Apa Itu Halitosis?

Halitosis atau bau mulut adalah kondisi bau atau odor yang tidak disukai sewaktu terhembus udara, tanpa melihat apakah substansi odor berasal dari oral ataupun berasal dari non-oral. Kondisi mulut yang memicu terjadi bau mulut ialah kurangnya aliran saliva, meningkatnya bakteri gram negatif Anaerob, meningkatnya jumlah protein makanan, pH rongga mulut yang lebih bersifat alkali / basa dan meningkatnya jumlah sel-sel mati dan sel epitel Nekrotik didalam mulut. Halitosis / bau mulut yang tidak sedap yang dapat disebabkan karena adanya Volatile Sulfur Compounds (VSCs). Volatile Sulfur Compounds adalah hasil produksi dari aktifitas bakteri anaerob di dalam mulut yang menghasilkan senyawa berupa sulfur yang mudah menguap dan berbau tidak enak. Umumnya kontrol plak dilakukan secara mekanis seperti menyikat gigi dan Dental Flossing. Namun cara tersebut seringkali tidak dilakukan dengan baik oleh kebanyakan orang. Hal ini disebabkan karena kurangnya keterampilan kontrol plak yang baik dan motivasi untuk menjaga kebersihan rongga mulut. Penggunaan obat kumur menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mengatasi terjadinya penyakit rongga mulut.

Penyebab

1.      Makanan atau Minuman

Makanan dengan bau yang kuat dapat menyebabkan bau mulut seperti bawang merah, bawang putih, keju, ikan, dan makanan pedas. Makanan-makanan tersebut mengandung zat berbau yang terserap saluran pencernaan, masuk ke aliran darah, dan keluar bersama napas.

2.      Kebersihan Mulut yang Tidak Terjaga

Kebiasaan jarang menyikat gigi, terutama pada seseorang yang menggunakan gigi palsu atau kawat gigi, dapat menyebabkan sisa makanan dalam mulut membusuk atau membentuk plak gigi. Kondisi tersebut membuat napas menjadi bau.

3.      Pola Makan

Pola makan yang rendah karbohidrat dapat menimbulkan bau mulut. Ketika kekurangan karbohidrat sebagai sumber energi dalam tubuh maka tubuh akan membakar lemak untuk memperoleh energi. Proses tersebut dapat menimbulkan aroma napas yang asam dari mulut.

4.      Infeksi pada Mulut

Beberapa kondisi seperti gigi berlubang, radang gusi (Gingivitis), sariawan dapat menimbulkan bau mulut. Selain itu luka bekas bedah di mulut maupun gigi palsu yang longgar maupun tidak terpasang dengan baik, juga dapat menyebabkan infeksi yang menimbulkan bau mulut.

5.      Mulut Kering

Ketika keadaan mulut kering seperti kurang minum, produksi air liur berkurang. Mengakibatkan bakteri dan sisa makanan lebih mudah menumpuk dan menimbulkan bau mulut.

6.      Kebiasaan Merokok dan Mengonsumsi Minuman Beralkohol

Merokok, mengonsumsi minum-minuman beralkohol membuat mulut kering sehingga mudah bau, juga tembakau pada rokok meninggalkan zat yang mengendap di mulut sehingga aroma menjadi tidak sedap.

7.      Kondisi Kesehatan

Seseorang mengalami penyakit tertentu seperti sakit tenggorokan, flu, amandel, penyakit asam lambung, dan sinusitis.

8.      Obat-obatan

Obat-obatan tertentu seperti diueretik, antidepresan, antihistamin menimbulkan efek yaitu mulut kering yang menyebabkan bau mulut.

9.      Kehamilan

Pada saat hamil mengalami mual, muntah adalah merupakan penyebab bau mulut, juga dapat terjadi akibat perubahan hormon.

Gejala

1.       Sering merasa tidak enak dalam mulut.

2.       Orang lain berkomentar tentang bau nafas, kemudian menawarkan sejenis permen atau obat penyedap bau napas.

3.       Tanpa sadar, penderita halitosis sering menggunakan produk penghilang bau mulut, penyegar napas atau semacamnya.

4.       Orang lain tidak mau berdekatan saat berbicara.

5.       Penderita halitosis merasakan mulut kering atau air liur lebih kental daripada biasanya.

Apa yang Meningkatkan Risiko Mengalami Halitosis?

1.       Orang lanjut usia.

2.       Kurang minum air putih.

3.       Makan makanan yang punya aroma kuat, seperti durian, bawang putih, petai, jengkol.

4.       Jarang sikat dan flossing.

5.       Perokok aktif

6.       Sedang minum obat alergi, obat tekanan darah, obat anti-depresan.

7.       Punya riwayat medis tertentu seperti Diabetes dan gangguan pada hati serta ginjal.

Pemeriksaan

Halitosis atau bau mulut dapat hilang sendirinya jika mengubah kebiasaan membersihkan mulut Anda. Seperti lebih sering menggosok gigi, menjaga kesehatan gusi dan lidah, menggunakan Dental Floss dan minum lebih banyak air. Jika situasi tidak membaik, mungkin harus mengunjungi dokter gigi untuk mengetahui apa yang terjadi. Dokter akan membantu memilih penanganan yang paling sesuai. Jika napas tak sedap muncul karena kondisi medis, mengobati penyebabnya mungkin akan menghilangkan napas tak sedapnya. Dokter gigi mungkin akan memberikan obat kumur anti bakteri untuk mengurangi dampaknya.

