Apa Itu Eksoftalmus

Kondisi mata menonjol yang terlihat seperti melotot dapat menunjukkan suatu kondisi kesehatan yang serius. Kondisi mata menonjol harus diwaspadai dan segera diperiksakan, karena kondisi seperti itu jika dibiarkan bisa menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan. Kondisi mata menonjol seperti orang melotot dalam bidang kedokteran mata disebut sebagai proptosis atau eksoftalmus. Proptosis dan eksoftalmus memiliki sedikit perbedaan. Eksoftalmus adalah kondisi di mana bola mata menonjol ke luar secara abnormal, sehingga mata tampak seperti melotot. Kondisi ini bisa terjadi pada salah satu mata maupun kedua mata, dan paling sering disebabkan oleh kelebihan hormon tiroid. Sedangkan, proptosis yaitu mata menonjol yang arahnya berbeda bisa kiri bawah atau kanan atas karena adanya suatu hal yang mendorong bola mata ke arah sebaliknya. Pada mata menonjol bisa jadi bagian yang hitam atau kornea sudah terlihat lingkaran secara utuh karena saking bola matanya terdorong ke depan. Selain penyakit tiroid, eksoftalmus pada orang dewasa dapat disebabkan oleh cedera dan tumor di rongga mata. Sementara pada anak-anak, eksoftalmus paling sering disebabkan oleh selulitis orbita. Eksoftalmus atau proptosis membuat mata sulit berkedip sehingga mengakibatkan kornea mata tidak dapat terlumasi dengan baik. Jika tidak tertangani, eksoftalmus dapat menyebabkan komplikasi berupa luka di kornea, penurunan ketajaman penglihatan, hingga kebutaan.

Penyebab Eksoftalmus

Eksoftalmus terjadi karena adanya pembengkakan di isi rongga mata atau akibat ada tumor di dalam rongga mata. Pembengkakan isi rongga mata paling sering disebabkan oleh penyakit Grave, yaitu penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid. Penyakit ini menyebabkan kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid secara berlebihan (hipertiroidisme).

Selain penyakit Grave, eksoftalmus juga dapat disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain, seperti :

1.      Glaukoma kongenital

2.      Selulitis orbita

3.      Tumor di rongga mata, misalnya neuroblastoma di mata atau sarkoma mata.

4.      Cedera pada mata, terutama jika cedera tersebut menyebabkan perdarahan di dalam rongga mata.

Gejala Eksoftalmus

Gejala utama eksoftalmus adalah penonjolan pada satu atau kedua bola mata sehingga terlihat penderita seperti melotot. Selain itu, penderita eksoftalmus juga bisa mengalami gejala berupa :

1.      Tekanan atau rasa sakit di mata.

2.      Kelopak mata membengkak.

3.      Sulit menggerakkan bola mata atau berkedip.

4.      Mata kering, merah, atau berair.

5.      Rasa seperti ada yang mengganjal ketika menggerakkan mata.

6.      Mata sensitif terhadap cahaya.

7.      Penglihatan kabur atau penglihatan ganda.

Pemeriksaan Eksoftalmus

Dokter akan melakukan pemeriksaan menggunakan slit lamp (lampu celah). Pemeriksaan ini dilakukan dengan memeriksa struktur mata bagian depan, untuk mendeteksi adanya kelainan. Selain itu, dokter akan menilai gerakan bola mata. Jika dokter mencurigai eksoftalmus terjadi karena penyakit tiroid, dokter juga akan meraba leher pasien untuk memeriksa kelenjar tiroid.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti :

1.      Exophtalmometry, untuk mengukur seberapa jauh bola mata keluar dari rongga mata.

2.      Tes darah, untuk mengukur kadar hormon tiroid dan tanda-tanda infeksi.

3.      CT scan dan MRI mata, untuk melihat tumor, kerusakan di mata, atau pembengkakan di dalam rongga mata.

Penanganan Eksoftalmus

Pengobatan eksoftalmus bertujuan untuk meredakan gejala dan mengatasi penyebab yang mendasarinya. Dokter dapat memberikan suntik kortikosteroid atau obat tetes mata untuk mengurangi peradangan. Obat tetes mata juga bisa diberikan untuk mengatasi mata kering.

Pasien juga akan disarankan untuk mengenakan kacamata hitam, untuk melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet dan polutan yang dapat mengiritasi mata.

Jika eksoftalmus disebabkan oleh penyakit tiroid, dokter dapat memberikan obat-obatan. Dokter juga dapat menyarankan terapi radiasi dan operasi pengangkatan sebagian atau seluruh tiroid.

Sementara jika eksoftalmus disebabkan oleh tumor, operasi pengangkatan tumor, radioterapi, kemoterapi, atau imunoterapi, juga dapat dilakukan oleh dokter.

Selain memberikan pengobatan, dokter akan menyarankan pasien yang merokok untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Hal ini karena rokok dapat mengurangi efektivitas pengobatan eksoftalmus.

Komplikasi Eksoftalmus

Eksoftalmus yang tidak diobati dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut :

1.      Penglihatan ganda yang permanen.

2.      Kerusakan kornea akibat tidak dapat mengedip.

3.      Kerusakan saraf mata.

4.      Buta

Pencegahan Eksoftalmus

Beberapa upaya yang dapat Anda lakukan untuk mencegah eksoftalmus adalah :

1.      Menjalani kontrol dan berobat rutin jika menderita penyakit tiroid atau penyakit autoimun lainnya.

2.      Menjalani pemeriksaan mata rutin 1-2 tahun sekali.

3.      Berhenti merokok

4.      Menjalani pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah infeksi.

5.      Memeriksakan gigi secara rutin, untuk mencegah infeksi yang dapat menyebar dan menjadi selulitis orbita.

 

Referensi :

Susi Fatmariyanti. 2022. Mengenal Proptosis (Eksoftalmus), Kondisi Mata Menonjol yang Tidak Biasa. Jurnal Kesehatan Universitas Airlangga Surabaya.

Liu, W., et al. 2019. The Cerebellum Posterior Lobe Associates with the Exophthalmos of Primary Hyperthyroidism : A Resting-State fMRI Study. International Journal of Endocrinology.

National Health Service UK. 2022. Health A to Z. Bulging Eyes (Exophthalmos).

National Institute of Health. 2022. National Library of Medicine. Exophthalmos.

Cleveland Clinic. 2021. Disease & Conditions. Bulging Eyes (Proptosis).

Healthline. 2021. Understanding Proptosis and What to Do About It.