Apa Itu Darah Rendah dan Perbedaan Dengan Kurang Darah

Darah rendah dan kurang darah adalah kondisi medis yang memiliki gejala yang hampir mirip tetapi sebenarnya berbeda. Tak heran jika sering kali keduanya dianggap sama.

Padahal, jika dilihat dari pengertian, penyebab dan cara mengobatinya, darah rendah dan kurang darah merupakan jenis gangguan kesehatan yang berbeda. Darah rendah disebut hipotensi, sedangkan kurang darah disebut anemia.

Sahabat MIKA, mari ketahui lebih dalam mengenai perbedaan darah rendah dan kurang darah pada artikel berikut ini.

5 Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah

Secara umum, perbedaan darah rendah dan kurang darah terletak pada kondisi atau gejala yang ditimbulkan.

Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah batas normal (90/60 mmHg). Sementara, kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan darah merah.

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai perbedaan darah rendah dan kurang darah.

1. Perbedaan Indikator

Darah rendah dapat terjadi baik sebagai suatu kondisi sendiri maupun sebagai gejala dari penyakit lain. Seperti yang telah disebutkan, seseorang dikatakan mengalami hipotensi saat tekanan darah di bawah 90/60 mmHg. Angka 90 ini menunjukan tekanan darah ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik), sementara angka 60 merupakan tekanan darah ketika jantung sedang relaksasi.

Sementara, kurang darah disebut anemia yang terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Di dalam sel darah merah terdapat hemoglobin yang merupakan protein yang berperan untuk mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh.

Ketika tubuh kekurangan sel darah merah tentu kadar Hb (hemoglobin) pun ikut berkurang. Anemia terjadi saat kadar hemoglobin termasuk kurang dari 13,5 gram/dL pada pria, atau kurang dari 12 gram/dL pada wanita.

2. Perbedaan Gejala Darah Rendah dan Kurang darah

Kemudian gejala spesifik dari darah rendah dan kurang darah juga berbeda, lho, Sahabat MIKA!

Meski begitu, yang perlu diingat selama gejalanya tidak berlangsung lama dan tergolong ringan, maka baik anemia maupun darah rendah biasanya tidak berbahaya. Berikut ini penjelasan ciri-ciri darah rendah dan kurang darah:

Gejala Darah Rendah 

Masing-masing penderita hipotensi bisa mengalami gejala yang berbeda tergantung tingkat keparahannya. Gejala ini paling umum terjadi karena otak tidak mendapatkan aliran darah yang cukup.

Pada mulanya, anemia bisa sangat ringan sehingga Sahabat MIKA tidak menyadarinya karena tidak merasakan gejala apa pun. Tetapi, ketika anemia memburuk, gejala yang muncul juga mungkin akan terasa semakin parah.

Adapun sejumlah gejala yang dialami penderita hipotensi, di antaranya:

  • Pusing.
  • Penglihatan kabur atau terdistorsi.
  • Merasa lelah, lesu atau letih.
  • Mual.
  • Napas cepat dan pendek.
  • Kelelahan atau kelemahan.
  • Penurunan kesadaran (pingsan).
  • Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.
  • Agitasi atau perubahan perilaku yang tidak biasa lainnya (seseorang tidak bertindak seperti dirinya sendiri), depresi.

Gejala Kurang Darah (anemia)

Gejala anemia juga bervariasi tergantung apa yang menjadi pemicunya. Umumnya, gejala anemia berhubungan dengan kekurangan oksigen yang dipasok ke organ dan jaringan tubuh.

Secara umum gejala anemia dan darah rendah sama. Tetapi penderita anemia ditandai dengan kulit yang tampak pucat dan sering merasa kedinginan. Berikut sejumlah gejala anemia:

  • Kelelahan dan kelemahan.
  • Kulit, gusi, atau kuku pucat
  • Pusing, terutama saat aktif atau berdiri.
  • Sakit kepala
  • Sesak napas
  • Sering merasa kedinginan, tangan dan kaki dingin
  • Detak jantung yang sangat cepat atau tidak teratur
  • Nyeri dada
  • Pingsan

Selain itu, gejala lain yang mungkin terjadi pada beberapa jenis anemia, yaitu penyakit kuning, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran limpa atau hati, kesulitan berkonsentrasi, dan mengidam yang tidak biasa.

3. Perbedaan Penyebab Darah Rendah dan Kurang Darah 

Jika dilihat dari penyebabnya, darah rendah cenderung lebih umum dan beragam. Sementara penyebab kurang darah lebih kompleks.

Anemia yang terjadi karena kehilangan darah maupun zat besi, dapat menjadi penyebab tekanan darah rendah (hipotensi). Sementara, darah rendah sendiri tidak termasuk penyebab anemia.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini sejumlah perbedaan penyebab darah rendah dan kurang darah:

Penyebab Darah Rendah 

Tekanan darah seseorang dapat berubah-ubah, tergantung jumlah darah yang dipompa jantung dan jumlah resistensi terhadap aliran darah di arteri. Biasanya tekanan darah berada pada angka yang paling rendah di malam hari dan meningkat tajam saat bangun tidur.