Cara Mengatasi Bau Mulut

1.    Jika disebabkan infeksi / penyakit gigi dan mulut maka lakukan pengobatan dan perawatan gigi dan mulut.

2.    Membiasakan mengunyah permen atau permen karet tanpa mengandung gula untuk meningkatkan produksi air liur. Kita ketahui bahwa air liur adalah obat kumur pembersih mulut alami dengan kandungan antibiotik yang dapat mengatasi jumlah bakteri mulut. Beberapa orang bahkan melakukannya dengan menghisap pipi atau lidahnya sendiri.

3.    Jika produksi air liur menurun, pertahankan kelembaban mulut dengan meminum air delapan gelas perhari. Pertahankan air dalam mulut selama mungkin (minimum 20 detik) dan kumur sebentar sebelum dikeluarkan. Semakin lama air berada dalam mulut semakin baik.

4.    Kekurangan vitamin C merupakan salah satu faktor penyebab bau mulut. Bagi para perokok dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin C secara rutin karena nikotin merusak kandungan vitamin C dalam tubuh. Bagi penderita bau mulut yang parah, lebih baik menghilangkan kebiasaan merokok.

5.    Bersihkan gigi dan lidah menggunakan pasta gigi dengan baking soda.

6.    Gunakan Water Pik (penyemprot air khusus gigi) yang dapat melepaskan sisa kotoran di sela-sela gigi.

7.    Gunakan obat kumur yang mengandung bahan penetral bau mulut seperti Cetylperidinium Chloride (CPC), Zinc Chloride, atau Chlorhexidine.

Tiga jenis pencuci mulut yang dapat berfungsi untuk mengurangi bau nafas tidak sedap.

1.    Penyegar

Terdiri dari mint atau kayu manis dan hanya sebagai pelindung bau nafas yang tidak sedap untuk sementara waktu.

2.    Obat Pencuci Mulut

Bahan-bahan ini mengandung MentholAsam BenzoidThymolEucalyptol, dan alkohol. Bahan tersebut dapat membunuh bakteri dan menghentikan bau tidak sedap selama beberapa jam. Beberapa produk lain mengandung Sodium Fluor, gabungan Chlorhexidine dapat mengurangi terbentuknya plak. Juga dapat mengurangi kerusakan gigi dan mencegah permasalahan nafas yang berbau tidak sedap.

3.    Pencuci Mulut Anti-Mikroba

Bahan ini mengandung Glusonet Chlorhexidine sebagai bahan ramuan yang aktif. Pencuci mulut lainnya mengandung Iodine Providone. Pencuci mulut yang mengandung Sodium Fluor hendaknya digunakan sesuai anjuran karena penggunaan yang terlalu lama akan memusnahkan bakteri-bakteri baik dan juga bakteri-bakteri yang membahayakan. Bahan pencuci mulut tersebut bisa membahayakan lapisan mulut, bisa terjadi gusi terasa sakit. Bila gusi terasa sakit, segera hubungi dokter gigi.

Pencegahan

1.      Menggosok gigi dan lidah secara teratur terutama setiap kali habis makan adalah salah satu cara termudah dalam memelihara kebersihan mulut. Cara lainnya adalah melakukan pembersihan karang gigi secara berkala. Kemudian berkumur-kumur menggunakan cairan penyegar mulut (mouthwash). Hal tersebut secara mekanis dapat membantu mengeluarkan kotoran yang terjebak di sela sela gigi.

2.      Minumlah air putih sebanyak 8-10 gelas sehari, tujuannya untuk menjaga gusi selalu basah dan metabolisme tubuh tetap stabil.

3.      Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan, terutama apel, wortel, dan buah pir.

4.      Mengubah kebiasaan buruk, seperti merokok dan minum alkohol. Merokok dapat memperburuk status kebersihan mulut sehingga dapat memicu terjadinya radang gusi. Alkohol dapat mengurangi produksi air ludah sehingga mengiritasi jaringan mulut yang akhirnya semakin memperparah bau mulut.

 

Referensi :

Goma Saputra Dwi Iqra. 2017. Pengaruh Obat Kumur Daun Sirih terhadap Penurunan Kadar Volatile Sulfure Compounds (VSC) pada Pasien Ortodontik dan Non Ortodontik. Skripsi bagian Ortodonsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar.

Adnyani Putu Ni, Artawa Budi Made I. 2016. Pengaruh Penyakit Gigi dan Mulut terhadap Halitosis. Tenaga Laboratorium JKG Poltekkes Denpasar, Dosen JKG Poltekkes Denpasar. Jurnal Kesehatan Gigi Volume 4 Nomer 1.