Apa Itu Deep Vein Thrombosis (DVT)

Pernahkah anda mendengar istilah gangguan pembuluh darah yang dikenal dengan DVT? Deep Vein Thrombosis (DVT) merupakan kondisi terjadinya sumbatan akibat bekuan darah pada vena dalam. DVT atau trombosis vena dalam adalah penggumpalan darah pada satu atau lebih pembuluh darah vena dalam. Pada sebagian besar kasus, DVT terbentuk di pembuluh darah paha atau betis, tetapi bisa juga di pembuluh darah bagian tubuh lain seperti pada lengan atas. Pada tingkat lanjut, DVT dapat menjadi penyakit yang serius, kelemahan, bahkan kematian.

Faktor Resiko DVT

Trombosis vena dalam disebabkan oleh penyakit atau kondisi yang mencegah darah mengalir atau membeku secara normal. Beberapa faktor resiko terjadinya DVT adalah sebagai berikut :

1. Cidera pada vena, mungkin disebabkan oleh patah tulang, injury otot yang berat, bedah mayor, seperti bedah perut, area sekitar panggul dan kaki.

2. Aliran darah yang lambat, akibat imobilisasi pada kondisi pasca pembedahan, keterbatasan aktifitas misalnya pada kelemahan akibat masalah pada tulang belakang, duduk dalam jangka waktu lama terutama dengan menyilangkan kaki, kondisi paralysis atau kelumpuhan.

3. Peningkatan hormon estrogen, misalnya akibat pil KB, terapi hormonal pada kondisi pasca menepouse, kehamilan.

4. Penyakit kronik, seperti sakit jantung, paru, kanker, dan infeksi saluran pencernaan dengan ulserasi kronis

5. Faktor lain, seperti riwayat DVT or PE, riwayat keluarga adanya DVT atau PE, usia (semakin meningkat usia, resiko meningkat), obesitas, pemasangan kateter pada vena sentral, dan gangguan pembekuan darah.

Pencegahan DVT

1. Segera mobilisasikan bila memungkinkan pada pasien dengan post operasi atau pasien sakit yang terbaring di tempat tidur.

2. Jika anda memiliki faktor resiko DVT, perlu konsultasi dokter untuk pemberian terapi anti koagulan sebagai pencegahan DVT dan penggunaan stocking kompresi.

3. Jika sedang dalam perjalanan dan atau posisi duduk lama > 4 jam maka : bangunlah dan berjalan jalan setiap 1-2 jam dan gerakkan kaki secara berkala, angkat dan turunkan tumit dan jempol kaki ke lantai, kencangkan dan relaksasikan otot kaki.

4. Pertahankan berat badan ideal, hindari budaya kurang gerak, ikuti pesan dokter bila mempunyai faktor resiko.

Gejala DVT yang umum terjadi cukup bervariasi, meski terkadang DVT juga dapat terjadi tanpa gejala yang nyata. Beberapa gejalanya adalah bengkak di kaki yang sakit, nyeri pada kaki, kemerahan pada bagian yang terkena DVT. Gejala sebagai peringatan timbulnya emboli paru meliputi sesak napas, nyeri dada, batuk darah dan penurunan kesadaran.

Komplikasi DVT

Penggumpalan darah yang terjadi pada vena dalam menyebabkan sumbatan aliran  darah. Gumpalan darah bisa terlepas dan mengikuti aliran darah, kemudian menyumbat pembuluh darah arteri di paru-paru. Kondisi ini dikenal dengan istilah emboli paru. Pada emboli dengan ukuran kecil mungkin masih dapat diatasi dengan treatment yang tepat, tetapi apabila emboli berukuran besar maka akan menghambat aliran darah paru sehingga berakibat fatal. Akibatnya, penderita akan sulit bernapas, bahkan bisa mengalami kematian.

Kapan harus ke dokter?

Segera ke dokter jika mengalami gejala DVT yang telah disebutkan di atas. Jika tidak segera ditangani, gumpalan darah DVT dapat menuju ke paru-paru dan menyebabkan emboli paru yang membahayakan jiwa. Jangan sampai terlambat atau menunda bila ada keluhan dan lebih baik melakukan tindakan pencegahan sebelum terjadi gangguan kesehatan.

 

Referensi :

1. What is Venous Thromboembolism?

Content source: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities , Centers for Disease Control and Prevention

https://www.cdc.gov/ncbddd/dvt/facts.html#:~:text=Deep vein thrombosis (DVT) is,also occur in the arm. February 7, 2020

2. Deep Vein Thrombosis, dr Pittara, https://www.alodokter.com/deep-vein-thrombosis, 22 juli 2022

3. Waspadai DVT Saat Kembali dari Mudik, dr. Alvin Nursalim, SpPD, https://m.klikdokter.com/info-sehat/read/3628504/waspadai-dvt-saat-kembali-dari-mudik