Apa itu Inferiority Complex? Penyebab, Gejala, & Cara Mengobatinya

Inferiority complex adalah gangguan kepribadian di mana seseorang meragukan kemampuan dirinya atau merasa rendah diri. Kondisi ini membuat pengidapnya kehilangan rasa percaya diri dan selalu merasa kurang dalam berbagai aspek kehidupan seperti intelektual, sosial, dan fisik.

 

Untuk membantu memahami apa itu inferiority complex lebih mendalam, simak pembahasannya yang meliputi penyebab, gejala, dan cara mengatasinya di bawah ini.

 

Apa itu Inferiority Complex?

 

Menurut American Psychological Association (APA), inferiority complex adalah rasa tidak cukup mampu dan tidak percaya diri secara terus-menerus dalam kehidupan sehari-hari karena adanya keyakinan bahwa dirinya secara fisik atau psikologis kurang dari orang lain. Kekurangan yang dirasakan ini bisa jadi nyata adanya berdasarkan penilaian rasional atau hanya imajinasi belaka.

 

Rasa rendah diri akibat suka dibandingkan dengan orang lain membuat pengidap inferiority complex merasa selalu kurang. Kondisi ini pun berlawanan dengan superiority complex.

 

Jika inferiority complex adalah rasa tidak percaya diri yang ekstrem, maka superiority complex adalah rasa terlalu percaya diri. Namun, pada dasarnya, kedua gangguan kepribadian ini merupakan hasil dari mekanisme pertahanan diri seseorang dalam mengatasi rasa ketidakmampuan diri yang mendalam.

 

Sering kali, seseorang yang mengidap inferiority complex kesulitan untuk bangkit dari kegagalan. Perasaan yang dirasakan ketika gagal bahkan melebihi rasa kecewa dan sedih. Pengidap gangguan kepribadian ini akan merasa tidak berarti, pesimis, dan takut untuk melangkah kembali mengejar mimpi.

 

Dilihat dari faktor lingkungan pembentuk kepribadian, inferiority complex dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

 

  • Primary inferiority: Jenis inferiority complex yang terbentuk karena sering dibandingkan dengan anak lain pada masa kecil sehingga penderita cenderung meragukan kemampuannya sendiri dan merasa tidak punya harga diri.

  • Secondary inferiority: Jenis inferiority complex yang ditandai dengan ketidakmampuan penderita untuk mencapai impian akibat perasaan insecure yang terjadi pada masa dewasa. Kondisi ini umumnya dipicu oleh faktor-faktor seperti kondisi ekonomi dan lingkungan pekerjaan yang toxic.

 

Penyebab Inferiority Complex

 

Merasa kurang percaya diri merupakan hal yang wajar. Hal yang penting adalah bagaimana merespons perasaan tersebut. Beberapa orang mungkin dapat termotivasi untuk bangkit kembali, namun pengidap inferiority complex cenderung merenungkan hingga menyalahkan dirinya berulang kali atas kesalahannya.

 

Pada dasarnya, inferiority complex adalah sekumpulan pikiran, emosi, perilaku, dan kecenderungan negatif yang dimiliki seseorang. Adapun beberapa faktor yang kerap disinyalir menjadi penyebab inferiority complex adalah sebagai berikut.

 

1. Genetik

 

Studi pada Proceedings of the National Academy of Sciences menemukan bahwa seseorang yang mewarisi suatu variasi genetik alel A dari reseptor oksitosin OXTR, cenderung merasa kurang optimis, mudah stres, kurang keterampilan sosial, kurang percaya diri, dan cenderung merasa tidak cukup. Kesehatan mental pada pembawa variasi genetik ini lebih negatif jika dibandingkan dengan orang lain yang membawa kopian alel G dari reseptor oksitosin.

 

2. Keluarga

 

Lingkup keluarga berperan penting dalam perkembangan psikologis anak. Jika terus menerus mendengar cacian dan makian, maka rasa percaya diri anak pun akan menurun. Orang tua yang sering kali memberikan kritik tidak membangun dengan bahasa kasar akan membuat anak merasa tidak dihargai dan membuatnya sulit untuk mengembangkan diri saat dewasa.

