Apa itu Diabetes Tipe 1

Diabetes merupakan kondisi dimana tubuh tidak dapat memproses suatu jenis gula yang disebut glukosa. Tubuh memecah gula untuk mendapatkan energi. Pada diabetes, tubuh kesulitan menggunakan gula untuk energi. Ada tiga jenis diabetes: tipe 1, tipe 2 dan gestasional. Diabetes tipe 1 sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda, namun diabetes tipe 1 bisa dimulai pada segala usia. Glukosa adalah sejenis gula yang diserap ke dalam aliran darah saat mencerna makanan. Ketika jumlah glukosa dalam darah meningkat, kelompok sel khusus di pankreas yang disebut sel beta membuat hormon insulin yang memungkinkan glukosa berpindah ke sel tubuh untuk membantu organ tubuh berfungsi normal. Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta penghasil insulin. Sehingga glukosa tidak dapat masuk ke sel dan menumpuk di darah, sehingga membuat kerusakan sel.

Beberapa gejala diabetes tipe 1 adalah: (1) Sering buang air kecil, (2) Sering merasa haus, (3) Sering merasa kelaparan, (4) Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, (5) Kelelahan, dan (6) Penglihatan kabur. Pengecekkan gula darah dilakukan untuk memastikan diagnosis. Kadar glukosa darah normal antara 70 dan 99 miligram per desiliter. Jika tes glukosa darah puasa menunjukkan angka 126 miligram per desiliter atau lebih tinggi pada dua kali pemeriksaan, maka diagnosis diabetes dapat ditegakkan. Pemeriksaan darah A1C juga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis diabetes tipe 1. Pemeriksaan ini menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah selama tiga bulan. Kadar A1C normal adalah 5,7 persen atau lebih rendah. Hasil A1C lebih tinggi dari 5,7 persen, maka diagnosis diabetes dapat ditegakkan.

Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya: (1) Masalah mata, (2) Penyakit ginjal, (3) Kerusakan saraf, (4) Masalah pencernaan, (5) Masalah seksual, (6) Masalah gigi dan gusi, (7) Masalah kulit dan kaki, (8) Penyakit jantung dan pembuluh darah. Pengobatan diabetes tipe 1 meliputi pemantauan berkala kadar gula darah secara berkala dan A1C tiap 3 bulan. Kadar gula darah dan tekanan darah yang terkendali dapat mengurangi resiko komplikasi. Pemeriksaan rutin ke dokter mata, dokter gigi, dan perawatan kaki secara periodik direkomendasikan. Pada diabetes tipe 1, insulin merupakan pengobatan utama. Oleh karena itu, Diabetes tipe 1 merupakan permasalahan serius, konsultasi ke dokter diperlukan untuk kondisi diabetes tipe 1.

 

Referensi :

Ehrmann D, Kulzer B, Roos T, Haak T, Al-Khatib M, Hermanns N. Risk factors and prevention strategies for diabetic ketoacidosis in people with established type 1 diabetes. Lancet Diabetes Endocrinol. 2020 May;8(5):436-446. [PubMed]

Jeyam A, Colhoun H, McGurnaghan S, Blackbourn L, McDonald TJ, Palmer CNA, McKnight JA, Strachan MWJ, Patrick AW, Chalmers J, Lindsay RS, Petrie JR, Thekkepat S, Collier A, MacRury S, McKeigue PM., SDRNT1BIO Investigators. Clinical Impact of Residual C-Peptide Secretion in Type 1 Diabetes on Glycemia and Microvascular Complications. Diabetes Care. 2021 Feb;44(2):390-398. [PubMed]

Holt RIG, DeVries JH, Hess-Fischl A, Hirsch IB, Kirkman MS, Klupa T, Ludwig B, Nørgaard K, Pettus J, Renard E, Skyler JS, Snoek FJ, Weinstock RS, Peters AL. Correction to: The management of type 1 diabetes in adults. A consensus report by the American Diabetes Association (ADA) and the European Association for the Study of Diabetes (EASD). Diabetologia. 2022 Jan;65(1):255. [PMC free article] [PubMed]