Apa Itu Gagap atau Stuttering

Sering kita melihat tayangan hiburan lawak di televisi yang dimainkan oleh beberapa komedian yang saling melempar lelucon agar memancing tawa penonton. Namun ada seorang komedian yang menarik perhatian kita, dengan kepandaian akting yang dimilikinya, nampak sekali kepayahannya saat hendak mengucapkan sebuah kata. Muncul pengulangan ataupun perpanjangan bunyi/suku kata dalam bicaranya. Kebanyakan dari kita yang melihat tingkah komedian itu akan tertawa terbahak-bahak. Membayangkan komedian tersebut hendak berbicara saja sudah membuat kita tertawa.

Namun apakah tawa itu juga akan muncul bila sekiranya kita mendapati teman/saudara yang mengalami kesulitan serupa saat berbicara? Mungkin malah kita merasa kasian ketika melihat mereka tidak lancar ketika berbicara.

Pengertian kelancaran bicara dan ketidaklancaran bicara (fluensi dan disfluensi)

Kelancaran bicara mengacu pada kontinuitas, kefasihan, kecepatan, dan usaha dalam berbicara. Semua orang pada saat berbicara terkadang memang tidak lancar. Muncul keragu-raguan saat berbicara, penggunaan kata “uh” atau “em”, mengulangi kata atau frasa. Dan untuk mengetahui apakah seseorang termasuk mengalami gangguan kelancaran bicara, maka akan dilakukan skrining atas dugaan tersebut sebagai bagian dari penilaian bahasa bicara secara komprehensif. Tujuan dari skrining adalah untuk mengidentifikasi individu yang membutuhkan penilaian bahasa bicara lebih lanjut dan pemeriksaan lanjutan.

Menurut American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), 1993, gangguan kelancaran bicara/disfluensi adalah gangguan berbicara yang ditandai dengan hambatan dalam kecepatan, irama dan ketidaklancaran tipikal (berupa pengulangan bunyi, suku kata, kata, dan frasa, pemanjangan bunyi dan blok). Yang juga dapat disertai dengan ketegangan yang berlebihan, menghindari percakapan dan muncul perilaku sekunder. Penderita disfluensi juga sering mengalami dampak psikologis, emosional, sosial dan fungsional akibat gangguan komunikasi mereka.

Mengenal Gagap/Stuttering

Istilah awam bagi gangguan kelancaran bicara adalah Gagap, atau Stuttering dalam dunia medis. Gagap merupakan gangguan kelancaran bicara yang paling umum, dikarakteristikkan sebagai berikut:

  • Pengulangan bunyi, suku kata, monosilabel (“Ada b-b-bola”, “gas-gas-gas elpiji”)
  • Perpanjangan konsonan (“Sssssssaya mau!”)
  • Blok (ketidakmampuan untuk mulai bersuara)
  • Mengucapkan kata secara tegang dan berlebihan

Yang juga perlu diperhatikan adalah munculnya perilaku sekunder saat berbicara berupa:

  • Gerakan menganggukkan kepala
  • Mengetuk kaki
  • Mengepalkan tangan
  • Meringiskan wajah
  • Mengedipkan mata
  • Mengencangkan rahang
  • Membuat suara-suara di tenggorokan

Perilaku sekunder ini muncul sebagai kompensasi untuk menghentikan atau menghindari kegagapan, namun seringkali tidak berhasil. Disfluensi ini dapat memengaruhi kecepatan dan ritme bicara penderita.

Anak-anak dan orang dewasa yang gagap juga sering mengalami konsekuensi psikologis, emosional, sosial, dan fungsional terhadap kegagapan (kecemasan, rasa malu, rendah diri). Pasien akan berambah parah kegagapannya apabila muncul tekanan untuk berkomunikasi (berbicara di depan umum, saat telepon/video). Akibatnya mereka mungkin akan lebih jarang berbicara untuk menghindari ketidaklancaran, dan mereka mungkin menghindari situasi sosial tertentu. Orang yang gagap juga mungkin memiliki masalah bahasa ekspresif karena kecenderungannya untuk menghindari percakapan dan berbicara dengan singkat. Sehingga kompleksitas linguistiknya juga akan rendah.

Penyebab gagap

Penyebab gagap diantaranya karena faktor genetik dan neurofisiologis. Gagap biasanya berkembang sejak masa kanak-kanak. Sekitar 95% anak yang gagap di mulai sebelum mereka berusia 4 tahun. Anak laki-laki berisiko 4 kali lebih tinggi mengalami gagap terus-menerus dibandingkan anak perempuan.

Pemeriksaan gagap

Seseorang yang diduga mengalami gangguan kelancaran bicara akan di rujuk ke terapis wicara untuk dilakukan skrining, pemeriksaan, diagnosa dan pemberian terapi atas kesulitan kelancaran bicaranya berdasarkan tanda gejala yang sudah disebutkan diatas.

Dan harapan kedepannya adalah bila kita bertemu dengan penderita gagap, tidak lagi menganggapnya lucu dan mentertawakan saat mendengar mereka berbicara. Karena sungguh menjadi gagap bukan perkara yang mudah bagi mereka.

 

Referensi:

https://www.asha.org/practice-portal/clinical-topics/fluency-disorders/

https://www.stutteringhelp.org/sites/default/files/pictures/thoughtsofastuttererlogo.jpg

http://www.surya.ac.id/upload/Article/2tnd8tb0ivbdv6ga29vgc6ou60.jpg

https://awsimages.detik.net.id/content/2009/12/14/770/gagap.jpg

https://e7.pngegg.com/pngimages/423/224/png-clipart-education-blackboard-child-graphy-child-child-photography-thumbnail.png