 

3. Lingkungan

 

Standar hidup yang tinggi dan terkadang tidak realistis dalam kehidupan bermasyarakat saat ini sering kali membuat seseorang merasa minder atau kurang percaya diri dengan kemampuan dan penampilan dirinya sendiri. Misalnya, tipe tubuh dan berat badan ideal yang ditampilkan di media sosial maupun portal berita selebriti bisa berdampak pada cara seseorang menilai penampilan dirinya dan membuatnya merasa rendah diri ketika melihat bahwa ia tidak mencapai standar kecantikan menurut stigma masyarakat.

 

Contoh lainnya adalah tuntutan akan prestasi akademik yang tinggi di kalangan masyarakat, di mana jika seseorang tidak mampu mencapai standar prestasi tersebut, maka hal ini juga dapat berpotensi menyebabkan munculnya inferiority complex.

 

Gejala Inferiority Complex

 

Seperti beberapa gangguan kepribadian dan psikologis lainnya, gejala inferiority complex tidak mudah untuk diidentifikasi. Adapun kebiasaan yang biasanya menandakan bahwa seseorang mengalami inferiority complex adalah:

 

  • Merasa tidak mampu mencapai impian.

  • Mudah menyerah di tengah jalan.

  • Berasumsi buruk dalam berbagai skenario.

  • Menghindari interaksi sosial dan kontak mata dengan orang lain saat berbicara.

  • Sering merasa tidak cukup.

  • Merasa cemas atau mengalami anxiety.

  • Rentan terkena depresi.

  • Sensitif terhadap kritik.

  • Tidak bisa menerima pujian (cenderung menganggap remeh kemampuan diri sendiri).

  • Menghindari kegiatan yang bersifat kompetitif supaya tidak dibanding-bandingkan dengan orang lain.

 

Namun, ada kalanya pengidap gangguan kepribadian ini akan mencoba untuk mengompensasi perasaan inferior mereka secara berlebihan dengan menjadi terlalu kompetitif untuk membuktikan bahwa mereka tidak inferior. Hal ini pada akhirnya dapat berkembang menjadi superiority complex.

Cara Mengatasi Inferiority Complex

 

Inferiority complex yang dibiarkan begitu saja tidak hanya memberi pengaruh buruk terhadap kehidupan pengidapnya, namun juga dapat membuat orang lain di sekitarnya menjadi tidak nyaman. Gangguan ini pun bisa berujung pada kelainan psikologis lain seperti anxiety disorder dan depresi.

 

Untuk itu, diperlukan sejumlah penanganan yang tepat untuk mengatasi inferiority complex. Adapun beberapa caranya adalah sebagai berikut.

 

1. Terapi Psikologis

 

Langkah awal yang penting dalam penanganan inferiority complex adalah melakukan terapi psikologis. Bantuan profesional dari terapis dan pakar kesehatan mental dapat membantu pengidapnya menjadi lebih percaya diri dengan memahami dan menerima kekurangan diri sendiri atau mengatasi trauma yang terjadi pada masa kecil.

 

2. Membuat Jurnal

 

Detail tentang pola pikir dapat direkam dalam jurnal sehari-hari. Dengan menuliskan kegiatan sehari-hari, pengidap inferiority complex akan mampu memahami diri sendiri lebih baik dan mengidentifikasi dari mana rasa inferior complex tersebut berasal.

 

3. Menenangkan Diri

 

Pengidap inferiority complex juga dapat melakukan meditasi secara rutin untuk menenangkan pikiran dari hal-hal negatif yang menurunkan rasa percaya diri. Meditasi bisa dilakukan di pagi hari untuk memulai hari dengan semangat dan menumbuhkan mindset positif untuk memerangi perasaan inferior.

 

4. Selektif dalam Memilih Teman

 

Dukungan positif dari orang-orang terdekat bisa berdampak baik bagi kondisi psikologis pengidap inferiority complex. Sebaiknya, hindari hubungan dengan orang-orang problematik dan yang memiliki pengaruh negatif.

 

5. Mencintai Diri Sendiri

 

Self-love sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri. Cobalah memberikan kata-kata positif yang menguatkan diri untuk menghilangkan keraguan dan kecemasan. Dengan begitu, pikiran negatif dan perasaan inferior pun dapat menghilang seiring waktu.