terutama pemberian desinfektan yang rutin. Anak dibekali pakaian renang, handuk, alat mandi, papan renang, dan pelampung yang digunakan pribadi. Setelah selesai berenang, anak harus membilas tubuh dengan air bersih dan sabun. Jika anak menderita moluskum kontagiosum, anak masih diperbolehkan berenang. Hal yang harus diperhatikan yaitu menutup bintil dengan plester anti-air. Pastikan seluruh bintil ditutup sehingga tidak menularkan virus ke orang lain.

 

Daftar Pustaka:

Paller A, Mancini A. Viral Diseases of the Skin. In: Paller A, Mancini A, editors. Paller and Mancini – Hurwitz Clinical Pediatric Dermatology. 6th ed. Missouri: Elsevier; 2022. p. 436–9.

Bugert J, Alikhan A, Shwayder T. Molluscum Contagiosum. In: Hoeger P, Kinsler V, Yan A, editors. Harper’s Textbook of Pediatric Dermatology. 4th ed. Oxford: Wiley Blackwell; 2020. p. 579–87.

Swimming Pool Recommendations [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. 2015 [cited 2023 Apr 15]. Available from: https://www.cdc.gov/poxvirus/molluscum-contagiosum/sp_recommendations.html

Gambar : Moluskum kontagiosum pada punggung seorang anak laki-laki berusia 6 tahun  (Sumber : Harper’s Textbook of Pediatric Dermatology, edisi ke-4)