Apa itu Hepatektomi? Prosedur dan Resikonya

Terdapat berbagai cara untuk mengobati penyakit hati, khususnya penyakit kanker hati. Salah satu penanganan yang direkomendasikan oleh dokter adalah hepatektomi. Hepatektomi menjadi metode pengobatan kanker hati yang efektif untuk menangani kanker hati, baik dengan hepatektomi parsial (sebagian) maupun hepatektomi total.

 

Lantas, bagaimana prosedur hepatektomi dilakukan? Mari simak artikel berikut untuk informasi selengkapnya.

 

Apa itu Hepatektomi?

 

Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020, kanker hati di Indonesia merupakan penyebab kematian terbanyak keempat setelah kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker serviks. Untuk mencegah kanker hati berkembang ke stadium lanjut, operasi reseksi hati atau hepatektomi akan sangat direkomendasikan untuk pengobatan kanker hati.

 

Operasi reseksi hati atau hepatektomi adalah suatu prosedur invasif yang mengangkat sebagian atau seluruh bagian organ hati dengan tujuan untuk mengangkat tumor dan jaringan hati di sekitarnya. Operasi kanker hati dapat dilakukan secara parsial maupun secara keseluruhan. Berikut penjelasannya.

 

Hepatektomi Parsial

 

Hepatektomi parsial adalah prosedur yang hanya mengangkat sebagian dari organ hati. Luas pengangkatan ditentukan berdasarkan lokasi dan ukuran tumor di hati. Ketika tumor diangkat, maka jaringan hati yang sehat akan mengambil alih fungsi dari bagian hati yang diangkat.

 

Hepatektomi parsial biasanya dilakukan untuk mengangkat tumor di hati, seperti karsinoma hepatoseluler (HCC), intrahepatic cholangiocarcinoma, atau tumor hati yang berasal dari metastasis (penyebaran) kanker kolorektal. Selain itu, hepatektomi parsial juga dapat dilakukan untuk mengangkat tumor jinak seperti adenoma atau kista liver.

 

Setelah reseksi total, sisa organ hati sehat dapat tumbuh kembali ke ukuran semula yang proporsional dengan tubuh penderita seiring berjalannya waktu. Proses pemulihan ini tentunya bergantung pada kemampuan jaringan hati yang sehat. Pada beberapa kasus, organ hati mungkin akan lebih lambat beregenerasi untuk mencapai ukuran semula.

 

Hepatektomi Total

 

Hepatektomi total adalah prosedur pembedahan yang mengangkat seluruh organ hati. Prosedur ini biasanya dilakukan bersamaan dengan transplantasi hati. Hepatektomi total dengan transplantasi hati biasanya dilakukan pada penyakit hati stadium lanjut atau ketika sel kanker sudah menyebar, di mana seluruh organ hati perlu diangkat dan ditransplantasikan.

 

Kriteria Pasien Hepatektomi

 

Operasi hepatektomi umumnya dikhususkan bagi seseorang yang mengidap kanker hati dengan kriteria tertentu:

 

  • Pasien harus memiliki fungsi hati yang cukup baik tanpa sirosis hati.
  • Pasien cukup sehat untuk bisa menjalani atau mentoleransi operasi.
  • Lokasi dan luas tumor terlokalisasi dengan baik.
  • Tidak ada penyebaran kanker yang meluas.
  • Tidak memiliki penyakit jantung, paru-paru, dan penyakit sistemik lainnya yang dapat memengaruhi pemulihan pascaoperasi.

 

Sebelum melakukan hepatektomi parsial, dokter akan memastikan jumlah volume minimal organ hati yang tersisa dianggap aman untuk regenerasi dan mempertahankan fungsi hati setelah operasi. Sementara itu, pasien yang hendak melakukan hepatektomi total harus memenuhi setiap persyaratan untuk menjalani transplantasi hati.

 

Prosedur Operasi Hepatektomi

 

Prosedur operasi hepatektomi dapat dibagi ke dalam persiapan, operasi, dan pascaoperasi.

 

Persiapan Hepatektomi

 

Berikut beberapa langkah umum yang dilakukan dalam persiapan operasi hepatektomi:

 

  • Evaluasi medis secara menyeluruh termasuk pemeriksaan penunjang.
  • Pemantauan fungsi hati, seperti SGOT, SGPT, bilirubin.
  • Tes profil pembekuan darah, seperti PT, APTT.
  • Puasa dan menghentikan konsumsi obat-obatan atau suplemen tertentu.

 

Prosedur Operasi

 

Prosedur operasi hepatektomi parsial dan total memiliki perbedaan dalam luas pengangkatan jaringan hati yang dilakukan. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai kedua prosedur tersebut:

 

  • Anestesi. Pasien akan diberikan anestesi umum sehingga tidak merasakan sakit selama operasi.
  • Pembuatan sayatan. Dokter akan membuat sayatan pada area perut untuk mengakses organ hati. Sayatan ini bisa berupa sayatan melintang (subkostal) di bawah tulang rusuk kanan atau sayatan melintang di tengah perut.
  • Pengangkatan jaringan hati. Pada hepatektomi parsial, bagian hati yang terkena penyakit, seperti tumor, akan diidentifikasi dan diangkat oleh dokter bedah digestif menggunakan pisau bedah atau alat elektrokauterisasi. Sementara itu, pada hepatektomi total, seluruh hati yang sakit atau rusak akan diangkat untuk diganti dengan hati pendonor (transplantasi).
  • Transplantasi. Pada hepatektomi total, setelah seluruh organ hati yang sakit diangkat, organ hati yang sehat dari pendonor akan diletakkan dan dihubungkan dengan pembuluh darah dan saluran empedu pasien.
  • Pengendalian perdarahan. Selama dan setelah proses berlangsung, dokter akan mengendalikan perdarahan dengan menggunakan teknik hemostasis yang melibatkan penggunaan jahitan, alat klem, atau alat hemostatik lainnya.
  • Penyelesaian. Setelah prosedur pengangkatan selesai, maka dokter bedah akan menutup sayatan dengan menggunakan jahitan atau perekat kulit. Kemudian, pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan atau unit perawatan intensif (ICU) untuk pemantauan lebih lanjut setelah operasi.

 

Setelah Hepatektomi

 

Pemulihan reseksi hati biasanya membutuhkan waktu 4–8 minggu dan lama pemulihan bisa berbeda-beda antara satu pasien dengan pasien lainnya. Pasien tidak disarankan untuk mengangkat sesuatu yang berat atau melakukan olahraga berat selama 12 minggu pascaoperasi.

 

Mengonsumsi makanan untuk menjaga kesehatan hati dan menjalani pola hidup sehat dengan melakukan beberapa olahraga ringan (seperti berjalan kaki selama 30 menit) setiap hari dapat membantu mempercepat pemulihan pasca operasi.

 

Pasien juga diharuskan untuk melakukan kontrol rutin dan tes diagnostik untuk memantau perkembangan penyakit dan pemulihan.

 

Risiko dan Komplikasi Hepatektomi

 

Hepatektomi merupakan salah satu cara mengobati kanker hati yang dilakukan dengan prosedur kompleks dan memiliki sejumlah risiko komplikasi. Adapun risiko komplikasi yang mungkin terjadi di antaranya:

 

  • Perdarahan.
  • Infeksi.
  • Kerusakan organ.
  • Gangguan fungsi hati.
  • Kegagalan fungsi hati.
  • Komplikasi dari anestesi.
  • Komplikasi paru-paru.