Apa itu Anemia Defisiensi Besi? Penyebab, Gejala, & Cara Mengobatinya

Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang paling umum terjadi. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi, sehingga jumlah sel darah merah mengalami penurunan. Di sisi lain, zat besi merupakan mineral penting bagi tubuh yang berguna untuk menghasilkan hemoglobin, yaitu salah satu komponen sel darah merah.

 

Lantas, apa yang menyebabkan seseorang kekurangan zat besi dan terkena anemia? Mari ketahui penjelasan lengkapnya berikut ini.

 

Apa itu Anemia Defisiensi Besi?

 

Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi. Padahal, zat besi berperan penting dalam pembentukan hemoglobin, yaitu protein yang berfungsi untuk mengangkut dan mendistribusikan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

 

Apabila asupan zat besi tidak tercukupi, tubuh akan kesulitan bahkan tidak bisa memproduksi jumlah hemoglobin yang dibutuhkan. Kurangnya produksi hemoglobin akan menyebabkan pasokan oksigen dalam darah berkurang, yang menyebabkan tubuh kekurangan oksigen.

 

Kurangnya asupan oksigen menyebabkan penderita penyakit ini mudah merasa lelah, lemas, dan sesak napas. Sedangkan pada ibu hamil, kondisi ini berpotensi mengganggu tumbuh kembang janin, meningkatkan risiko kelahiran prematur, hingga kematian ibu dan anak.

 

Jenis anemia ini pun sering kali terjadi pada kelompok usia tertentu, yaitu:

 

  • Bayi usia 6–12 bulan yang tidak mendapatkan cukup asupan zat besi dari ASI atau susu formula.
  • Anak-anak usia 1–2 tahun yang mengonsumsi banyak susu sapi dan tidak mendapatkan asupan zat besi yang adekuat.
  • Usia remaja. Pasalnya, proses pertumbuhan saat remaja sering kali menghabiskan cadangan zat besi lebih cepat, sehingga lebih berpotensi mengalami kekurangan zat besi.
  • Lansia di atas usia 65 tahun. Hal ini disebabkan karena lansia cenderung makan lebih sedikit sehingga tidak mendapatkan asupan zat besi yang cukup.
  • Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti gangguan autoimun atau gangguan sumsum tulang belakang.

 

Penyebab Anemia Defisiensi Besi

 

Pada dasarnya, anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Namun, penyebabnya sendiri berbeda-beda, tergantung dari jenisnya. Pada anemia defisiensi besi, rendahnya sel darah merah disebabkan oleh berkurangnya produksi hemoglobin akibat asupan zat besi yang tidak tercukupi.

 

Adapun beberapa faktor penyebab dari kekurangan zat besi adalah:

 

  • Ketidakmampuan tubuh menyerap zat besi.
  • Kekurangan darah.
  • Tidak mendapatkan zat besi yang cukup dari makanan yang dikonsumsi.
  • Sedang hamil sehingga kebutuhan akan zat besi meningkat.
  • Menderita gagal ginjal kronis.

 

Gejala Anemia Defisiensi Besi

 

Gejala anemia defisiensi zat besi biasanya berkembang dari waktu ke waktu, dimulai dari gejala ringan hingga gejala berat yang memburuk apabila tidak segera mendapatkan penanganan. Adapun sejumlah gejala anemia akibat kekurangan zat besi adalah:

 

  • Sulit berkonsentrasi.
  • Lemas.
  • Tangan dan kaki terasa dingin.
  • Kelelahan.
  • Sesak napas.
  • Kuku rapuh.
  • Muncul retakan di sudut mulut.
  • Pusing.
  • Nyeri dada.
  • Nyeri kepala.
  • Kulit pucat.
  • Peradangan dan nyeri pada lidah.
  • Penurunan nafsu makan.

 

Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

 

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Selanjutnya, dokter akan menyarankan sejumlah pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis, seperti:

 

  • Melakukan pemeriksaan sel darah merah di bawah mikroskop. Jika seseorang menderita jenis anemia ini, sel darah akan terlihat pucat dan lebih kecil dari biasanya.
  • Mengukur kadar zat besi dalam darah.
  • Mengukur jumlah transferin dalam darah. Transferin adalah protein yang mengangkut zat besi.
  • Mengukur jumlah ferritin dalam darah. Ferritin adalah protein yang menyimpan zat besi.
  • Kolonoskopi, untuk memeriksa apakah terdapat perdarahan pada usus bagian bawah.
  • Endoskopi, untuk memeriksa adanya perdarahan pada saluran cerna.
  • USG (ultrasonografi), dilakukan jika wanita mengalami anemia akibat perdarahan menstruasi berlebih. Melalui USG, dokter dapat memeriksa kemungkinan fibroid rahim pada wanita.

 

Komplikasi Anemia Defisiensi Besi

 

Apabila dibiarkan dalam waktu lama, beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat jenis anemia ini adalah sebagai berikut:

 

  • Gangguan pada kehamilan, yang meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
  • Masalah jantung, seperti pembesaran jantung dan gagal jantung.
  • Masalah tumbuh kembang pada anak.

 

Penanganan Anemia Defisiensi Besi

 

Sejumlah pilihan pengobatan untuk mengatasi anemia defisiensi besi adalah:

 

  • Mengonsumsi suplemen zat besi. Dokter akan memberikan dosis zat besi sesuai kebutuhan dan kondisi tubuh.
  • Pemberian zat besi melalui infus apabila pasien tidak bisa menyerap zat besi dengan baik, kekurangan darah kronis, menderita penyakit ginjal, dan tidak bisa mentolerir konsumsi zat besi oral.
  • Pengobatan lainnya, seperti pemberian antibiotik, operasi pengangkatan fibroid rahim, transfusi darah, atau obat-obatan lainnya untuk mengatasi penyebab anemia defisiensi besi.

 

Cegah Anemia Defisiensi Besi dengan Makanan Sehat

 

Memenuhi asupan nutrisi dalam tubuh cukup penting dilakukan sebagai langkah pencegahan anemia defisiensi besi atau kondisi lain yang disebabkan oleh kurangnya nutrisi. Maka dari itu, pastikan Anda telah mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang setiap harinya.