Apa Itu Hifema pada Mata

Hifema biasanya terjadi karena cedera atau trauma yang menyebabkan iris atau pupil mata robek. Perdarahan yang terjadi ini berbeda dengan perdarahan yang terjadi pada lapisan tipis di atas bagian putih mata (konjungtiva), yang dikenal dengan perdarahan subkonjungtiva. Perdarahan subkonjungtiva tidak berbahaya dan tidak menimbulkan nyeri, sedangkan hifema biasanya terasa sangat nyeri. Hifema adalah kondisi ketika darah berkumpul di bilik depan mata, tepatnya di antara kornea (selaput bening) dan iris (selaput pelangi). Kumpulan darah tersebut bisa menutupi sebagian atau seluruh iris dan pupil (bulatan hitam di mata). Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan. Kondisi yang dapat dialami orang dewasa maupun anak-anak ini perlu mendapat pertolongan medis secepatnya guna mencegah kerusakan penglihatan secara permanen. Meski demikian, hifema juga dapat terjadi secara mendadak pada anak-anak yang menderita penyakit tertentu, seperti hemofilia atau anemia sel sabit. Hifema sering kali disamakan dengan perdarahan di lapisan tipis bagian putih mata (perdarahan subkonjungtiva), padahal keduanya merupakan kondisi yang berbeda. Perdarahan pada hifema disertai rasa sakit, sedangkan perdarahan subkonjungtiva tidak disertai rasa sakit.

Penyebab Hifema

Ada beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab hifema, antara lain :

1.      Cedera pada mata, akibat kecelakaan atau pada saat berolahraga;

2.      Kondisi tidak normal pada pembuluh darah pada permukaan iris mata;

3.      Infeksi mata akibat virus herpes;

4.      Gangguan pembekuan darah, misalnya hemofilia dan anemia sel sabit;

5.      Komplikasi pasca operasi mata.

Hifema spontan juga bisa terjadi karena kelainan pembuluh darah atau pembentukan pembuluh darah baru (neovaskularisasi), kanker mata, serta uveitis.

Nah, jika kamu mengalami cedera ringan yang mengenai mata, sebaiknya hindari mengobati sendiri kondisi mata kamu dengan menggunakan obat tetes mata tanpa resep.

Gejala Hifema

Gejala dan tanda hifema tergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa keluhan yang mungkin muncul adalah :

1.      Darah di mata

2.      Tekanan pada bola mata meningkat

3.      Mata sensitif terhadap cahaya (fotofobia)

4.      Penglihatan kabur atau terhalang

5.      Mata terasa sakit

Berdasarkan banyaknya darah yang memenuhi bilik mata, hifema dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu :

1.      Tingkat 1, ketika darah memenuhi kurang dari sepertiga bilik depan mata.

2.      Tingkat 2, ketika darah memenuhi sepertiga hingga setengah bilik depan mata.

3.      Tingkat 3, ketika darah memenuhi lebih dari separuh bilik depan mata.

4.      Tingkat 4, ketika darah memenuhi seluruh bilik depan mata.

Kapan Harus ke Dokter

Hifema merupakan kondisi gawat darurat. Oleh sebab itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas, terutama bila sebelumnya mata Anda mengalami benturan atau cedera.

Pemeriksaan Hifema

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan lanjutan di bawah ini :

1.      Tes ketajaman penglihatan, untuk mengetahui seberapa jelas penglihatan pasien ketika melihat suatu objek.

2.      Slit lamp, untuk memeriksa bagian dalam mata.

3.      Tonometri, untuk mengukur tekanan di dalam bola mata.

4.      CT scan, untuk memeriksa kondisi bagian dalam bola mata secara lebih jelas.

Selain pemeriksaan di atas, dokter juga dapat melakukan tes darah untuk mendeteksi anemia sel sabit atau kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hifema.

Penanganan Hifema

Umumnya pengobatan hifema akan mempertimbangkan usia dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Jika gejala masih ringan, biasanya hifema akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu minggu. Namun, pengidapnya tetap harus melakukan perawatan di rumah dengan mengikuti instruksi dokter mata. Pasalnya, sebagian pengidap hifema dapat mengalami perdarahan kembali jika perawatan tidak dilakukan dengan benar.

Cara untuk mencegah kondisi semakin parah, maka kamu bisa melakukan beberapa hal seperti :

1.      Mengurangi kegiatan fisik berat dan banyak beristirahat;

2.      Membatasi pergerakan mata;

3.      Memakai pelindung khusus mata untuk mencegah cedera;

4.      Menyangga kepala saat tidur, setidaknya dengan kemiringan 40 derajat, supaya darah bisa terserap ke dalam tubuh.

Jika nyeri terus terasa, maka dokter akan memberikan obat pereda sakit, seperti paracetamol. Selain itu, dokter dapat memberikan obat tetes mata berisi kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. Obat mata jenis lain yang berfungsi melebarkan pupil mata juga bisa digunakan untuk meredakan nyeri.

Komplikasi Hifema

Umumnya, penderita hifema dapat pulih sepenuhnya. Namun, pada kasus yang parah, penderita dapat mengalami komplikasi, seperti :

1.      Perdarahan berulang

2.      Kornea ternoda oleh darah

3.      Glaukoma

4.      Kerusakan saraf mata

5.      Kebutaan permanen

Pencegahan Hifema

Cara terbaik untuk mencegah hifema adalah dengan menghindari kondisi yang bisa menyebabkan cedera mata. Salah satunya dengan memakai pelindung mata ketika melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera mata, seperti saat berolahraga.

Cara lain untuk mencegah hifema adalah dengan memeriksakan kondisi mata secara berkala, terutama jika Anda baru saja mengalami cedera mata, meskipun tidak sampai terjadi perdarahan.

 

Referensi :

Carissa Aprilia, dkk. 2023. Hifema. Tinjauan Klinis dan Klasifikasi, Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Anita O. 2015. Karakteristik Pasien Hifema pada Anak di Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo?: Penelitian Observasional. Bandung.

SooHoo JR, Davies BW, Braverman RS. Pediatric Traumatic Hypema: a Review of 138 Consecutive Cases. Vol. 17. 2013. p. 565-7.

Hoyt CS, Taylor D. 2013. Pediatric Ophtalmology. 5th ed. China : Elsevier Saunders.

Howard I Savage, Almutez Gharaibeh, Roberta W Scherer. 2019. Medical Interventions for Traumatic Hyphema. Faculty of Medicine, The University of Jordan, Department of Special Surgery? Ophthalmology.

Sidarta llyas dr. H., dr Sri Rahayu Yulianti S. 2013. Edisi Keempat Ilmu Penyakit Mata. Jakarta.

Rizkia T, Suhanda R. Hifema Grade I : a Case Series. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.