Apa itu Kolesteatoma? Penyebab, Gejala, & Cara Mengobatinya

Peran telinga begitu penting sehingga menjaga kondisi telinga agar selalu dalam keadaan sehat dan berfungsi dengan baik adalah hal mutlak dilakukan. Selain sebagai alat untuk mendengarkan suara, telinga juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Salah satu penyakit telinga yang dapat menyerang adalah penyakit kolesteatoma. Penyakit telinga kolesteatoma (cholesteatoma) merupakan suatu tumor jinak yang tumbuh di telinga bagian tengah tepatnya di bagian belakang gendang telinga. Kondisi ini terjadi akibat adanya infeksi pada telinga yang terjadi secara berulang tanpa adanya penanganan yang baik. Cacat lahir juga bisa menjadi penyebab terjadi kolesteatoma. Sel tumor jinak yang tumbuh lama kelamaan disertai dengan penumpukan sel-sel kulit mati, lendir akibat infeksi, atau kotoran telinga yang kelamaan akan makin besar dan mampu menghancurkan struktur tulang di telinga bagian tengah. Tentunya penyakit ini dapat mengganggu fungsi telinga, keseimbangan tubuh, dan juga otot sekitar di wajah. Kolesteatoma bukan termasuk kanker dan merupakan kondisi yang jarang terjadi. Walaupun bukan kanker, kolesteatoma dapat terus berkembang hingga merusak struktur tulang di telinga tengah. Akibatnya, penderita kolesteatoma bisa mengalami gangguan pendengaran dan komplikasi serius lainnya.

Penyebab Kolesteatoma

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab utama dari kolesteatoma adalah infeksi telinga tengah yang terjadi secara berulang. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh adanya gangguan pada tuba eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan bagian belakang hidung dengan telinga bagian tengah.

Tuba eustachius berfungsi menjaga tekanan di dalam dan di luar telinga tetap seimbang. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tuba eustachius, yaitu :

1.      Infeksi telinga yang terjadi lama (kronis)

2.      Sinusitis

3.      Batuk pilek

4.      Rhinitis alergi

Ketika terjadi gangguan pada tuba eustachius, akan muncul tekanan yang menyebabkan sebagian gendang telinga dan sebagian kulit telinga tengah tertarik ke dalam. Kulit tersebut kemudian membentuk kista berisi cairan telinga dan sel-sel kulit mati yang dapat bertambah besar seiring waktu.

Kolesteatoma juga dapat disebabkan oleh kerusakan pada gendang telinga yang terjadi akibat cedera, infeksi, atau efek samping operasi telinga.

Gejala Kolesteatoma

Umumnya, kolesteatoma hanya terjadi di salah satu sisi telinga. Pada tahap awal, kondisi ini mungkin tidak akan menimbulkan gejala. Keluhan baru akan muncul ketika kolesteatoma bertambah besar. Beberapa gejala tersebut meliputi :

1.      Telinga berdenging (tinnitus).

2.      Pusing atau vertigo.

3.      Nyeri di belakang telinga.

4.      Keluar cairan dan kotoran yang berbau tidak sedap dari telinga.

5.      Rasa tidak nyaman atau penuh di telinga.

6.      Gangguan pendengaran di telinga yang terkena.

7.      Perubahan rasa dan bau masakan.

Kapan Harus ke Dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala kolesteatoma seperti yang telah disebutkan di atas, terutama bila disertai dengan vertigo atau kelumpuhan pada salah satu sisi wajah. Penanganan kolesteatoma yang diberikan lebih awal dapat membantu Anda terhindar dari komplikasi akibat kondisi ini.

Pemeriksaan Kolesteatoma

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik khususnya daerah telinga hidung dan tenggorokan.

Bila dibutuhkan, dokter akan melakukan pemindaian di kepala pasien dengan CT scan atau MRI kepala, guna melihat apakah kolesteatoma sudah merusak tulang telinga bagian tengah.

Penanganan Kolesteatoma

Kolesteatoma umumnya ditangani dengan operasi pengangkatan kista. Operasi dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan obat bius total kepada pasien.

Terdapat 2 (dua) jenis operasi yang dapat dilakukan oleh dokter, yaitu :

1.      Mastoidektomi, untuk membuka tulang di telinga agar kista dapat diangkat secara menyeluruh.

2.      Timpanoplasti, untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada gendang telinga.

Sedangkan untuk menangani infeksi telinga yang terjadi secara berulang, dokter akan melakukan beberapa penanganan berikut :

1.      Pemberian antibiotik tetes telinga atau oral.

2.      Pembersihan liang telinga.

Kolesteatoma merupakan kondisi yang sering kambuh. Oleh karena itu, dokter akan menganjurkan pasien untuk menjalani pemeriksaan THT secara rutin setiap 6-12 bulan sekali. Pasien juga akan disarankan untuk menjalani CT scan atau MRI setiap 1-2 tahun setelah operasi.

Komplikasi Kolesteatoma

Jika tidak diobati, kolesteatoma yang terus bertambah besar akan menimbulkan berbagai komplikasi. Penumpukan sel kulit mati menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang sehingga bisa memicu terjadinya infeksi telinga.

Seiring waktu, kolesteatoma juga dapat merusak liang telinga tengah, gendang telinga, tulang telinga tengah, otak, serta saraf wajah. Akibatnya, timbul komplikasi berupa :

1.      Gangguan pendengaran

2.      Kelumpuhan otot-otot wajah

3.      Meningitis

4.      Abses otak