Selain itu, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang mengalami darah rendah, yaitu:

  • Kehamilan, biasanya sering terjadi pada 24 minggu pertama kehamilan. Tekanan darah biasanya kembali ke tingkat sebelum hamil setelah melahirkan.
  • Gangguan jantung dan katup jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung, penyakit katup jantung, dan detak jantung yang sangat rendah (bradikardia).
  • Gangguan endokrin, yaitu penyakit yang berhubungan dengan hormon, terutama kelenjar paratiroid atau adrenal, seperti penyakit Addison, gula darah rendah (hipoglikemia) dan terkadang diabetes.
  • Dehidrasi.
  • Kehilangan darah, biasanya karena cedera atau pendarahan internal.
  • Infeksi berat (septikemia).
  • Reaksi alergi parah (anafilaksis).
  • Kurangnya nutrisi dalam makanan.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti beta blocker, obat untuk penyakit Parkinson, antidepresan tertentu, dan obat untuk disfungsi ereksi.

Penyebab Kurang Darah

Sementara itu, penyebab kurang darah (anemia) seringkali dipicu oleh penurunan produksi sel darah merah. Kondisi tertentu juga dapat meningkatkan kerusakan sel darah merah.

Penyebab umum dari anemia adalah kekurangan zat besi akibat masalah kekurangan nutrisi.

Adapun faktor risiko mengapa seseorang bisa mengalami anemia, antara lain:

  • Kurang asupan zat besi, folat, atau vitamin B-12.
  • Menderita beberapa bentuk anemia, seperti thalasemia yang bisa diturunkan
  • Kehamilan
  • Usia di atas 65 tahun
  • Perdarahan menstruasi yang berat
  • Gangguan pencernaan tertentu, seperti penyakit Crohn atau penyakit celiac
  • Menderita penyakit tertentu, seperti kanker, penyakit ginjal, penyakit hati, atau penyakit autoimun
  • Gangguan kesehatan tertentu yang terkait sumsum tulang, seperti anemia aplastik, limfoma, dan leukemia.
  • Riwayat keluarga dengan kondisi genetik tertentu.
  • Konsumsi jenis obat tertentu atau menjalani kemoterapi atau terapi radiasi untuk mengobati kanker.
  • Faktor lain seperti konsumsi alkohol yang berlebihan dan sering terpapar bahan kimia beracun.
  • Kehilangan darah, yang dapat terjadi karena kecelakaan atau cedera, operasi, persalinan, mimisan berat, dan sering donor darah

Perbedaan kurang darah dan darah rendah berikutnya dari cara mengukurnya. Bagaimana darah rendah maupun kurang darah dapat didiagnosis dilakukan dengan cara yang berbeda.

Cara Mengukur Tekanan Darah Rendah

Untuk mengukur darah rendah, dilakukan saat jantung berdetak dan saat periode istirahat di antara detak jantung. Pedoman saat ini mengidentifikasi tekanan darah normal lebih rendah dari 90/60 mmHg.

Mengukur tekanan darah yang umum  metode stetoskop tradisional. Pada metode ini melibatkan dua angka, atas (sistolik) dan bawah (diastolik), dalam mm/Hg.

Tekanan sistolik diukur saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara tekanan diastolik menunjukkan saat jantung dalam keadaan istirahat yaitu saat terjadi pengisian darah ke jantung (di antara ketukan atau detak).

Berkat kemajuan teknologi, banyak perangkat modern dapat mengukur tekanan darah secara otomatis.

Cara Mengukur Kurang Darah

Sementara, pengukuran kurang darah (anemia) dilakukan berdasarkan jumlah hemoglobin (Hb) atau protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.

Cara mengetahui kadar Hb seseorang dapat diperoleh melalui pemeriksaan darah lengkap di laboratorium medis. Seseorang disebut mengalami anemia ketika hasil pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan bahwa kadar Hb yang kurang dari 13,5 gram/dL pada pria atau kurang dari 12 gram/dL pada wanita.

5. Pengobatan Darah Rendah dan Kurang Darah  

Perbedaan terakhir dilihat dari cara mengobatinya. Jika Sahabat MIKA memiliki riwayat tekanan darah rendah tetapi tidak memiliki gejala atau hanya bergejala ringan, biasanya jarang memerlukan pengobatan.

Tetapi, darah rendah yang dipicu karena gangguan medis memerlukan penanganan medis yang disesuaikan dengan penyebabnya. Untuk mengatasi tekanan darah rendah, bisa dengan beberapa cara, yaitu:

  • Minum lebih banyak air
  • Mengonsumsi makanan yang bisa menambah darah, seperti natrium (garam), makanan atau minuman yang mengandung gula,
  • Kenakan stoking khusus kompresi yang memberikan tekanan lembut pada kaki sehingga dapat mencegah darah terkumpul pada pembuluh darah vena.
  • Obat darah rendah yang diresepkan dokter

Sementara, untuk mengatasi kurang darah (anemia) akan disesuaikan dengan penyebabnya. Misalnya, jika pemicunya adalah kekurangan zat besi, folat, dan vitamin B12, maka dapat meminum suplemen, suntik vitamin B12, serta perubahan pola makan.

Jika anemia parah, dokter akan memberikan suntikan eritropoietin. Tujuannya agar meningkatkan produksi sel darah merah di sumsum tulang. Apabila anemia terjadi karena perdarahan parah atau kadar hemoglobin yang terlampau rendah, bisa jadi Anda akan melakukan transfusi darah.

 

Sumber rujukan: 

  • Mayo Clinic. 2022. Low blood pressure (hypotension)  
  • Healthline. 2021. What Is Anemia?  
  • Cleveland Clinic. 2022. Low Blood Pressure (Hypotension)